15. Nani?

4K 359 106
                                    

SEMOGA KALIAN TERHIBUR HUAAAA :') KARENA UNTUK MENDAPATKAN FEEL NYA KEMBALI SANGATLAH SUSAH. TRIMAKASIH SEMUA ✨✨✨

###






Setelah dua hari dirawat, Hinata sudah diperbolehkan untuk kembali ke rumahnya. Di sana terdapat Naruto, Shino, dan Kiba menjenguknya.

"Kau masih terlihat pucat, Hinata Chan. Apa benar kau sudah pulih?" Naruto bertanya pada Hinata yang sudah mempersiapkan pakaian kotornya ke dalam tas.

Hinata tersenyum malu. "Y-ya, N-Naruto. Aku baik-baik saja."

"Souka..."

"Ne, Hinata. Naruto memang hanya berlebihan karena mendengar luka seriusmu pagi ini," kata Kiba ternyum jahil .

"Guk!" Akamaru pun menyetujui itu.

Shino akhirnya membuka suara. "Kita mendapat misi untuk ke perbatasan. Jadi kita baru mengetahui kondisimu."

Tas Hinata pun sudah rapih. "Terima kasih karena kalian sudah menyempatkan menjenguk ku."

"Sebenarnya ketika diperjalanan pulang kita akan bergegas ke kantor hokage. Tapi karena Naruto yang memaksa kami untuk segera menemuimu." Kiba lagi-lagi menggoda Naruto.

Entah apa yang harus Hinata rasakan mendengar itu, namun cukup membuat pipi Hinata mengeluarkan semburat merahnya. Tidak. Dia tidak ingin memikirkan sesuatu yang berlebihan.

"Ano, kau kan sudah lama tidak kelihatan. Mendengar kabarmu ini membuat kami pasti khawatir." Naruto menggaruk kepalanya yang merasa canggung.

"Luka ku tidak seberapa. I-itu, aku akan pulang sekarang," jawab Hinata.

"Baiklah aku akan mengantarmu."

"Siapa yang akan melaporkan misi ini ke hokage, Naruto?" Kiba bertanya.

Shino menepuk bahu Kiba. "Kita berdua yang melapor, biar Naruto mengantar Hinata."

"Aaaa." Kiba mengangguk setuju dan Naruto hanya menampilkan senyum lebarnya.

"Baiklah, kami duluan." Shino dan Kiba bergegas ke kantor hokage.

Naruto yang merasa canggung mengajak Hinata untuk pergi dari sana. "Ayo, Hinata."

...

Di perjalanan pulang hanya diisi dengan Hinata yang terdiam malu, dan Naruto yang menceritakan pengalaman misinya mengatasi manusia peledak.

Seperti biasa cerah dan bersinar. Itulah pemikiran Hinata terhadap Naruto. Sosok yang ia kagumi, dan memotivasi Hinata untuk bangkit.

Tanpa terasa sudah sampai di depan kediaman Hyuuga.

"Hinata..."

Panggilan Naruto membuyarkan pikirannya. Terlihat wajah Naruto sedang memandang matahari yang mulai terbenam dengan serius.

Hinata menoleh. "..."

"Terimakasih."

Hinata begitu terkejut dengan ucapan Naruto tersebut. Seharusnya dia lah yang berterima kasih telah di temani pulang.

"Nani? Aku yang harus nya berterimakasih telah mengantarku, Naruto."

Seperti biasa senyum lima jari itu selalu terpampang di wajah Naruto. "Hahaha. Pokoknya aku berterima kasih Hinata! Berkat kau aku bisa sampai saat ini."

Pipi Hinata bersemu mendengar itu. Sebegitu pentingnya kah Hinata?

"Be-benarkah? Itu berlebihan sekali rasanya."

Trip With HersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang