PART 5

277 10 0
                                    

Awas ada banyak typo! 😊

.

Nggak mungkin!

--------------------------------------------------

.

Tubuhku gemetar sesaat setelah mendengar kata putriku keluar dari mulut wanita paruh baya tersebut.
Ini membingungkan diriku. Bagaimana ini semua bisa terjadi? Siapa dia? Nggak mungkin kan kalau dia itu adalah orang yang sedang aku tunggu.

.

Terlihat genangan air siap tumpah dari mata biru nan indah milik wanita itu. Raut wajahnya menunjukkan betapa senang dan bahagianya dia bertemu dengan diriku. Senyuman yang ada di wajahnya mengembang bersamaan dengan jatuhnya butiran-butiran air dari sudut matanya. Aku hanya terdiam melihat wanita itu tersenyum padaku.

.

Laki-laki dewasa yang berada di sisi wanita itu dengan mahkota yang ada di atas kepalanya itu juga mengembangkan senyumnya dan menatapku dengan tatapan penuh kebahagiaan.
Laki-laki muda yang berada di samping Gaxy juga melihatku seakan aku ini adalah orang yang dia cari setelah sekian lama. Tatapan penuh kerinduan itu terlihat sangat jelas dari mata mereka semua. Sedangkan aku? Aku hanya termenung memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. Siapa mereka? Kenapa tatapan mereka seperti itu?

.

"Si ... siapa ka ... lian?" ucapku dengan suara yang terbata-bata.

"Kau anakku. Kau adalah putriku. Putri yang seharusnya kembali saat umurmu tepat 17 tahun nak." Wanita itu menyebut aku sebagai anaknya yang harusnya kembali saat umurku tepat 17 tahun. Sedangkan umurku sekarang sudah 17 tahun lebih 8 bulan. Jadi, seharusnya aku kembali kepada mereka 8 bulan yang lalu? Aku anak mereka?

Sreet!

"Anakku ... kau kembali naaak. Bunda merindukanmu sayang. Ayah dan Bunda sudah mencarimu kemana-mana. Hiks ... hiks." Wanita yang menyebut dirinya sebagai Bundaku itu berlari dan mendaratkan pelukan hangatnya padaku serambi menangis tersedu-sedu.

.

Kedua tanganku ini begitu sangat sulit untuk membalas pelukan hangatnya. Suara tangisan yang menggema di telingaku ini bukanlah suara tangis kesedihan, tapi suara tangis bahagia dan kerinduan yang menjadi satu dan ini membuatku refleks memanggilnya ....

"Bun ... da." Kalimat yang terucap lirih dari bibir merah tipisku ini sukses membuat wanita ini menangis dengan keras dan mempererat pelukanya.

"Iya sayang ... ini Bunda nak. Orang yang seharusnya melahirkan kamu sayang. Hiks ... hiks ... maafkan Bunda nak," ucap wanita tersebut sambil menangis tersedu-sedu.

.

Tak terasa bulir-bulir air dari mataku ini jatuh dan membuat pipi dan bajuku basah. Aku menangis dengan begitu keras sambil membalas pelukan orang yang seharusnya aku panggil bunda itu dengan sangat erat.

Pemandangan mengharukan ini juga berhasil membuat Gaxy menjatuhkan air dari sudut matanya.

.

Laki-laki dewasa yang memiliki mahkota di kepalanya itu perlahan menghampiriku dan Bunda. Aku melihat dengan sangat dalam kedua manik safir berwarna merah yang ada di wajahnya itu serambi meneteskan butiran-butiran air dari mataku dan memanggilnya....

"Ayah...."

Ia hanya tersenyum manis. Kemudian ia memelukku dan Bunda secara bersamaan. Tangis kami pecah di halaman belakang Istana Kerajaan Crstyalizka ini. Aku tidak menyangka bahwa aku memang benar-benar anak dari pasangan Raja dan Ratu paling terhormat di dunia ini. Hangatnya pelukan mereka sukses membuatku nyaman.

CRYSTALIZKA KINGDOM [ VAKUM ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang