Trio Sad | 12

205 20 0
                                    

Sebelum lanjut aku mau nanya dong, kalian ada yg udah nonton drama 'The King Eternal Monarch' belum?

Itu drama tahun 2020, tapi aku baru nonton hehe, lagi bucin bngt sama Oppa Minho 😍 gara-gara nonton The heirs alhasil lanjut sampe The King, padahal dulu pas direkomendasiin drama dia aku b aja, pas nonton malahh jatuh cinta, huaaaa.

Jadi aku punya kapal baru sekarang, Minho sama Kim Go-eun hihihi. Makanya agak lama update karena nonton drakor terus 😆

Tp SUMPAH pesonanya Minho bener-bener buat oleng banget 😁 Oke sampe sini aja takut kepanjangan.

Happy Reading

*****

“Sama teman SMA Papa.”

Dhifa tersenyum miris. Tadinya, ia pikir, papanya akan mengajaknya makan malam berdua, setelah sekian lama mereka tidak pernah mengobrol dan makan bersama. 

“Tumben, biasanya Papa gak pernah ngajak Dhifa makan sama temen Papa. Kirain aku Papa udah lupa kalo punya anak,” ujarnya lalu tersenyum.

David diam membeku, sebelum akhirnya kembali melanjutkan ucapannya, “Kamu, kok gitu ngomongnya. Kamu itu putri Papa, anak kesayangan Papa, Papa nggak mungkin lupa kalo punya putri secantik kamu,” ucap David.

“Oh, ya? Terus selama ini–”

“Dhifa! Papa cuma mau ngenalin kamu sama temen Papa, sekalian makan malam bareng,” potong David dan melanjutkan ajakannya. Seakan tidak mau untuk membahas hal lain.

Lagi-lagi Dhifa hanya tersenyum miris saat mendengar David memotong ucapannya. “Dhifa gak mau!” tolaknya.

“Lho! Kenapa? Kan jarang-jarang kita makan malam bareng.”

Bukan jarang tapi emang udah gak pernah–batin Dhifa. “Papa gak berniat ngejodohin aku, kan?” tanya Dhifa curiga. 

Sedetik kemudian David tertawa setelah mendengar pertanyaan itu terlontar dari putri cantiknya. “Ya gak dong, sayang. Papa gak mungkin ngejodohin kamu. Papa cuma mau ngenalin kamu sama temen Papa…”

“Pokoknya nanti jam tujuh kamu harus udah rapih ya? Papa juga udah nyuruh Bi Inah masak banyak hari ini.”

“Aku gak janji.” Akan aneh rasanya, kalau Dhifa ikut bergabung makan bersama dengan dengan teman Papanya, bisa-bisa ia mati kebosanan nanti.

“Kamu harus mau, kita, kan makannya di rumah, bukan di luar.” David mengelus surai hitam milik Dhifa dan berjalan menaiki tangga, menuju kamar utama.

Banyak pertanyaan-pertanyaan yang bersarang di pikiran Dhifa saat ini, tentang ajakan makan malam yang tiba-tiba, tentang ucapan Papanya yang ingin mengenalkannya kepada temannya, dan satu lagi. 

Tentang papanya yang rela pulang lebih awal hanya untuk memberitahunya secara langsung.

Anehnya lagi, Dhifa sekarang jadi penasaran, siapa orang yang akan diajak papanya untuk makan malam bersama. 

Semoga saja papanya tidak berbohong, untuk tidak berniat menjodohkannya. 

Kalau sampai itu terjadi. Dhifa akan melakukan segala cara untuk membatalkannya.

*****

Jika dulu Dhifa sering makan malam bersama papa dan mamanya.

Menceritakan segala hal bersama papa dan mamanya.

Maka sekarang tidak.

Semenjak kepergian mamanya tujuh tahun lalu, semua berubah. 

Tidak ada lagi makan malam bersama.

NADHIFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang