song: Natalie Taylor - Surrender
ENJOY READING
Mira terus melirik jam tangannya, sesekali ia tersenyum tipis lebih dari 4 jam Mira menunggu namun V tak kunjung datang. Ia menatap makanan dihadapannya
Ia mencoba menghubungi V namun nihil, pria itu tak membalas satu pesan pun dan tak mengangkat telfon darinya, Mira meletakan benda pipih itu dimeja, ia tersenyum miris. Mira mengetahui semuanya tentang pria tampan yang akan menjadi suaminya itu. Bahkan sebelum menemuinya ia telah kursus masak mengansah lagi kemampuannya walaupun Mira telah tau caranya sejak ia masih remaja.
Gadis itu sedikit terkekeh mengingat lagi pertemuan pertama mereka, tatap risih V masih ia simpan didalam ingatannya. Ia mengetahui pria tampan itu menyukai seseorang gadis yang anggun, rapi dan santun berbanding terbalik saat mereka bertemu hari itu dimana Mira sengaja mengenakan kaos putih berbalut jaket kulit hitam dan juga jeans tak lupa dengan tatanan rambut cepol yang sedikit berantakan.
Ia telah memperlajari semuanya namun ia berpikir untuk membuat V jatuh cinta dengan cara yang berbeda tapi sayang pemikirannya tak berjalan sebagai mestinya V tak meliriknya sama sekali terlebih jatuh cinta padanya.
Gadis lulusan Harvard University ini terbilang gadis yang sangat pintar ia lulusan terbaik 2 tahun lalu. Ia menjadi direktur utama di perusahaan ayahnya di Belanda gadis anggun nan cantik ini menjadi pujaan bagi karyawannya sendiri maupun klien namun sayang V sama sekali tak tertarik. Malam ini dengan dress putih dan rambut blondenya yang tergerai sebatas pinggang ia menatap lampu malam kota.
Melirik kesana kemari mendapati insan – insan kasmaran dibawah sana sedang tertawa sambil berjalan – jalan, Mira menarik simpul membersihkan makanan yang ia tata dimeja, meniup lilin yang telah ia pasang dan menyimpan kembali botol wine nya.
"mungkin belum saatnya V, aku ingin menunjukan siapa diriku padamu dan ini bukan saat yang tepat. Kau sendiri yang tak ingin" monolognya sambil menguncir rambut panjangnya lalu pergi dari apartemennya.
Mira berjalan menelusuri jalan yang ramai, menjajal beberapa jajanan malam, sesekali tersenyum girang kala makanan itu menggelitik lidahnya menyampaikan rasa manis, kembang gula yang ia makan memberi perasaan baik padanya.
Mata Mira terus berbinar, kakinya berlari – lari kecil, sungguh pemandangannya yang mengemaskan. Mira berakhir dengan mendudukkan dirinya di kursi
taman sambil menatap gemericik danau beberapa kali ia mengedipkan matanya lalu terkekeh. Apakah dia sedang memikirkan hal – hal lucu.? Tidak, bukan itu Mira hanya terkekeh kecil melihat kedua pasang insan disana tengah bertengkar kecil lalu sang pria membujuk wanitanya dengan cara berlutut dan merapatkan tangannya."aigoo, bukankah itu sedikit berlebihan" Mira bergumam kecil sambil menggelengkan kepalanya.
****
2 hari berlalu rasa aneh sedikit mengetuk hati V sejak malam dimana ia mendapati apartemen Mira kosong sejak itu pula ia tak melihat Mira lagi. Ia bertanya namun ia sedikit gengsi dan memilih untuk tidak ambil pusing, (kangen cie.. 🤣🤣🤣)
Tungkai panjangnya berhenti melangkah setelah melihat seorang gadis berambut blonde tengah berbincang ringan bersama ibunya, V terlihat sangat penasaraan ia berjalan mendekat namun sebelum itu Mira telah menoleh kearahnya sambil tersenyum manis. V tercekat, kakinya berhenti melangkah membiarkan gadis tadi berjalan mendekatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[VSOO] 2 Hearts
FanfictionUmur bukan alasan untuk membangun hubungan, terkadang rasa yang datang begitu cepat tanpa peringatan hinggap dihati siapapun. Tak ada hal yang lebih membahagiankan dari sebuah cerita lengkap hubungan percintaan beda usia. Namun gundah hati tak kunju...