36 ➵ will you?

5.4K 863 110
                                    

will you marry me?

[]

Hari Jumat. Hari ini kontak Jung Enterprise dan Fancy Apparel berakhir. Ada perselisihan kecil saat pembatalan. Dan Rose merasa bersalah. 

Dia menggeleng. Toh, sudah berakhir. Changwook juga memintanya untuk merasa tidak bersalah.

Rose merapikan mejanya. Dia akan libur lima hari ke depan. CEO dan Direkturnya ada beberapa urusan bisnis di luar negeri.

Libur artinya dia harus ke Bogor. Rasanya dia makin sering pulang akhir-akhir ini. Rose tersenyum tipis—dia hanya ingin makan lapis talas.

[]

Hari Minggu.

"Jae, kamu yang nyetir. Sini," titah Seojoon ke Jaehyun yang bersiap duduk di kursi penumpang.

"Eh?" Anak muda itu kaget. Dia memang bisa menyetir, tapi bukan berarti bisa menghindari kecelakaan. Dan tentu saja kalau dia menyetir suasananya akan jadi awkward dan aneh.

"Ayo. Sini. Kamu cowok beneran, kan? Masa ga bisa nyetir."

Jaehyun mengangguk susah payah. "Eh. Iya, Om."

Cowok itu duduk di depan stir dengan wajah tegang. Dia menghembuskan napas berkali-kali. Berusaha santai.

"Ayo, jalan." Ucapan Seojoon membuat Jaehyun makin tegang. Dia melirik sekilas; Rose di kursi belakang malah sibuk makan lapis talas.

Sepuluh menit perjalanan, Seojoon memulai percakapan. "Kamu bentar lagi wisuda?"

"Iya, Om."

"Udah punya penghasilan?"

"Saya sekarang kerja di Fancy Apparel, Om. Setelah wisuda, saya akan kerja di perusahaan Papa," jawab Jaehyun berusaha sopan tapi tetap santai.

"Ooh. Jadi kamu tinggal lanjutin usaha papa kamu? Ga usaha sendiri?"

Entah tenggorokan Jaehyun terasa tercekat. "I-iya, Om."

Tujuan mereka ke Taman Safari. Seharusnya hanya memakan waktu sekitar tiga puluh sampai satu jam. Tapi bagi Jaehyun sepertinya jalan ke akhirat.

Duduk di sebelah Seojoon adalah pilihan yang benar-benar buruk.

Jaehyun benar-benar merasa bodoh. Seojoon membuatnya kehilangan kata-kata beberapa kali.

Cowok itu menggeleng singkat. Dia harus menaklukkan hati bapak-bapak itu sebelum melamar Rose. Harus.

[]

"Kenapa kita harus ke Taman Safari, sih, Ma? Udah pada gede gini," protes Rose dan melihat sekeliling; kumpulan gajah yang terlihat bosen idup.

"Ya, gapapa. Kan, kita jarang jalan bareng.  Masa ke mall mulu." Minyoung menjawab santai sembari memberi makan llama.

"Jaehyun, buka jendelanya," perintah Seojoon saat seekor llama mendekati jendela Jaehyun.

Jaehyun keringat dingin. Sumpah, dia takut tapi tangannya mau tak mau tetap membuka jendela.

"Ini, kasih makan."

Jaehyun menahan napas dan komat-kamit berdoa. 'Plis, mulutnya jangan terlalu deket, ya'.

Karena ketakutan yang berlebihan, jadilah badan Jaehyun agak miring beberapa derajat ke arah Seojoon.

"Kamu ga takut, kan, Jae?" tanya Seojoon curiga.

"E-enggak, kok, Om— Eh, JANGAN MAJU-MAJU. PLEASE."

[]

Jaehyun berusaha santai. Berusaha tidak malu. Tapi, sialnya, tawa Rose tidak kunjung usai.

Alpas ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang