PART 4

301 14 0
                                    

Awas banyak typo!! 😊

.

Setelahnya aku melenggang dari sana dan memutuskan untuk pergi ke tempat yang seharusnya ....

--------------------------------------------------

Saat aku berada di punggung Gaxy, rasa sedihku sangat dalam hingga manik safirku kembali berubah bewarna hijau. Aku termenung dengan pikiran dan tatapan yang kosong. Aku hanya tidak percaya bagaimana bisa orangtua berbohong kepada anaknya.

Aku benci mereka! Ya, itulah yang keluar dibenakku. Aku membenci ibu dan ayahku sendiri. Gaxy mungkin tau apa yang terlintas di pikiranku. Karena meskipun dia hewan, dia bisa menjelma menjadi manusia dan membaca pikiranku. Aku tidak peduli apakah dia tau atau tidak. Yang jelas, sekarang aku hanya perlu tau siapa orangtuaku seharusnya dan bagaimana kehidupanku yang seharusnya.

.

Hari sudah malam dan hanya cahaya dari bulan purnama yang menerangi jalanku dan Gaxy. Aku ragu, apakah dunia yang diceritakan Gaxy ini benar adanya. Sesaat kemudian, Gaxy berhenti di sebuah danau yang cukup luas dan di sebelah danau tersebut ada dua batu besar yang bentuknya menyerupai pintu. Batu itu besar dan menjulang tinggi ke atas. Aku pun turun dari punggung Gaxy dan sesaat kemudian Gaxy berubah menjadi manusia.

.

Aku hanya memandang Gaxy dengan wajah penuh pertanyaan. Namun sialnya, pegasus ini hanya tersenyum sambil menatapku.

Hewan kurang ajar, batinku.

Gaxy pun melangkah ke arah batu itu sambil meletakkan telapak tanganya di permukaan batu tersebut. Aku melihat Gaxy mengucapkan sebuah mantra tapi aku tidak begitu jelas mendengarnya. Karena ya malas saja, lagian aku tidak tau artinya.

Mataku membulat sempurna saat melihat batu besar yang dipegang Gaxy itu terbelah menjadi dua dan mengeluarkan cahaya yang sangat terang. Saking terangnya, cahanya menyilaukan mataku, astaga. Tau begini, aku membawa kacamata hitam supaya mataku gak buta.

.

"Mari Nona ikut saya kedalam." Gaxy mengulurkan tanganya kepadaku dan mengajakku masuk ke dalam. Tunggu, kedalam batu? Agak aneh, tapi ya sudahlah daripada dihantui rasa penasaran terus-menerus.
Akhirnya aku mengikuti Gaxy sambil memegang tanganya dan betapa terkejutnya aku melihat apa yang ada di depan mataku.

Fantastic! Amazing! Beautiful! Perfect place! Hanya itu yang ada di dalam pikiranku. Ini diluar akal sehat dan ini benar-benar waah! Ini yang dinamakan dunia fantasi? Apa ini benar-benar nyata?
Fantasi benar-benar ada?
Hah, ini ... GILA!

.

Di sepanjang perjalananku dengan Gaxy menuju Istana Kerajaan, aku benar-benar di buat kagum oleh pemandangan disini. Bagaimana tidak, disini waktu tidak berlaku. Di bumi mungkin sekarang malam, tapi disini justru siang dan terlihat jelas matahari menyinari dunia ini. Mataharinya pun nyata, karena aku bisa merasakan hangatnya sinar yang diberikan matahari ini.

"Nona, apa Nona senang kembali ke sini?" tanya Gaxy yang memecahkan lamunanku dan aku pun menggelengkan kepalaku agar tersadar dari ini semua.

"Ah, iya. Rasanya aku seperti kembali ke rumah Gaxy." Aku tersenyum kembali setelah sekian lama tidak pernah tersenyum. Bayangkan saja bagaimana indahnya tempat ini sampai bisa mengembalikan senyumku yang sudah lama tidak pernah muncul ini.

.

Disini sangat berbeda dengan bumi. Kalian tahu kenapa?
Pohon disini tidak semuanya berdaun hijau. Ada yang daunya ungu, pink, kuning, orange bahkan sampai warna merah. Penduduk desanya pun sangat ramah dan saling bergotong-royong. Terlihat sekali bahwa kehidupan disini sangat tentram dan sangat damai.

CRYSTALIZKA KINGDOM [ VAKUM ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang