warn! agak panjang
[]
Lo harus move on
[]
"Apa gue termasuk orang itu juga?"
Gue menatap Jaehyun lama. Dia diam, sama sekali gak menjawab pertanyaan gue. Lantas gue menggelengkan kepala singkat. "Biar gue ganti pertanyaannya. Apa lo selalu seeking attention ke perempuan yang mau lo deketin? Lo jadi seseorang yang ngeselin di depan mereka? Apa iya?"
Dia masih diam. Gue menghembuskan napas pelan. "Ayo pulang. Pertanyaannya gak butuh jawaban."
Gue mendahului pergerakan Jaehyun. Masuk ke gedung lebih dulu, masuk ke lift lebih dulu. Masih dengan bayangan pertanyaan tadi, gue... merasa bingung.
Apa gue salah? Apa seharusnya gue gak perlu nanya hal itu?
Gue membuat senyum Jaehyun hilang. Dasar Roseanne tolol. Tugas teman itu selalu ada kapanpun dan mendukung dalam hal apapun, bukan melontarkan pertanyaan bego!
Apa gue makin salah sekarang?
Dua puluh menit perjalanan, gue sama sekali gak mengeluarkan suara. Jaehyun juga.
Gue yang menciptakan suasana awkward ini. Maka gue harus bertanggung jawab. Mari selesaikan kesalahan bodoh ini.
"Udah sampai," ucap Jaehyun. Gue menoleh, beneran udah sampai ternyata.
Gue melepas seat belt dan membuka pintu. "Eum, itu... Makasih banyak, Jae. G-gue... Gue balik dulu."
Jaehyun menatap lurus ke depan. Tidak menoleh ke arah gue. Gue menghembuskan napas pendek dan bergerak ke luar dari mobil.
"Ci, tunggu." Suara Jaehyun menghentikan gerakan gue. Gue diam, tapi gak menoleh ke arah cowok itu. Sayup terdengar, dia menghela napas.
"Pertanyaan gak butuh jawaban. Tapi gue harus ngasih jawaban. Apa lo termasuk orang yang gue perlakukan sama? Apa gue bikin lo kesel untuk seeking your attention? Apa gue pengin lo lihat 'lebih'? Jawabannya...."
"Iya, Ci. Iya." Jawaban itu terdengar bersalah.
Gue sama sekali tidak menoleh ke arah dia. "Good luck buat besok. Jangan begadang malam ini. Gue gak suka kerja dengan orang telat."
Setelah mengatakan kalimat itu, gue keluar dari mobil Jaehyun. Gue keluar tanpa merasa perlu melihat ke arahnya.
Untuk apa juga gue berbalik untuk jawaban dia? Roseanne Park masih punya harga diri untuk tidak jatuh cinta dengan cara yang cukup tolol. Melihat ke arah dia sama dengan melangkah untuk jatuh cinta secara tolol.
"Loh, Chan? Udah dateng? Kok ada elo, sih?!"
[]
Ruang tengah rumah kami lebih ramai malam ini. Ada Chanyeol dan Ryujin—honestly, yang ini gue tidak mengharapkan kedatangannya.
"Siapa tadi, Ci? Pacar lo, ya? Jiah, ngemengnya ke Mam ga pacaran lah, apa lah!" Ryujin memulai bacotannya. Gue hanya memutar bola mata malas.
"Lo ngapain dateng, sih? Jelangkung banget!" desis gue pada Ryujin
Dia malah memeletkan lidah. "Mwle! A' Ceye yang ngajakin. Besok matkul gue juga libur. Lo harus berbagi kamar ke gue malem ini."
"Ogah! Tidur di teras aja lo!"
"Dih, pelit. Tapi beneran, Ci, yang tadi siapa?" Ryujin kepo kembali.
"Supir gue! Puas lo?" Gue mendelik ke arah bocah yang merangkap jadi adik gue itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alpas ✓
FanficKalau kalian jadi sekretaris CEO, jangan terlalu berharap ada kisah cinta fluff. Yang ada malah makan ati. Apalagi setelah ketemu anaknya yang kelakuannya mirip setan malam Kliwon. Si Jaehyun-Jaehyun itu. Highest Rank: #1 in Jaerose [042620] • jaero...