30 ➵ confusing

4.3K 839 84
                                    

lo di mana?!

[]

Rose Side

Gue menatap muram ke arah jam tangan untuk ke sekian kalinya. Udah empat puluh menit gue nunggu, Eunwoo belum juga muncul. Akhirnya gue kembali menyeruput minuman.

"Rose!" Sebuah suara terdengar, ternyata dia udah dateng. Eunwoo berjalan ke arah gue dan menempati kursi di seberang. Dia memberikan cengiran.

"Lama banget lo, anjir." Gue berdecak.

"Sori, Beb, macet."

"Bab beb bab beb, lo kira gue bebek?!" seru gue dengan dengusan. Beneran deh, nih orang gilanya gak kira-kira.

"Gimana?" tanya Eunwoo tiba-tiba.

"Gimana apaan, sih." Gue meneguk minuman lagi.

"Acara di kantor lo," balas Eunwoo lalu tersenyum lebar.

Gue mengedikkan bahu. "Yha.... Biasa aja."

"Udah pertengahan Desember, tapi cuaca hati lo kayaknya belum berubah," ungkap Eunwoo mendadak. Dia mengalihkan pandangan dan menyesap espresso yang udah gue pesen untuk dia.

Gue menunduk sesaat. "Lo gak ngerti seberapa berharganya dia buat gue."

Eunwoo terkekeh. "Apa artinya, sih, 'berharga' kalau dia ninggalin elo? Sadly, mungkin dia gak pernah mikir hal yang sama kayak lo."

Gue menunduk lagi, lebih dalam. Cowok ini benar, gue tertampar kenyataan. Gimana kalau Jaehyun gak pernah mikir hal yang sama kayak gue?

"Lo seharusnya inget lagi, dia udah ada yang 'punya'. Jangan terlalu berharap, deh. Sumpah, gue gregetan. Siapa orangnya? Lo, mah, gak mau spill."

Gue mendengus. "Nama orangnya terlalu bagus buat diucapin mulut sampah kek lo."

"Tuh, kan. Udah ditinggalin masih aja dibela," cibir Eunwoo.

"Gue membela namanya saat orang lain bilang dia buruk untuk gue. Mantep ga,tuh?" ucap gue dan tertawa kecil.

(prestigeholics, IG)

"Rose, pesta akhir tahun kantor lo harus bawa temen, kan?"

Gue menggeleng kecil. "Bukan 'harus', tapi 'boleh'. Jangan menyalahi gitu, dong. Begonya terlalu transparan."

Eunwoo terkekeh. "Gue bareng lo, boleh?"

[]

"Oci, gue bilang apa! Jangan jalan bareng dia, deh. Jangan jalan bareng si Enu!" Eunha heboh.

Lisa menganggukkan kepalanya. "Si Jaehyun juga belum tentu PHP-in lo, kan? Kenapa lo jadi fakgurl gini, sih?!"

Jihyo menganggukkan kepalanya singkat. "Sadly.... Menyerah pada Jaehyun adalah keputusan terbodoh yang lo lakuin, Ci."

Gue mengernyitkan dahi. Mereka semua menghakimi gue—bahkan Lisa mengabaikan kartun favoritnya. "Kalian kenapa, sih? Kenapa pada belain Jaehyun?"

"Jangan sama Eunwoo!" Eunha ngotot.

"Dia lebih fakboi, njir!" Lisa menambahkan. Jihyo hanya berdeham setuju.

"Setidaknya Eunwoo suka sama gue sejak SMA!" seru gue kesal. Mereka temen gue, tapi tidak berarti bisa mengatur keputusan gue.

Eunha meninggikan suaranya. "Kalau dia memang setia, dia gak perlu punya lima pacar setelah lulus SMA!!! Pikir itu, Oci!"

Gue terdiam. Lalu menjawab getir, "Tapi... Jaehyun beneran gak bisa dihubungin. Dia ngilang. Gue—"

Alpas ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang