Bab (10)

522 49 2
                                    

Sizune tersenyum senang saat tuannya kembali sadar, ia berkali-kali mengucap Syukur dan terimakasih kepada Tuhan karna telah mengabulkan do'a nya tersebut.

"Sizune."

Sizune terkesiap, ia menatap netra milik tuannya dengan gugup. "y-ya tuan."

Kizashi tertawa pelan. "Santai saja, aku tau kau senang karna aku telah sadar bukan." Ucap Kizashi.

Sizune tidak bisa menyembunyikan wajah bahagianya, ia mengangguk dengan semangat membuat Kizashi kembali tertawa pelan.

"Maaf merepotkanmu Sizune, ah ngomong-ngomong berapa lama aku koma dan bagaimana keadaan istriku?"

Wajah Sizune langsung berubah, ia menatap sendu tuan nya tersebut. "Maaf tuan. Nyonya Jukyung tidak selamat dan anda koma selama hampir 1 tahun." Ungkap Sizune.

Kizashi tersentak kaget, nafasnya semakin memberat dan kepalanya pusing. Ujung matanya mengeluarkan liquid bening lalu Kizashi terisak lirih.

Sizune menatap Sendu tuannya tersebut, ia tidak bermaksud membuat tuannya sedih hanya saja tidak baik menyimpan ini lebih lama dari tuannya.

"T-tuan, nona Sakura sangatlah cerdas. Ia yg mengendalikan perusahaan saat anda koma." Ungkap Sizune berusaha mengalihkan pembicaraan.

Kizashi berhenti terisak, ia mengusap air matanya dengan kasar lalu menatap Sizune dengan tatapan antusias.

"Benarkah?"

Sizune mangangguk dengan semangat. "Nona juga memegang alih perusahaan Senju, hanya saja Nona Sakura akan memberikannya pada Kakashi jika Nona Sakura tengah terdesak. Dan Tuan keuangan Bighit juga meningkat pesat berkat Nona Sakura, nona juga memberikan para member untuk berlibur dan bebas melakukan apapun selagi berlibur." Ungkap Sizune.

Kizashi tersenyum tulus, ia bangga sekaligus terharu. Putri kecilnya sekarang telah dewasa dan telah bisa memimpin 2 perusahaan sekaligus.

"Bagaimana dengan Taehyung?"

"Tuan muda Taehyung juga melakukan tugas nya dengan baik tuan, tuan muda mengawasi mereka dari dalam agar tidak ada seseorang yg berniat jahat kepada perusahaan dan kepada nona Sakura."

Kizashi tengangguk, ia tidak bisa menghilangkan senyumannya karna ia bangga terhadap kedua anaknya tersebut.

"Kalian membuatku bangga. Nak"

---

Obito menatap jengah pada sekumpulan pria dan gadis yg tengah bertengkar hanya karna pendapat.

"Ada apa dengan kalian?" Tanya Obito malas, ia duduk disebelah Ino.

"Sakura pergi Obito-nii." Ungkap Hinata dengan wajah sendu.

Obito menatap bingung sekumpulan remaja dihadapannya. "Sakura? Siapa dia?" Tanya Obito sambil menatap wajah mereka satu persatu.

"Dia sahabat baru kami, dia baru sekolah beberapa hari lalu ia cuti. Ini semua pasti karna Shion!" Ucap Ino kesal.

"Shion? Senju Shion?" Ungkap Obito penasaran.

Semua remaja itu mengangguk terkecuali Sai yg malah tersenyum sambil menatap Obito. "Aku rasa karna Sasuke Obito-nii." Ungkap Sai.

Obito langsung menatap Sai dan Sasuke bergantian, "benar begitu Sasuke?" Tanya Obito.

Sasuke menghela nafasnya kasar, ia diam saja sambil menatap Obito. "Bukan begitu Obito-nii." Ucap Shikamaru

Sasuke mendengus saat ia hendak berbicara namun dipotong oleh Shikamaru. Obito menaikan sebelah alisnya lalu memandang Shikamaru. Shikamaru menelan ludahnya dengan gugup tatapan Obito benar² membuatnya terintimidasi. Shikamaru menarik nafasnya pelan lalu menceritakan semuanya setelah selesai ia menghembuskannya dengan kasar.

Obito memandang para remaja itu bergantian, lalu ia terkekeh sendiri. "Masalah itu biar aku yg urus, dan kau Sasuke, pergilah dan minta maaf pada Sakura." Ucap Obito.

Mereka semua menggelengkan kepalanya membuat Obito menyergit bingung. "Maaf Obito-nii masalah Sasuke biar kami yg urus."

"Betul, lagi pula aku ingin tau siapa yg berani mengusik seorang Uchiha Sasuke."

"Jangan lupakan Senju."

Hinata tersenyum, ia setuju dengan ucapan Ino dan Tenten. Ia juga penasaran siapa yg berani mengusik seorang Uchiha dan Senju, mengingat tidak ada yg berani mengusik dua anak tersebut mengingat jika marga mereka berdua terpandang.

"Lalu minta maaf?"

Mereka saling melirik, lebih tepatnya Ino dan Tenten, sedangkan Hinata seperti tengah berfikir sesuatu.

"Kalian tau dimana rumah Sakura?" Tanya Shikamaru yg dari tadi memperhatikan gerak gerik para gadis.

Ino, Tenten dan Hinata secara kompak menggelengkan kepalanya. Hinata menunduk "kami tidak tau Marga Sakura, apalagi dengan rumahnya."

Mereka saling melirik lalu lirikan mereka berpusat pada Obito, sedangkan Obito hanya menelan ludahnya gugup.

Firasat ku tidak enak.

"Obito-nii tolong cari tau Dimana Sakura tinggal."

Tuhkan.

"Kami pamit dulu Obito-nii, Sasuke."

Sasuke mengangguk lalu bergegas masuk kedalam kamarnya sedangkan Obito mendengus.

Hah.

---

Para member tersenyum senang, kembalinya mereka dari tour membuat beberapa wartawan heboh mengerubungi para member hanya untuk memfoto dan mempertanyakan alasannya begitu singkat konser di Jepang. Dan para member lebih memilih bungkam. Mereka tidak ingin Army saling menyerang bukan. Walaupun mereka yakin jika media telah tau alasannya para member hanya konser 1 hari di Jepang.

Disisi lain Sakura tengah mendesah. Ia tengah sibuk mengamati para member dan banyak nya wartawan di luar, ia mengamati dari dalam mobil. Sebenarnya ia satu mobil dengan para member tapi melihat banyaknya wartawan ia lebih memilih berdiam terlebih dahulu.

Aku masih ingin hidup normal.

Sakura mengusap tengkuknya ia merasa merinding saat membayangkan ia tidak akan bisa hidup normal setelah berita dirinya keluar dari mobil para member lalu fans mereka akan menyerangnya dimanapun ia berada.

Hiiy!

Sakura melirik arloji ditangan kirinya, waktu sudah menunjukan pukul 4 artinya sebentar lagi akan masuk makan malam, tetapi para wartawan itu masih mengerubungi kantornya padahal para member sudah masuk kedalam perusahaannya 30 menit yg lalu.

"Haaahh.." desahnya

Sakura menyenderkan kepalanya tetapi netra nya masih sibuk menelisik beberapa wartawan yg berkeliling di luar kantornya, Emerland ya menatap awas pada satu wartawan yg tengah sibuk mengamati Bighit dan itu membuatnya risih.

Lalu ia bernafas lega karna penjaga nya menegur wartawan tersebut lalu wartawan itu lari begitu saja. Sakura melihat penjaga itu menghampiri mobilnya lalu mengetuk kaca pintu yg ia duduki.

"Ada apa?" Tanya Sakura. Ia menurunkan sedikit kaca mobil lalu ia memakai kacamata hitam dan menyembunyikan rambutnya yg mencolok. Tidak lupa ia juga memakai masker.

"Sudah aman Nona, kita bisa lewat pintu samping. Saya akan menjaga anda." Ungkapnya tegas.

Sakura mengangguk, ia mengambil tas Selempang ya lalu keluar dari mobil dengan perlahan, ia mengunci mobil nya tersebut lalu pergi bersama penjaga nya.

Sebelumnya sakura memakai topi milik Suga yg tertinggal, itu berguna untuk menutupi rambutnya yg menarik perhatian lalu ia memakai Hoodie hitam.

Cekrek.

Bos akan senang saat mendapat berita ini. Dan siapa gadis itu?"

Why?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang