Happy reading
Chapter 9
Hinata yang di samping Sasuke, memperhatikan Sasuke yang terlihat melamun, lantas disadarkannya Sasuke "Sasuke?" panggil Hinata.
"..." Tidak ada jawaban.
Diputuskannya untuk mendekati Sasuke, Hinata menepuk bahu Sasuke "Sasuke" suaranya dengan lembut.
Terdengar di telinga Sasuke, suara Hinata yang lembut itu memberi perasaan yang bergemuruh dalam diri Sasuke.
Lantas sasuke tersadar "Ya Hinata?" Menutup rasa keterkejutannya dengan ekspresi datarnya.
"Kau, memikirkan apa?"
"Sudah selesai?" Dijawabnya pertanyaan Hinata dengan pertanyaannya yang di luar topik Hinata tanyakan.
Hinata mengangguk. Dia menerima Sasuke tidak menjawab pertanyaannya, dia pun tidak mempersalahkan itu.
"Ayo" Sasuke berdiri lebih dulu dan berjalan keluar kedai meninggalkan Hinata.
Hinata terlebih dahulu membayar makanannya kemudian keluar menyusul Sasuke.
Sasuke berdiri tegap di luar kedai, menoleh saat dirasakan kehadiran Hinata.
"Kita kemana?" Tanya Hinata memulai perjalanan mereka.
"Belakang desa ini" jawab Sasike sekenanya tanpa menoleh pada hinata.
"Untuk apa kesana?" Tanya Hinata lagi yang menurut Sasuke, Hinata lucu menanyakan hal tersebut.
Sasuke memberhentikan langkahnya diikuti oleh Hinata, menatap Hinata yang memasang wajah bingung.
"Kenapa kau masih bertanya? Jelas kenapa aku harus kesana jika tidak ada Bashiro?"
Jika bukan seorang 'Uchiha' pasti Sasuke akan tertawa atas pertanyaan Hinata.
Wajah Hinata memerah karena malu "Ha-hanya memastikan saja" Hinata berkata pelan sambil menunduk.
"Ayo segeralah" Sasuke berlalu melangkah. Hinata pun mengikutinya.
...
Di pelosok desa dengan daerah yang kecil, tiba-tiba ada serangan mendadak.
BOOM
Terdapat suatu ledakan kecil yang membuat penduduknya keluar rumah masing-masing untuk melihat. Setelah itu merekapun menjadi ramai dengan wajah takut ataupun terkejut.
Sasuke dan Hinata yang tak jauh dari sana, mendengar suara ledakan tersebut.
"Apa itu?" Hinata bertanya.
"Kau ingin melihat?" Sasuke mencoba tidak egois untuk kedua kalinya.
Senyum Hinata muncul dan dia mengangguk antusias, segera dia berlari mendahului Sasuke.
Sasuke menghela nafasnya karena melihat Hinata meninggalkannya. Segera ia menyusul.
Banyak orang disana, kemudian tiba-tiba suatu serangan muncul dari atas. Tanpa sedetik terlewati oleh Sasuke, dia menepis semua yang terlihat seperti es yang bebentuk runcing. Wargapun berhasil dilindungi.
Tetapi tidak segitu saja, masih banyak serangan yang datang.
Hinata memakai jurus nya menghalau es-es itu. Bersyukur tidak terlalu lama menyerang ke arah Hinata, jadi ada jeda. Pandangan Hinata tidak sengaja melihat wanita terjatuh karena menyandung sebuah batu sedang. Hinata hendak menolongnya, terlihat satu es berbentuk ujung kunai itu mengarah pada wanita tersebut.
Hinata berlari dari jarak yang lumayan dari wanita itu, tapi secepatnya dia harus menolong wanita itu.
Serangan yang mengarah pada wanita itu, pasti sudah tidak bisa menghindar. Hinata merentangkan tangannya lalu berdiri tegap melindungi wanita tersebut.
"Nona!!!"
Dilain tempat, Sasuke terus menggunakan katon nya untuk menghancurkan es-es itu. Kemudian serangan itu mendadak berhenti. Sasuke sekilas melihat seorang berjubah hitam dengan tudung kepalanya juga berada di atas atap rumah warga langsung menghilang.
"Sial" geram Sasuke.
"Oh tuhan!" teriakkan seorang wanita terdengar. Sasuke melihat ke asal suara.
Wanita itu membekap mulutnya sendiri, terlihat tidak percaya apa yang dia lihat. Di depan wanita itu, ada seorang gadis dengan punggungnya yang berdarah.
Warga menghampirinya dan menjadi riuh.
Sasuke masih melihat dari kejauhan, belum tau apa yang terjadi. Seketika terbayang akan Hinata, dia tidak melihat Hinata(?) Segera dia menghampiri mereka.
"Ada apa?" suara dingin Sasuke menginterupsi.
Warga mengasih jalan pada Sasuke "Gadis ini, menyelamatkanku" wanita itu menitikkan air mata.
Deg.
Nafas Sasuke tertahan saat melihat itu Hinata dalam dekapan wanita paruh baya tersebut.
"Hinata! Kalian diam saja, tidak mengobatinya hah?" diambilnya tubuh Hinata dari dekapan wanita itu.
Sasuke menggendong Hinata dan memasang wajah marah pada warga tersebut karena tidak cepat memberi pertolongan, apalagi wanita yang diketahui telah Hinata tolong.
"Tuan kau bawa saja kerumahku" wanita itu bersuara.
Sebenarnya Sasuke benci wanita itu yang lebih menangis daripada langsung mengobati Hinata. Namun bagaimana lagi, dia tidak mempunyai alat untuk menyembuhkan Hinata selain perban dikantungnya.
"Hn mana rumahmu?"
"Masuk sini, cepat"
Hinata diletakkan di atas kursi panjang oleh Sasuke. Lalu terjadinya pergerakan oleh Hinata, dia menggeliat dan meringis sakit.
"Hinata?" Sasuke memanggilnya.
"Ittai! Punggungku sa-sakit" lirih hinata.
Sasuke langsung menatap wanita itu "Ayo sembuhkan!"
Wanita itu malah tersenyum kikuk "Kau suaminya"
Alis sasuke menukik, tidak suka atas pertanyaan wanita itu "Kenapa bertanya seperti itu?"
"I-itu kau harus keluar"
Sasuke semakin menampilkan wajah ketidaksukaan mendengarnya "Tidak. Aku harus memastikan pengobatanmu benar" tegas Sasuke.
Wanita itu terkekeh "Baiklah jika kau suaminya tidak masalah disini, aku harus membuka pakaiannya" ucap wanita itu.
Sasuke tersentak "Hn. Aku keluar" ucap Sasuke sambil beranjak pergi dengan wajah datarnya.
Wanita itu terkekeh lagi.
TBc
KAMU SEDANG MEMBACA
Trip With Hers
FanficSetahun setelah perang shinobi 4 berakhir, desa konoha kini damai dengan kehidupan mereka yang mulai normal, kelima negara pun sudah bersatu. Meski begitu, kebencian di dunia masihlah ada..... Sasuke pun sudah mengakui kesalahannya selama ini, deng...