tarik napas dulu dong
[]
"No. Gue nggak mau nikah sama lo. Maaf. Maaf banget."
Jaehyun segera membuka matanya; terbangun. Dia mengerjap beberapa kali. Hanya mimpi ternyata.
"Jaehyun, bangun! Jangan ngomong 'lima menit, lima menit' lagi! Bangun, Jae!" Suara Yoona terdengar dari luar.
Cowok itu mengucek matanya. "Mimpi doang, kan? Iya."
Tangannya meraih HP. Menyalakan untuk melihat tanggal. 05.03. Monday.
"Huft. Beneran mimpi." Jaehyun berucap penuh syukur. Dia harus melamar Roseanne hari ini. Harus.
[]
"Jas atau kemeja?" Jaehyun menunjukkan dua benda itu di hadapan Soojung.
Soojung menggeleng pelan. "Bro, please. Jangan malu-maluin. Kemeja itu udah sering lo pake. Jangan pake jas karena lo ngelamar dia di cafe bukan di restoran mahal."
Jaehyun menghembuskan napas. "Jadi gue harus pake apa?"
Soojung berjalan menuju lemari adiknya. Mengecek pakaian-pakaian dan menatapnya cukup lama. "Ini."
Sebuah hoodie terlempar ke arah Jaehyun. Cowok itu mengernyit. "Really? Hoodie?"
"Kalo mau miskin jangan setengah-setengah. Jongin aja ngelamar gue di depan Eiffel." Soojung berdecak. "Lo pakai hoodie-nya, jangan lupa rambut lo yang jelek itu dirapiin. Parfumnya jangan kebanyakan."
Jaehyun mengedikkan bahu. "Lo yakin gue diterima?"
"Bacot ah. Coba dulu."
"Kalau ditolak, mendingan gue gantung diri atau nyebur ke laut?"
Soojung memutar bola mata kesal. "Nyemil sianida."
[]
Rose menatap nasi goreng di piringnya. "Ini beneran buatan Eunha?"
Lisa mengangguk semangat. "Mukjizat ga si? Sumpah, ini enak banget!"
Eunha tersenyum bangga untuk kesekian kalinya. "Namanya juga gue. Tidak pernah mengecewakan."
"Kompor kita ganti tiga kali karena lo. Panci tujuh kali. Jangan lupain plester untuk semua korban," sungut Lisa dan kembali menyendokkan nasinya.
Eunha nyengir. "Masa lalu. Harus dilupakan."
Ponsel Rose berdering. Dia meliriknya sekilas. Lalu men-swipe; membuat ringtone itu terhenti.
"Kenapa di-reject, Ci?" tanya Jihyo heran.
"Males ketemu orang hari ini. Capek. Mau rebahan," jawab Rose datar.
[]
Jaehyun gusar. Dia mondar-mandir sejak sepuluh menit yang lalu. "Ga diangkat mulu. Gimana, nih?"
"Sianidanya udah siap belum?" tanya Soojung dari balik majalah yang dibacanya.
Jaehyun berdecak. "Lo gak ada niat nyemangatin gue?"
"Enggak."
"Pulang sana. Bang Jongin gak nyariin apa?"
Soojung mengedikkan bahu. "Dia lagi di luar kota juga. Di rumah gue gak ada siapa-siapa. Mendingan gue nge-babuin lo di sini, ye kan?"
Jaehyun berdecak. Dia menghembuskan napas. "Gue coba telepon sekali lagi. Gak diangkat gue nyerah."
"Halo, Jae?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alpas ✓
FanficKalau kalian jadi sekretaris CEO, jangan terlalu berharap ada kisah cinta fluff. Yang ada malah makan ati. Apalagi setelah ketemu anaknya yang kelakuannya mirip setan malam Kliwon. Si Jaehyun-Jaehyun itu. Highest Rank: #1 in Jaerose [042620] • jaero...