(namakamu) menangis tersedu-sedu di pemakaman sang ibu bersama bunda Rike, Marisa ibu (namakamu) mengembuskan napas terakhir setelah tiga tahun sakit keras. Bunda rike adalah sahabat ibu Marisa dari SMP hingga ibu (namakamu) meninggal.
"Nak ayo kita pulang cuaca mendung ini nanti kita kehujanan" ucap bunda Rike mengelus bahu (namakamu) untuk menenangkan
"Sebentar Bun aku mau pamit sama ibu dulu" ucap (namakamu) menatap bunda Rike sendu seakan tak rela meninggalkan pusara sang ibu
"Bu (namakamu) pamit pulang ya sama bunda ibu tenang di sana aku sayang ibu, ayo Bun kita pulang" lanjut (namakamu)
"Kita ke rumah bunda ya nak" ucap bunda Rike
"Iya Bun"
***
Sesampainya di rumah bunda Rike dan
(namakamu) menghampiri Iqbaal yang tengah duduk santai seraya menonton TV"Assalamualaikum" ucap bunda Rike dan
(namakamu)"Eh waalaikumsallam Bun" ucap Iqbaal sedikit terkejut
"Dari tadi bunda sama (namakamu) ngucapin salam ga di sautin" ucap bunda Rike dan membawa (namakamu) duduk di sofa
"Ale ga dengar Bun" ucap Iqbaal terkekeh
"Emm le bunda bawa calon istri buat kamu kenalin ini (namakamu) anak sahabat bunda ibunya baru saja meninggal" ucap bunda Rike
"Calon istri bunda bilang?" Tanya Iqbaal terkejut sambil menatap (namakamu)
"Iya" ucap bunda Rike tersenyum
(namakamu) hanya diam mendengar percakapan bunda dan anaknya itu
"Yang kayak gini nggak cocok sama Ale Bun" ucap Iqbaal melihat penampilan (namakamu) dengan hijab syar'i berserta gamis coklat sederhana
"Bun coba bunda ingat mantan - mantan Ale engga ada yang kayak gini Bun" lanjut Iqbaal
"Ale soal penampilan nanti bunda yang atur pokoknya dia pantas jadi istri kamu le" ucap bunda Rike meyakinkan Iqbaal
"Ale bilang nggak mau Bun, dan nggak cinta sama dia" teriak Iqbaal
"Dan lo, lo juga nggak cinta kan sama gue baru juga kita ketemu mau - maunya di jodohin sama gue" bentak Iqbaal
(namakamu) hanya terdiam dann sedikit terkejut mendengar bentakan Iqbaal hatinya teriris
"Aku nggak ada pilihan lain waktu almarhumah ibu ku sakit dulu bunda Rike yang bantu segala pengobatan aku nggak mungkin menolak" batin (namakamu)
"Bunda kan sudah tua le, bunda pengen banget ngeliat kamu bisa menikah sama
(namakamu)" mohon bunda Rike kepada Iqbaal yang terlihat menahan amarah"Ale nggak mau nggak bisa Bun" bentak Iqbaal
Bunda Rike mendengar bentakan Iqbaal menjadi pusing nyaris pingsan Iqbaal yang melihat bundanya segera menghampiri
"Astaghfirullah" ucap bunda Rike lemas dan bersandar pada sofa
(namakamu) segera meletakkan bantal sofa di kepala bunda Rike
"Bun bunda kenapa?" Tanya Iqbaal dengan suara lembut
"Bunda mohon sama kamu mau ya nikah sama (namakamu)" ucap bunda Rike menahan rasa sakit di kepalanya
***
Hari ini merupakan hari pernikahan (namakamu) dan Iqbaal, yang mana pernikahan di laksanakan secara sederhana. Meskipun sederhana (namakamu) terlihat sangat cantik dengan gaun pernikahan berwarna putih tidak hanya (namakamu) Iqbaal juga terlihat sangat tampan dengan setelan tuxedo berwana hitam
"Saya terima nikah dan kawinnya (namakamu) Zayra binti Wafda Zaran dengan mas kawin tersebut dibayar tunai" ucap Iqbaal malas
"Bagaiman para saksi?" Ucap penghulu melihat ke arah saksi
"Sah"
"Alhamdulillah"
Setelah ijab kabul selesai mereka membaca doa, (namakamu) tersenyum manis sekarang dia telah menjadi istri sesekali (namakamu) melirik ke arah Iqbaal dengan senyuman manisnya Iqbaal menyadari itu hanya cuek saja
"Udah selesai acaranya?" Tanya Iqbaal pada penghulu
"Sudah" sahut penghulu
"Kalau gitu saya permisi" ucap Iqbaal beranjak dari tempat duduknya tidak memperdulikan tatapan aneh dari tamu undangan
(namakamu) hanya terdiam melihat Kepergian suaminya
Bunda Rike yang melihat Iqbaal beranjak dari tempat duduknya menyusul Iqbaal yang pergi keluar ruangan pernikahan
"Nak, Ale ya Allah tunggu dulu dong kamu jangan seperti ini le, bunda mohon sama kamu ya dampingi (namakamu) sampai acaranya selesai ya" ucap bunda Rike sambil memegang lengan Iqbaal lembut
(namakamu) merasa ada yang tidak beres pun menyusul keluar ruangan pernikahan, setelah di ambang pintu (namakamu) melihat Iqbaal dan bunda Rike
"Ck Ale males Bun lagian Ale nggak suka sama dia, bunda juga tahu kenapa Ale bisa nikah sama dia karena terpaksa di paksa sama bunda" ucap Iqbaal penuh penekanan dan melirik ke arah (namakamu)
(namakamu) mendengar jelas apa yang Iqbaal ucapkan hatinya teriris dan sesak di dada
"Le kamu jangan ngomong gitu dong" ucap bunda Rike sesekali melirik ke arah
(namakamu) yang berada di ambang pintu"Ale udah ngikutin semua keinginan bunda ya kan? Dan dia juga udah jadi menantu pilihan bunda, yaudah bunda aja yang di pelaminan sama dia" bentak Iqbaal
Bunda Rike terkejut mendengar bentakan Iqbaal begitu pun (namakamu)
"Ale nggak bakalan mau, karena dia bukan istri pilihan Ale" lanjut Iqbaal
Bunda Rike hanya menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Iqbaal sementara (namakamu) menitikkan air matanya
"Apa Ale nggak kasian sama (namakamu)?" Tanya bunda Rike ada Iqbaal
(namakamu) menundukkan kepalanya agar air matanya tidak terlihat oleh Iqbaal
"Ah Ale nggak peduli dari pada Ale berjam - jam bersanding di pelaminan sama dia mending Ale tidur" ucap Iqbaal melirik ke arah (namakamu) dan melenggang pergi
"Nak Iqbaal" panggil bunda Rike
(namakamu) menghampiri bunda Rike dan menangis tak kuasa menahan air matanya
"(namakamu) maafin Iqbaal ya nak dia masih butuh waktu untuk bisa mencintai kamu jadi (namakamu) bersabar ya" ucap bunda Rike menenangkan (namakamu)
"Ya Allah harusnya hari ini menjadi hari yang paling bahagia di hidup aku tapi mengapa malah menjadi hari paling menyedihkan suamiku engga mau bersanding dengan ku sakit ya Allah" batin (namakamu)
(namakamu) hanya membalas ucapan bunda Rike dengan senyuman
Bersambung.....
Apakah (namakamu) bisa bertahan dengan sikap Iqbaal yang seperti itu?
See u next part guys :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Pilihan Bunda [IDR]
RandomON GOING!!! (Namakamu) Zayra adalah seorang istri yang sangat mencintai suaminya Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan. (namakamu) bersyukur dirinya adalah gadis idaman mertuanya, namun tidak menjadi istri idaman suaminya sendiri. Iqbaal malah memutuskan menik...