Jarak Dekat | 15

58 8 0
                                    

Mata Langit melirik ke arah ponselnya yang tergeletak tak jauh darinya. Ada sebuah pesan masuk.

Tangan Langit meraih ponsel itu, dan jantungnya serasa hampir copot saat tahu Ester baru saja mengiriminya pesan.


Personal Chat | Ester

Ester: Langit, lo lagi ngapain?

Langit: nggak ngapa-ngapain. Emang kenapa?

Ester: gue boleh nanya sesuatu, boleh?

Langit: boleh, nanya soal apa?

Ester: lo sama Marko teman dari SMP, kan yah?

Langit: iya, kami berteman

Ester: Marko itu gimana sih orangnya?

Langit: Marko itu orangnya emang udah pinter, baik

Ester: oalah, gitu yah? Emang Marko sekarang punya pacar, yah?

Langit: setau gue, belum sih

Ester: owh oke, oke. Makasih Langit. Selamat malam

Langit kembali meletakkan ponselnya. Aneh. Ester menanyakan soal Marko kepadanya. Apa...ini artinya, Ester menyukai Marko?

Iya, Langit memang tak berpengalaman soal hal seperti.ini. Tapi dari gelagat Ester, sudah bisa ia simpulkan jika gadis itu menyukai Marko.

Tapi, Langit merasa aneh, lagi. Ia sudah yakin jika ia menyukai Ester, tapi ia sama sekali tidak terusik jika gadis itu menanyakan soal Marko padanya. Namun berbeda saat ia melihat Bintang. Kala gadis itu menangis di dekatnya, Langit merasakan kesedihannya. Ia pikir dia hanya sebatas kasihan dan empati pada Bintang. Tapi makin kesini Langit malah merasakan hal aneh yang lain. Saat Bintang tertawa dan tersenyum saja, seolah-olah hal sesederhana itu menular pada Langit.

Bersama Bintang, Langit merasa bebas dan merasa menemukan tempat terpercaya. Ia tak perlu diam-diam dan bersikap kaku. Ada hal istimewa dalam diri Bintang Anindia Aprilia, yang membuat Langit Ali Asril merasa menemukan titik ternyamannya.

Langit meringis sendiri. Ia akan ke rumah Radja sekarang.

*****

"Tumben lo datang lagi kemari. Gue yakin lo mau konsul, iya ' kan?", tebal Radja saat Langit langsung menghempaskan tubuhnya di tempat tidur Radja. Tanpa ragu Langit mengangguk pelan.

"Gue bingung aja sama diri gue sendiri. Lo tau sendiri gue naksir Ester, tapi pas dia ngirim pesan ke gue buat yang pertama kali, tapi yang dia tanyain soal si Marko. Gue udah yakin kalau gue suka dia, tapi dari yang gue tahu, kalau udah suka sama seseorang, pasti bakalan ada rasa nggak suka alias cemburu. Tapi kok gue nggak, yah?"

Radja lalu ikut duduk di tempat tidurnya, pemuda itu menjentikkan jari. "Cuma ada beberapa kemungkinan, sih. Pertama, lo emang tipikal orang cuek dan nggak gampang cembokur. Kedua, lo kemungkinan maho, sih. Suka sama Ester cuma alasan biar lo nggak ketahuan. Ketiga, atau...mungkin aja lo cuma sekadar kagum."

Jarak DekatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang