Bab (4)

622 64 2
                                    

Sakura mengerang pelan, ia memijit pelipisnya yg terasa berdenyut. Baru saja Asistennya menelfon jika dia tidak bisa menggantikan peran Sakura lebih jauh, karna asistennya tersebut harus kembali ke Korea.

Disaat bersamaan pula Kakashi menelfon jika Sakura harus menghadiri rapat penting. Erangan Sakura semakin kencang, ia menjambak rambutnya dengan kesal. Kenapa harus di hari dan jam yg sama?

Sakura tiba-tiba terdiam, ia langsung mengambil kunci mobil lalu bergegas menuju suatu tempat.

---

Ditempat berbeda seseorang tengah mencambuk gadis bersurai pirang, gadis tersebut sudah memohon beberapa kali agar diampuni tetapi pria paruh baya tersebut masih saja mencambuknya dengan kencang.

"Kau berani menyentuh Cucuku sialan! Tidak cukupkah selama ini kau membuatku malu karna ulahmu hah? Sekarang kau menyiksa cucu ku hanya karna dia berpenampilan sederhana!"

Ctaarr

"Aarrgggg."

Ctaarr

"Aaarrggg.. am-pun Gr-and-pa."

Nafas Shion tercekat tetapi ia masih memohon untuk diampuni agar siksaan ini cepat berakhir.

"Jangan menyebutku dengan panggilan itu! Kau bukan cucuku! Kau hanyalah orang asing!"

Ctaaarrr

"Aaarrrggggg."

Cambukan terakhir membuat Shion tergeletak tidak berdaya, ia ambruk dilantai dengan darah yg mengalir di punggungnya walaupun hanya 25 cambukan tetap saja terasa sakit dan perih, ditambah Hasirama mencambuknya dengan sekuat tenaga.

Tsunade memandang nanar gadis yg sudah dianggap putrinya tersebut, ia tidak bisa berbuat apapun karna memang Shion bersalah. Sudah cukup selama ini ia menutupi tingkah Shion yg sudah terlewat batas, semua ulah Shion akhirnya terbongkar disaat Shion menampar Sakura dan menghina Mebuki. Tentu saja Hasirama murka, gadis itu telah menghina cucu dan anaknya.

Hasirama terdiam sambil memandang baju Shion yg semakin berwarna merah, lalu tatapannya beralih pada Tsunade yg memandang Sendu putrinya tersebut.

"Urus dia Tsunade, jika dia berbuat hal yg lebih aku tidak segan akan membunuhnya!"

"Baik Ayah."

Setelah itu Hasirama keluar dari ruangan rahasia tersebut, dan Tsunade beserta orang kepercayaannya bergegas membawa Shion ke dalam kamarnya.

Hasirama mengerang, kedua tangannya sudah mengepal, bahkan sampai wajahnya memerah karna menahan amarah, jika Hasirama melampiaskan semua emosinya pasti Shion akan mati ditangannya.

Hasirama menyeringgai. 'mati eh?' Sudah dipastikan ia akan mati jika berani mengusik kehidupan cucu Kesayangannya lagi.

Langkah Hasirama terhenti saat mendengar suara pintu utama terbuka secara kasar, dengan langkah cepat ia segera menuju ruang utama dan akan memarahi siapa pelaku tersebut.

"Ap- Sakura?"

Hasirama terkejut saat melihat Sakura yg masih tidak bergeming membuat kedua alis Hasirama mengkerut tidak suka.

"Ada apa Sweety?"

Sakura mengabaikan Hasirama yg sudah didepan wajahnya, ia melewati Hasirama begitu saja lalu mendudukan dirinya disofa dan berusaha mencari posisi yg nyaman untuk duduk. Hasirama menghela nafasnya kasar saat melihat cucu kesayangannya mengacuhkannya.

"Jadi ada apa Sweety?"

Sakura masih diam tidak bergeming, malah ia menutupi wajahnya dengan bantal yg berada di sofa. Dengan gerakan tiba-tiba Sakura mengubah posisinya langsung duduk, ia menatap kedua mata Hasirama dengan berkaca-kaca.

Why?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang