[]
Weekend akhirnya datang. Gue udah selesai mandi dan sarapan. Eunha udah menghilang sejak pukul tujuh—kafenya grand opening hari ini. Lisa di samping gue, lagi nonton kartun. Jihyo masih sarapan.
Jemari gue bergerak lincah di atas layar HP. Besok hari Minggu dan gue lagi nyari film apa yang sebaiknya gue tonton bareng Lisa dan Jihyo.
Ting!
Satu notifikasi masuk. Melihat nama pengirim, gue langsung membuka pesan itu.
Mam oci hari ini ke bogor kan?
Mam teh yoora besok mau lamaran
Lah iya. Gue lupa. "Lis, gue ke Bogor hari ini. Gimana, dong?"
Lisa menoleh. "Hah? Maksudnya?"
"Gue disuruh Mama ke Bogor. Kakaknya Chanyeol mau lamaran besok. Kita gak jadi nonton, dong?" Gue merengut. Ini weekend pertama di bulan ini. Dan selama weekdays gue selalu lembur.
"Lo harus ke Bogor lah. Buruan siap-siap," balas Lisa. "By the way, lo ke sana naik apa?"
Gue mengedikkan bahu. "Grab, maybe? Atau mungkin KRL kayak biasa."
"Oke, sana buruan."
[]
Gue memasukkan beberapa lembar pakaian, laptop, skincare and makeup pouch, serta beberapa map laporan ke dalam tote bag. HP dan charger masuk ke dalam sling bag.
Gue ke luar kamar. Raut gue langsung berubah kaget saat melihat sosok ganteng yang lagi duduk manis di couch ruang tengah.
"Jaehyun? Kok lo ke sini?" tanya gue heran.
"Ayo, gue anterin ke Bogor." Jaehyun tersenyum lebar.
Gue mengernyit. Mata gue memutar, Lisa dan Jihyo menghilang dari ruang tengah. "Kok lo tau... gue mau ke Bogor?"
"Hehe. Lisa yang ngasih tau," balasnya santai. "Sini gue bantuin."
Dia berjalan ke arah gue. Sementara gue hanya bisa cengo. Tangan cowok itu menarik tote bag dari genggaman gue.
"Tunggu, tunggu! Gue bisa sendiri. Lo pulang aja, deh. Lagian... lo ngapain juga nganterin gue...? Gue pulangnya Senin. Lo harus ku—"
"Senin gue ga ada kelas. Hotel di Bogor ga satu-dua, Oci. Ayo ke mobil." Jaehyun memasang senyum manisnya lagi.
Diabetesku naik, Mas. Gak.
"Jihyo sama Lisa mana?" tanya gue lagi.
"Katanya tadi mau belanja bulanan," jawab Jaehyun. Dia kembali berjalan ke luar.
Gue berdecak dan merogoh HP dari sling bag. Gue segera mengetikkan pesan untuk Lisa.
Rose awas aja lu, manggil-manggil anak orang sembarangan
Rose ga baik buat jantung!
Lisa hehe sukses ya!
[]
Rest area Cibubur menjadi pemberhentian pertama kami. Gue turun lebih dulu. Gue segera berlari ke kamar kecil dan masuk ke bilik kosong.
Setelah selesai ke buang air, gue beranjak ke Starbucks. Jaehyun kayaknya ngantuk. Sembari gue menunggu dua Americano selesai, gue berdiri di dekat kasir dan memainkan HP.
"Eum, Roseanne, bukan?"
Gue mengangkat kepala. Aw, syit. "Eh, iya. Mbak Mina, ya?"
Wanita itu mengangguk anggun. Benar-benar cantik dan penuh kedewasaan. Pasti dia gak hobi ngemil ciki kayak gue.
Ah, jiwa insecure gue menjerit.
"Sendirian?" tanya dia lagi masih dengan senyum ala Miss Universe.
Gue menggeleng. "Bareng... temen."
Dia mengangguk lagi. Lalu dia tersenyum manis dan pamit, "Kalau begitu, saya duluan, ya. Semoga project kita sukses."
Gue hanya tersenyum tipis dan membiarkan dia ke luar Starbucks. Gue menggigit bibir bawah dan membasahinya.
Suara pegawai Starbucks menyadarkan lamunan gue dan segera mengambil pesanan. Gue keluar dan memandang dua cup large Americano itu.
Kamu kalah, Rose. Ka-lah.
[]
Jaehyun menyeruput Americano-nya. Dia tersenyum lebar ke gue. "Makasih, Oci."
Gue melirik singkat dan berdeham sebagai balasan. Jaehyun menyalakan musik. Dia mulai menjalankan mobil.
"Lo ga minum?" tanya Jaehyun saat mobil sudah memasuki jalan tol lagi.
Gue menatap Americano tanpa semangat. Cup minuman itu berada di atas pangkuan gue dan gue melingkarkan jemari di badan cup itu, menimbulkan sensasi dingin menyergap.
"Gue ganti lagunya, ya?" pinta gue dan Jaehyun mengangguk singkat. Lalu All of Me mengalun lembut.
"Laper ga, Ci?"
Gue menggeleng. Gue mulai menyandarkan punggung dan menikmati lagu. Gue memejamkan mata. "Gue ngantuk, Jae. Gue tidur, ya?"
"Tidur aja. Nanti gue bangunin kalau singgah."
Gue berusaha tidur. Rasa pusing mendadak datang begitu saja. Kehadiran Mina yang tidak gue duga di saat gue mulai melupakan eksistensinya.
Jemari gue terlepas dari cup Americano. Lalu gue merasa ada tangan yang mengambil cup itu, terdengar suara cup diletakkan di dekat handbreak. Lantas sentuhan lembut mendekat ke tangan kanan gue.
Jaehyun mengenggam tangan gue. Lama-lama kian erat, seolah-olah tidak ingin ada yang melepasnya.
"It's amusing. Gue cuma berani nyentuh tangan lo saat lo tidur. Karena gue tau, lo gak bakal suka disentuh-sentuh. Apalagi dari orang yang gak lo sayang ini. Iya kan, Oci? Hehe."
[]
me nowadays:
/buka laptop
dalem ati: nulis alpas nulis alpas
/buka word
screaming: mager, skiphit the star if u enjoy it!
-panda
KAMU SEDANG MEMBACA
Alpas ✓
FanficKalau kalian jadi sekretaris CEO, jangan terlalu berharap ada kisah cinta fluff. Yang ada malah makan ati. Apalagi setelah ketemu anaknya yang kelakuannya mirip setan malam Kliwon. Si Jaehyun-Jaehyun itu. Highest Rank: #1 in Jaerose [042620] • jaero...