03. Kita

20.7K 2.6K 600
                                    


♡vote commentnya♡

· · ────── ·1st date· ────── · ·

Kak Doyoung udah duduk di salah satu bangku panjang di kantin. Gue yang tadinya bingung mau duduk dimana, akhirnya memilih untuk duduk di sampingnya. Kalau duduk tepat di hadapannya, gue takut nanti dia risih dan kembalilah terjadi situasi
awkward.

Kak Doyoung terkekeh saat gue baru saja mendudukan diri.

"Kenapa ?"

"Enggak"

Gue mengeluarkan kotak bekal makanan dan botol minum yang selalu gue bawa. Emang biasanya kalau sarapan, gue enggak pernah makan di rumah. Makanan yang Mama masak subuh tadi biasa gue bawa ke sekolah dan makannya bareng Haechan atau Cysa sebelum mapel pertama dimulai.

"Pantes" Suara Kak Doyoung saat bicara ini terdengar seperti berbisik bercampur ngedumel.

"Apa kak ?"

Dia tidak menggubris pertanyaan gue.

"Makan, kak" Gue sebelumnya udah ngunyah satu sendok nasi. Baru nawarin karena baru sadar ada dia. Abis diem mulu, mana galak lagi. Kan jadi takut.

Dia cuma noleh, kemudian sibuk ngerogoh sakunya. Gue pikir mau ambil duit buat traktir gue Bakso atau Milo. Eh, ternyata ngambil Hp.

"Halo" Dia meletakan handphone model sumsang terbaru yang bisa dilipat itu di samping telinga kiri, kemudian beranjak dari duduknya.

Meninggalkan gue tanpa sepatah katapun. Gue sih enggak peduli-peduli banget. Cuma yah, bilang apa kek gitu sebelum pergi kaya,

"Bentar ya"

"Tunggu, angkat telfon dulu"

Atau minimal "permisi" kek atau apa gitu.

Atau mungkin ini adalah pembalasan dendamnya karena tadi sebelum se sendok nasi pertama masuk ke mulut gue, gue enggak nawarin dia dulu ?

Yaudah lah, lanjut makan aja.

Gue melirik ke arah Kak Doyoung berdiri, sudah 10 menit dia bertelfon-telfonan ria disana, enggak empeng apa kupingnya.

Sekarang di kantin udah lumayan rame, siswa/siswi disini selalu nongkrong atau sarapan dulu dikantin sebelum masuk kelas.

"Jeya" Suara panggilan yang paling gue suka setiap pagi. Suaranya manis, sama kaya orangnya.

"Hai, Esa"

"Nih" Seperti biasa, Esa selalu memberikan gue sekaleng Milo dingin. Entah dia sembunyikan di loker meja gue, atau dia selipkan di dalam tas gue. Padahal kita sekelas, kasih secara langsung kan bisa. Emang dasar Esa.

"Ternyata disini, aku cari di kelas enggak ada. Aku pikir kamu enggak masuk"

"Makasi Sa" Cuma kata ini yang bisa gue ucap, mau nolak atau nyeramahin dia untuk enggak melakukan hal ini lagi juga percuma. Esa akan selalu melakukan ini setiap paginya, bahkan di hari Minggu, dia suka nitipin sekaleng Milo ke Mama, Papa atau Abang yang dia temui dirumah gue.

"Tumben banget ke kantin dulu, biasanya langsung ke kelas"

"Iya, soalnya tadi--" Gue mengedarkan pandangan setelah tidak lagi melihat Kak Doyoung berdiri di tempat terakhir dia mengangkat telfonnya.

Gue memutuskan untuk masuk ke kelas bersama Esa. Mungkin Kak Doyoung sudah pulang sejak tadi tanpa pamit ke gue.

Gue pun tidak terlalu peduli dengan hal itu, baguslah kalau dia pergi. Gue enggak perlu bersikap sopan dan anggun seperti pesan Mama. Tapi maaf Ma, tadi Jeya kurang ajar sedikit, sedikit banget kok.

FIRST DATE | KIM DOYOUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang