Aku suka cewek yang suka bersih-bersih
[]
Author Side
Pukul satu siang mobil Jaehyun terparkir mulus di halaman rumah Rose. Rumah tipe 180 dengan taman kecil di depannya itu terlihat sepi. Pohon trembesi dengan ayunan yang menggantung membuat suasananya terasa hangat.
Rose mengetuk pintu. Jaehyun berdiri di belakangnya. Gadis itu mengucap salam. Dua kali, akhirnya seorang wanita membuka pintu.
"Oci?" Minyoung—ibu gadis itu mengerutkan kening sesaat. Lalu dia tersenyum. "Pulang juga kamu. Loh, ini...?"
"Ini Jaehyun, Mam. Temen Oci." Rose menunjuk Jaehyun yang tersenyum canggung seraya menyapa Minyoung.
"Saya Jaehyun, Tante. Temennya Oci."
Minyoung tersenyum lebar. "Meni kasep, Ci. Anaknya Yoona, kan?"
Jaehyun lagi-lagi hanya bisa meringis dan mengangguk canggung. Sekarang dia mengerti darimana kecantikan Rose berasal.
"Masuk, atuh." Minyoung membuka pintu lebih lebar. Dua anak muda itu masuk.
"Jae, lo duduk aja dulu," ucap Rose ke Jaehyun. Cowok itu mengangguk singkat dan duduk di sofa berwarna putih. "Walau gue gak tau ini sofa baru di-laundry atau enggak, jangan mancing emosi, oke?"
Jaehyun cengengesan. Dia berusaha lebih rileks. Rose duduk agak jauh darinya. Sementara Minyoung duduk di samping gadis itu.
"Papa mana, Mam?" tanya Rose seraya meneguk air mineral yang dibelinya di rest area terakhir.
"Masih di kantor."
"Ryujin?"
"Ke Sentul."
"Dih, ngapain?"
"Ke rumah temennya."
Rose hanya bisa membulatkan bibir. Dia minum lagi.
"Oci, bikinin teh atuh untuk Jaehyun."
Jaehyun langsung mengeluarkan jurus sok baik. "Ga usah repot-repot, Tante."
Namun Rose lebih dulu berdiri dan menatapnya tajam. Lalu mengisyaratkan kata-kata 'Lo haus, kan?'. Lantas dia berjalan menuju dapur. Meninggalkan ibunya dan Jaehyun yang memulai percakapan.
"Udah berapa lama kenal Oci?" Minyoung tersenyum.
"Sekitar dua bulan, Tante," balas Jaehyun dengan senyum canggung.
"Kenal di mana?"
Jaehyun terdiam sesaat. Tidak mungkin dia menjawab, 'Pas disuruh nganter Oci, Tan'. Tidak. Itu memberi kesan jelek. Akhirnya dia menjawab singkat, "Di kantor Papa, Tante."
"Ooohh.... Oci belum punya pacar juga, ya?"
"Setahu saya, b-belum, Tan."
"Anak itu susah banget disuruh nyari pasangan. Kamu ada kenalan, gak? Kali aja Oci minat, kan? Kenalin aja ke Oci."
DEG. Gue ga ditawarin jadi pacar Oci, nih? Jaehyun menjerit tertahan dalam hati.
"Em, i-itu. Yaa, bisa, Tante. Temen saya banyak, kok." Dia masih berusaha tersenyum walau hatinya serasa teriris ribuan pisau.
"Ya, gak mungkin juga, kan, dia nempel ke kamu terus. Seinget Tante, kamu udah dijodohin, kan?"
"E-eh, iya, Tan. Tapi belum pasti juga." Dia menjawab dengan sorot gugup. Dia tidak salah jawab, kan?
"Tante sebenarnya juga mau jodohin Oci, dengan anak teman Tante. Tapi kayaknya Oci ga bakal suka dengan hal semacam itu," ungkap Minyoung masih dengan nada lembut.
Jaehyun menelan ludah kasar. Jadi hari ini dia ditolak, disuruh menjauh, lalu diberi saingan, gitu?
Mantap.
[]
Rose mengaduk secangkir teh di depannya secara perlahan. Tatapannya kosong. Sayup-sayup terdengar suara Mama dan Jaehyun berbincang. Tidak jelas. Dia tidak berniat menguping juga.
Pembuatan teh itu menghabiskan waktu enam menit. Durasi yang terlalu lama untuk secangkir teh tanpa bubuk emas. Gadis itu membawa teh itu ke ruang tamu. Dia meletakkannya di hadapan Jaehyun dan duduk di antara dua manusia itu.
"Jaehyun nginep di mana?" tanya Mama.
"Saya cari hotel aja, Tan. Hehe."
"Ga usah, ya? Oci, kamar tamu yang di atas bersihin sekarang. Nyalain juga AC-nya. Disapu, dipel. Mama sempet bersihin kemarin, hari Minggu. Tapi kayaknya kotor lagi. Kamar mandinya kamu bersihin juga. Letakin tempat sampah, trash bag-nya di dapur itu. Selimutnya ganti aja," titah Mama pada Rose.
Gadis itu menghela napas panjang. "Capek, Mam."
"Tadi yang nyupir siapa?"
"Jaehyun lah."
"Yang seharusnya capek plus istirahat sekarang siapa?"
"Y-yaa... Jaehyun."
"Sana."
Gadis itu merengut. "Mam, Chan di rumah, gak?"
Chanyeol, sepupu Rose. Mereka sempat bak anak kembar saat kecil hingga SMP. Namun saat SMA hubungan mereka merenggang karena Chanyeol sibuk pacaran. Lalu sekarang hubungan keduanya mulai membaik karena sering berbalas stories Instagram.
Iya, rada tidak jelas memang.
"Mana Mama tau. Kenapa ga kamu chat?"
Rose melirik Jaehyun yang sedang menyesap teh. "Hareudang eta."
"Hah?"
Jaehyun keselek.
[]
Salah satu alasan putri tertua Park itu malas pulang adalah 'bersih-bersih'. Jadi babu dadakan adalah hal yang tidak boleh dihindari. Kalau di Jakarta, dia bisa tetap molor seharian. Jihyo yang akan melakukannya secara sukarela.
Kamar tamu selesai. Jaehyun masuk dengan mata berbinar. "Keren."
Rose mengangkat sebelah alis. "Keren dari mana?"
"Aku suka cewek yang suka bersih-bersih," ucapnya dengan senyum lebar.
Gadis itu terdiam namun rautnya terlihat kaget. "Hah? Apa tadi?"
Jaehyun tidak membalas, dia hanya memberi senyuman tipis. Dia meletakkan bawaannya di dekat lemari. Lalu dia menidurkan badan di kasur yang cukup besar.
Rose mengerjap, pipinya memerah. Hanya karena 'aku' yang sialnya terdengar bukan bercandaan. Dia buru-buru ke luar kamar.
[]
makin jauh aja endingnya
hit the star if u enjoy it!
-panda
KAMU SEDANG MEMBACA
Alpas ✓
FanfictionKalau kalian jadi sekretaris CEO, jangan terlalu berharap ada kisah cinta fluff. Yang ada malah makan ati. Apalagi setelah ketemu anaknya yang kelakuannya mirip setan malam Kliwon. Si Jaehyun-Jaehyun itu. Highest Rank: #1 in Jaerose [042620] • jaero...