Bab 2

8.4K 1.1K 184
                                    

Hai sahabat~

Tinggalin jejak ya~(。'▽'。)♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tinggalin jejak ya~
(。'▽'。)♡

...

"Habis darimana?"

Pertanyaan disusul dengan langkah kaki yang berjalan beriringan menjadi penyambutan pertama ketika Jennie baru saja menginjakkan kaki di lapangan sekolah. Itu Jaewon, temannya. Lebih tepatnya, teman sepernakalannya.

Jennie menoleh dan menatap pemuda tinggi itu. "Menurutmu?"

"Ruang konseling?" tebak Jaewon memasukkan setangkai permen ke dalam mulutnya. "Mau?" tawarnya menunjuk permen itu. Meski tak mendapat jawaban, ia merogoh saku celananya dan menyerahkan satu pada gadis itu.

"Kau tidak ada rokok?" tanya Jennie sembari mencoba membuka bungkus permen itu. Ia dapat mendengar decihan Jaewon dari sebelahnya, tampak jelas menyepelekan pertanyaan tololnya.

Tanpa diduga, Jaewon mengusap puncak kepalanya dan memberi senyum hangat. "Kita masih di sekolah, cantik. Kau mau berapa kali masuk ke ruang konseling dalam satu hari ini?"

Jennie menghela napas panjang yang amat berat disusul dengan kakinya yang berhenti melangkah. "Rasanya aku tidak ingin sekolah lagi. Jaewon-ah, mau tidak kawin lari denganku?"

"Si gila ini!" Jaewon berdecak disusul dengan kekehan geli yang mengudara. Ia tahu Jennie hanya tengah meracau. Gadis itu selalu saja begitu tiap kali keluar dari ruang keramat siswa. "Jadi siapa yang datang menjadi walimu? Apa masih pria itu?"

"Memangnya siapa yang bisa kau harapkan untuk menjadi jawabanku?" tanya Jennie skeptis. "Kau tahu sendiri tidak ada yang peduli padaku, Jae."

"Ada kok. Aku salah satunya."

"Oh ya? Kau baik sekali," sarkas Jennie mengundang tawa hangat Jaewon memenuhi rungunya. "Omong-omong, sepulang sekolah kau akan kemana?"

"Pergi dengan Kak Yoongi dan teman kita yang lain. Kalau kau?"

Jennie menendang sebuah batu dan menjawab ragu, "Rumah, mungkin?"

"Tidak mau bergabung?" tanya Jaewon menawari. "Sepertinya Kak Yoongi akan ikut balapan lagi malam nanti. Kalau siang ini tidak bergabung, malam nanti mau tidak?"

Jennie menggeleng lemah dan mengulas senyum simetris tak berarti. "Aku mau tidur saja malam ini."

"Tumben." Segera saja Jaewon mendapat lirikan tajam Jennie entah untuk keberapa kalinya. "Kau sedang ada masalah?" tanyanya sembari memperhatikan sisi kiri wajah cantik Jennie dengan seksama.

Jennie mengangguk pelan. "Jae, kenapa ya dunia begitu kejam?"

"Menurutmu begitu?"

"Duniaku sih begitu," sahut Jennie acuh tak acuh. "Kadang aku jadi terpikir, jika dunia paralel memang ada, apakah kehidupanku di sana bahagia?"

Miridical | Complete (✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang