PART 2

373 20 1
                                    

Many mistake, so be careful :)

.

Andai aku tidak lahir di dunia ini, mungkin aku tidak akan merasakan penderitaan seperti ini ....

--------------------------------------------------

.

Hari ini adalah hari kamis dan seperti biasa aku ada jam olahraga.
Haaah, pelajaran yang paling membosankan dalam hidupku. Bagaimana tidak? harus berlari, melompat, memukul bola dan itu termasuk hal yang tidak terlalu aku suka.

"Kriiiing ... kriiiing ...."

Bel masuk sekolah berbunyi dan itu berarti aku harus masuk ke kelas bagaikan neraka itu. Sesampainya di kelas, aku langsung menuju tempat duduk milikku yang letaknya paling belakang. Tapi anehnya ketika aku ingin duduk di bangku ku, mejaku berisikan coretan dari spidol dan bangkunya juga diberi lem. Aku hanya berdiri termenung melihat apa yang terjadi dan berusaha menahan emosi agar tidak marah dan tidak menangis.

.

Ayolah Arin! Kau tidak boleh menangis, tidak boleh marah stoop! Kuatkan dirimu-jangan-menangis ....

Tiba-tiba ada sesuatu yang membasahi pipiku dan ternyata itu adalah air yang keluar dari mataku. Aku tidak ingin menangis. Tapi, rasa sedih ini terus menyelubungiku dan rasa sepi ini terus menyiksaku. Tanpa kusadari manik safirku berubah warna menjadi hijau. Aku tidak sadar bahkan tidak merasakan apa-apa.
Lalu …

.

Braaak!

Apa ini? I-ini 'kan, bukuku yang a-ada di lokerku? batinku.

"Heh Arin, lebih baik kamu pergi deh dari kelas ini. Kelas ini tidak butuh orang seperti kamu. Pembohong, pencuri, anak sok alim," ucap Fitri sambil melempar semua buku yang ada di lokerku ke mejaku yang penuh dengan coretan bertuliskan pembohong, pencuri, sok alim, sok pintar, anak miskin, dekil.

.

Hah, ya inilah kehidupanku. Aku hanya bisa memungut buku-buku milikku dan membawanya pergi keluar kelas. Saat aku ingin pergi meninggalkan kelas, dari belakang aku disiram dengan air dingin dan itu membuat seluruh baju, tas dan buku milikku basah semua.

Biadab, mereka bukan manusia! batinku. Mereka hanya tertawa seakan akan mereka menang lotre di sebuah club malam. Aku? Tentu saja aku menangis dalam diam. Mencoba kuat dan tidak putus asa. Aku mengambil langkah panjang menuju ke halaman belakang sekolah.

.

Jangan bertanya bagaimana murid lain melihatku. Karena tentu saja mereka melihatku dengan mata sinis dan bisikan demi bisikan terdengar diantara mereka. Bisikan itu menggema di sepanjang lorong kelas yang aku lewati.

.

Sesampainya di halaman belakang sekolah, aku menyandarkan tubuh ringkihku di bawah pohon besar yang rindang. Sebenarnya aku heran dengan pohon ini. Warna daun dari pohon ini tidaklah hijau layaknya dedaunan dari pohon lainya, melainkan bewarna orange agak pink. Jadi, ya kalian tau lah warnanya bagaimana.
Aku tidak terlalu menghiraukan warna daun dari pohon ini. Aku hanya bisa merenung dan meratapi nasibku. Yang bisa ku lakukan sekarang hanyalah menangis dan menangis, sampai akhirnya aku terlelap hingga masuk ke alam mimpi.

Gelap ... tempat macam apa ini?! Aku tidak bisa bernafas! Ini terlalu menyesakkan. To-toloong! A-aku tidak bisa melihat apa-apa! Kepalaku pu-pusiiing ... TOLOOOOONG!!!!!

.

"Aaaaaakh! Hah, hah, hah."

Apa itu tadi?! Tempat apa itu?! Gelap, sesak, terasa berputar. Rasanya seperti ada di ruang hampa tanpa udara. Apa yang, eh apa ini? di tanganku tiba-tiba ada sebuah batu tapi bukan batu biasa. Ini seperti ....

CRYSTALIZKA KINGDOM [ VAKUM ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang