Gerimis mengundang saat itu, rintiknya menggenangi ubin pemakaman yang terbuat dari batu marmer. Acara pemakaman Nyonya Muda keluarga Jin, tetap berlangsung dengan khidmat. Jin Ling menangis sejadinya banyak orang tamu menoleh padanya, namun ia tak peduli.
Hatinya sakit teramat sakit, orang yang selalu dia sayang dan menyayanginya dengan tulus telah hilang untuk kesekian kalinya di masa kelahiran kembalinya ini.
Mama mengapa waktumu bersamaku begitu singkat. Mengapa di setiap kehidupanku, aku selalu kehilangan mama dan papa. Aku butuh kalian paa....maa......, tidakkah kalian merasa kasihan padaku. Anak mu ini miskin kasih sayang 😭😭😭. Mama..... Semoga kau bahagia di sana, karena bisa bertemu papa di surga. Jin Ling pasti akan menyusul kalian suatu saat nanti lagi. Tunggu Jin Ling ya...
Prosesi pemakaman pun selesai, banyak tamu yang ingin mendekati Jin Ling hanya untuk sekedar memberikan support dan semangat namun di halangi oleh paman Jin Guang Yao dan para bodyguard nya
"Mohon maaf tuan, tuan muda kami masih belum bisa di ganggu dan dia sedang sakit, jadi kami mohon maaf jika tidak bisa memberi kalian muka di depannya, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya"
Paman Jin Guang Yao menjelaskan sambil tersenyum manis seperti dahulu kala.
Saat itu Jin Ling pun benar-benar sangat kusut, tangis dan ingusnya bahkan terus mengalir, membasahi ke dua punggung tangannya merembet ke jas hitamnya saat melepas mama nya, ke dalam liang lahat. Apalagi kakinya yang masih lemah belum bisa bertumpu.
"Kau butuh ini? "
Tiba-tiba ada seseorang di hadapan nya, yang menawarkan sapu tangan warna biru muda dengan bordiran huruf "LS" di ujung saputangannya. Tangis Jin Ling pun tertahan dan ia mendongak ke atas, berusaha melihat siapa gerangan orang itu.
Senyum lelaki itu tersungging dengan sangat manis di bawah payung hitam miliknya, dengan salur-salur air hujan yang menetes menghias di sekitar payung itu. Jin Ling belum bisa berfikir itu siapa namin dia sudah menerima sapu tangan itu. Namun tiba-tiba laki-laki itu sudah berbalik dengan di gandeng oleh seorang wanita dan ia pun pergi menjauh.
Siapa dia, seperti pernah melihat dan seperti tidak asing
" Dan sial mengapa mataku penuh air mata sehingga aku tak bisa melihat dia secara jelas ck sial..... "
Jin Ling menyentuh dadanya, dia merasakan nyeri. Seperti ada jarum yang menusuk dadanya tiba-tiba dan nafasnya pun tercekat, sesak sekali dada ini, batinnya.
"Aakhh..... "
Jin Ling pun mengerang kesakitan dan jatuh ke lantai. Pandangannya mulai mengabur dan memutih, dia hanya bisa merasakan ada seseorang yang membalikan badannya serta mengangkat kepalanya lalu memberikan jasnya untuk di jadikan bantal dan melakukan pernafasan buatan
Tunggu, pernafasan buatan berarti ciuman tanpa sengaja!! Tanpa seijin ku!! Ciuman pertamaku, Tidaaaaaak!!
"Kyaaaaaa......... "
Jin Ling berteriak keras dan terbangun dalam kamar perawatan mewahnya. Dadanya kembang kempis, rambutnya awut-awutan dan keringat mengucur dari dahinya
"Hah... Hah.... Hanya mimpi....untung hanya mimpi. Tapi... Tapi itu terlihat nyata, bibir itu juga terlihat nyata, lembut dan hangat bahkan aku bisa merasakan bibir itu dengan nyata dan sepertinya tidak asing dan aku pernah merasakan itu tapi entah dimana....." Celetuk Jin Ling asal namun tiba-tiba ia tersadar
" Apaaa....!! Kapan aku ciuman selain cium pipi dengan mama" Ia pun menepuk jidatnya keras dan mengusapnya karena kesakitan
Jin ling mengoceh sendiri seperti orang yang kurang satu strip, di otaknya. Hingga datang lah dokter dan kedua perawatnya untuk mengecek keadaannya lalu meresepkan dia untuk melakukan fisioterapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting for you after rebirth in Plum Blossom tree (Part 3)
Fanfictionperjalanan JinLing mencari cintanya akan kah di kehidupan barunya ini dia dapat menemukan sosok malaikat pelindungnya atau dia akan kembali pada kehidupan selanjutnya untuk mencari dan mencari di mana malaikat pelindungnya itu berada JinLing akan se...