11 ➵ kerjasama

5.9K 1K 152
                                    


Kabar burungnya nih, Rose, kerjasamanya sengaja dispesialkan buat anaknya Pak Jung yang mau gantiin beliau.

[]

Jam makan siang selesai. Baru aja pantat gue mendarat mulus di kursi, Pak Changwook langsung menelepon. Gue menghembuskan napas kesal. Kenapa gak daritadi aja coba? Gue kan mager.

Gue berjalan ke ruangan CEO itu. Pak Changwook terlihat fokus dengan laptopnya. Menyadari kehadiran gue, manusia tua itu menoleh. "Roseanne, malam Minggu, istri saya bikin acara makan malam di rumah saya. Tolong kamu undang seluruh karyawan sama partner perusahaan kita. Satu lagi, minggu depan saya tidak hadir. Anak saya yang menggantikan. Tolong kamu bimbing, dia rada blangsakan soalnya."

BUKAN RADA BLANGSAKAN, PAK. EMANG BLANGSAKAN.

Gue mengangguk singkat. "Baik, Pak. Acaranya kira-kira dimulai jam berapa ya?"

"Mulai sore. Jam lima-an. Tapi kalau kamu mau bantu-bantu, dari pagi juga gak pa-pa," ujar Pak Changwook masih fokus dengan layar laptop.

MALES BANGET, PAK.

"Baik, Pak. Akan saya infokan," tutup gue dan segera ke luar dari ruangan.

Sampai di ruangan, gue mengetikkan pesan ke beberapa divisi—undangan makan malam Pak Changwook. Juga untuk beberapa klien dan partner perusahaan. Gue berhenti mengirim undangan di satu perusahaan;

Fancy Apparel, Makassar.

[]

16.30

Gue tidak melanjutkan pekerjaan. Gue menatap langit-langit ruangan dengan tatapan kosong.

Fancy Apparel. Fancy Apparel. Fancy Apparel. Fancy Apparel. Fancy Apparel.

Shit. Gue memutar kursi dan mengetikkan sesuatu di komputer. Fancy Apparel.

Fancy Apparel.pdf.

Gue mengangkat sebelah alis dan mengklik dua kali. Isi PDF itu hasil rapat kerjasama Jung Enterprise dan shitteu Fancy Apparel. Kesimpulan yang gue dapatkan, ini kerjasama jangka panjang yang ditanda tangani sebelum gue masuk—sekretarisnya masih Bu Yoona.

Kenapa gue gak pernah mendengar kabar ini sebelumnya? Kenapa ini seolah udah selesai?

Gue beranjak dari kursi dan ke luar ruangan. Gue pergi ke ruangan asisten direktur. Gue mengetuk dua kali dan terdengar sahutan 'masuk' dari dalam. Gue segera masuk.

"Miyeon, gue bisa nanya sesuatu?" tanya gue ke Cho Miyeon—asisten direktur. Bisa dibilang dia satu-satunya karyawan kantor yang gue pernah ajak ngobrol—gue menghabiskan seluruh waktu kerja di ruangan, dan menyapa karyawan kantor lain bukan gaya gue.

"Nanya apa, Rose?" Miyeon mengalihkan pandangan dari komputernya. "Duduk dulu, gih."

Gue menelan ludah kasar dan duduk di sofa dekat Miyeon. Gue dengan adab baik tidak menginjak karpet Miyeon tanpa perasaan.

"Lo tau tentang kerjasama dengan Fancy Apparel?" tanya gue tanpa merasa perlu basa-basi. "Kerjasamanya masih lanjut atau enggak?"

"Agak lucu ngedenger sekretaris nanyain kerjasama ke gue," ucap Miyeon dengan tawa kecil.

Gue mendengus. "Lo duluan yang kerja di sini. Kerjasamanya pas sekrenya Bu Yoona, kan?"

Miyeon mengangguk singkat. "Iya. Setahu gue, kerjasamanya diperbaharui setelah Pak Jung pensiun. Dua sampai tiga tahun lagi? Sekitaran itu lah. Kabar burungnya nih, Rose, kerjasamanya sengaja dispesialkan buat anaknya Pak Jung yang mau gantiin beliau. Kontrak awalnya itu cuma opening," jelas Miyeon santai.

"Lo kenal orang Fancy Apparel?"

Miyeon mengedikkan bahu. "Tau nama, doang. Myoui apa gitu nama CEO-nya. Mereka kan bidangnya fashion, Rose. Mungkin Pak Jung mau bikin sesuatu yang baru di periode anaknya. Tapi kenapa nih, lo nanya begini?"

Gue menggeleng cepat. "Gue harus ngirim undangan ke beberapa partner. Lo coba cek e-mail, deh. Undangan buat lo udah gue kirim. Makasih ya, Miyeon. Gue balik."

Berjalan di koridor lantai tujuh diiringi pikiran berkecamuk itu gak enak. Gue menelan ludah kasar. Gue buru-buru masuk ke ruangan dan mengetik cepat.

To: Fancy Apparel Jakarta
Subject: Private Dinner Invitation

[]

Gue melangkah masuk melewati gerbang besar rumah Keluarga Jung. Beberapa orang udah datang. Gue mengenali beberapa. Gue yakin gue bakal banyak diam di acara ini, karena orang yang gue kenal dan lumayan deket cuma Pak Changwook, istrinya, dan Miyeon.

Eh, Jaehyun lupa keiitung.

Gue memutar pandangan. Ini taman rumah yang cukup luas—ralat, sangat luas. Gue memutuskan menghampiri salah satu pelayan dan menanyai keberadaan Pak Changwook.

"Permisi, Pak Chang—Pak Jung di mana, ya?" tanya gue berusaha sopan.

Pelayan itu menoleh dan tersenyum. "Pak Jung ada di dalam, Bu. Ada di ruang paling depan," jawabnya dan meninggalkan gue begitu aja.

Bu... Bu... Bu... Bu... Bu.... Kata-kata itu menghantui pikiran gue dengan sangat creepy. Apa gue memang setua itu?

Lo—biar gue tebak—meratapi nasib, Jomblo Tua?

HELL. FUCK. KENAPA KEINGET ITU. ASTAGA.

"Ah, makasih, ya!" seru gue ke pelayan yang udah pergi itu. Tapi kayaknya dia gak denger. Bodo amat, yang penting gue udah bilang 'makasih'.

Gue berjalan masuk ke rumah Pak Changwook yang gedenya nggak ngotak. Gede banget. Kasian yang nyapu.

Ruang tamu rumah itu ramai. Lebih ramai dari area taman. Untungnya gue dapat menemukan Pak Changwook lumayan mudah. Dia lagi ngobrol dengan beberapa tamu dan Bu Yoona ada disampingnya.

AWSIT. KENAPA ADA ANAK SONGONG DI SANA?

Gue memejamkan mata dan menghembuskan napas pendek. Gue berjalan menemui Pak Changwook. "Sore, Pak, Bu, Dek."

HAHAHAHA, 'ADEK' JAEHYUN.

Mereka bertiga menoleh. Bu Yoona yang lebih dulu merespon dengan senyum cantiknya. "Ya ampun, ini Roseanne, kan? Kamu cantik sekali sekarang. Makasih udah dateng."

Gue membalas pujian Bu Yoona dengan senyum dan ketawa-ketawa sok baik. "Ibu lebih cantik kok, Bu. Awet muda. Oh ya, Pak. Saya mau menginfokan undangannya sudah saya sebar sesuai perintah Bapak."

Pak Changwook mengangguk singkat. "Oke. Ada yang tidak bisa hadir?"

Gue menggeleng. "Semuanya konfirmasi hadir. Cuma... beberapa bilang ini mendadak banget kayak kabar dating bias."

HAHAHA. EMANG LO DOANG YANG GAUL, PAK.

Pak Changwook mendelik. "Gak usah mengada-ngada kamu, Roseanne. Tapi bener. Kabar dating itu mendadak sekali. Saya aja kaget Kai sama Jennie dating. Saya itu nge-ship Jennie dengan Hanbin."

"Saya nge-ship Jennie sama Taeyong. Kita beda server, Pak."

Ujung mata gue melirik Jaehyun yang menggerakkan tubuhnya pelan. Matanya menjelajah langit-langit. Bu Yoona tertawa kecil melihat pembicaraan gue dan Pak Changwook yang random.

"Ya udah, Pak, Bu, Dek. Saya pergi dulu. Makasih untuk acaranya," pamit gue seraya tersenyum kecil.

"Pa, Ma, Jae ke kamar bentar, ya."

[]

udah ketauan sapa kan? hahahahhaha.

hit the star if u enjoy it!

-panda


Alpas ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang