PART 6

277 9 0
                                    

Awas typo dimana-mana!!

.

Tak lama kemudian ada seseorang yang membukakan pintu padaku.

-----------------------------------------------------------

.

Ceklek!

"Iya siapa ya?"

Hari tersial yang pernah ada dalam hidupku. Orang yang membukakan pintu untukku dan keluargaku bukanlah orang yang aku harapkan melainkan orang yang ingin aku lupakan untuk selamanya. Aku dan dia memasang raut wajah kaget bukan main dan manik safir kami sukses membulat dengan sempurna.

"A....arin?!"

"Kau....berhenti memanggil nama putriku dengan mulut kotormu itu manusia serakah!"

Bunda yang berada disampingku marah besar sesaat setelah tau siapa yang ada di hadapanya. Bola mata warna merah. Ya itu yang aku lihat di wajah Bundaku. Ia memegang es berbentuk pedang bewarna biru di tangan kanannya dan itu terlihat sangat tajam.

"Bunda jangan! Aku mohon."

"Tapi sayang dia_"

"Sudahlah Bunda. Tidak ada gunanya bertengkar sekarang. Bisa-bisa aku telat masuk sekolah."

Aku berusaha meredam amarah Bunda yang sudah memuncak. Aku memegang tangan kiri bunda dan tersenyum guna meredam amarahnya.
Aku kembali menatap tajam wanita didepanku. Aku melepas tanganku dari tangan Bunda dan masuk ke dalam rumah nenek. Saat aku berada di ambang pintu....

"Ibu, tolong minggir aku mau masuk ke rumah nenek. Jangan khawatir setelah selesai aku akan pergi. Bahkan pergi selamanya agar tidak mengganggumu."

Entah hati apa yang terdapat di dalam diriku ini. Aku berani berkata kasar pada ibuku yang bisa aku katakan dia juga yang melahirkanku. Aku berkata seperti itu sambil menatap lurus ke dalam rumah tanpa menoleh sedikitpun ke pada Ibuku yang ada di sampingku.

.

Aku pun masuk dan Kak Cleo mengikuti ku masuk ke dalam rumah nenekku. Ayah Bunda dan Gaxy pun juga masuk tanpa menghiraukan Ibuku yang menahan isak tangis di ambang pintu depan. Tak lama setelah itu....

"Ooh astaga cucuku. Kau sudah besar ya? Waah nenek rindu padamu. Ada apa kau kesini sayang? Dan siapa mereka ini?"

Nenekku yang baru saja keluar dari arah dapur menghampiri kami semua dengan raut wajah bahagia melihatku. Jujur saja, aku pergi ke rumah nenek terakhir kali saat aku berumur 10 tahun. Jadi, 7 tahun aku tidak bertemu nenek padahal rumahnya hanya berjarak sekitar 5 km saja dari rumahku yang dulu.

.

Aku pun menyambut nenek dengan fake smile sempurna milikku. Aku tidak ingin ia tahu apa yang terjadi.

"Aah nenek. Maafkan Arin ya tidak berkunjung ke rumah nenek selama ini. Aku terlalu sibuk. Dan mereka ini adalah_"

Belum selesai aku menjelaskan kepada nenek, tiba-tiba Kak Cleo menyela pembicaraanku.

"Halo nenek. Nama saya Cleo temanya Arin. Dan ini Ibu dan Ayah saya. Oh dan ini adalah kakak perempuan saya."

Hah, dia mengaku bahwa Ayah dan Bundaku adalah orangtuanya?
Pulang dari sini tinggal nama kau Kak Cleo.
Ayah, Bunda dan Gaxy hanya saling tatap mata karena bingung dengan apa yang ada di dalam fikiran kakak sepupuku ini. Sama saya juga.

"Oh iya? Waah kebetulan sekali. Nenek masak banyak. Ayo kita makan bersama."

Nenek adalah orangtua dan wajar jika dia mudah percaya dengan orang lain. Ya kalian tau lah faktor usia.
Nenek mengajakku dan keluargaku makan bersama tentu saja aku ingin makan bersama nenek. Tapi, wajah Bunda tidak mengatakan hal yang sama. Tampak Bunda membuang muka dan kesal. Daripada ada pertumpahan darah disini, aku pun mengalah dan berkata pada nenek....

CRYSTALIZKA KINGDOM [ VAKUM ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang