Bab 18

5.6K 971 431
                                    

Play Mulmed
(1415 - It's strange)

...

Cahaya mentari sore itu mampu menembus jendela kaca yang berada di belakang meja kerja milik Taehyung. Pria itu masih tampak fokus memeriksa beberapa laporan pekerjaan yang Yerin berikan padanya. Badannya sudah lelah, tetapi ia harus menyelesaikan ini sesegera mungkin sebelum jam pulang tiba karena ia harus segera mengantar Jennie pulang ke rumah dengan selamat.

Omong-omong soal Jennie, gadis itu sepertinya masih tidur di dalam ruang rahasia. Tadi Taehyung memang memaksa gadis itu untuk tidur siang. Ia hanya ingin Jennie mau tinggal lebih lama bersamanya di sini. Itu lebih baik dibandingkan membiarkan Jennie sendirian di rumah tanpa pengawasannya. Ia tidak mau kejadian pulang larut gadis itu kembali terulang.

"Tidur siang bagus untuk anak dalam masa pertumbuhan sepertimu, Jen." Begitulah aibinya siang tadi.

Saat sedang fokus memeriksa salah satu laporan, tiba-tiba saja ponselnya berdering dan memaksanya untuk mengalihkan perhatiannya pada nama pemanggil yang tertera di sana, Kim Jisoo. Maka tak butuh waktu lama untuk Taehyung segera mengangkatnya.

"Halo?"

"Apa kau sedang bersama Jennie?" tanya Jisoo. "Aku tidak bisa menghubunginya sejak tadi."

"Dia sedang tidur. Aku membawanya ke kantorku karena ada banyak pekerjaan yang masih harus kuselesaikan di sini," jawab Taehyung. "Bagaimana kabarmu? Apa pertemuan bisnis di sana berjalan lancar?"

"Aku baik," jawab Jisoo. Ada jeda sejenak disusul helaan napas panjang sebelum Jisoo akhirnya berucap, "Proyeknya lebih rumit untuk diajukan. Ini benar-benar di luar perkiraanku dan orangtuaku."

Tawa Taehyung mengudara lembut saat mendengar keluhan wanita itu. "Bersemangatlah! Kalau lemas begitu, bagaimana bisa kau meyakinkan mereka?"

"Jisoo, kemari nak!"

"Ah, Ibuku memanggil. Padahal aku ingin berbicara dengan adikku karena sudah rindu," ujar Jisoo murung. "Tolong jaga adikku ya, Tae? Sampaikan salamku padanya. Katakan padanya bahwa aku akan membawa banyak oleh-oleh untuknya dari sini."

"Iya, akan kusampaikan," ujar Taehyung kemudian tersenyum tulus.

Panggilan itu berakhir di sana. Seketika senyuman di wajah Taehyung berubah menjadi raut datar saat ia mencoba menghubungi nomor lain.

"Halo, Taehyung?"

"Jisoo barusan meneleponku, katanya proyek mereka agak sulit untuk diajukan," ucap Taehyung sambil memainkan ponselnya.

"Iya, aku sudah mempersulitnya. Persis seperti yang kau mau, bukan?" Pria di seberang sana kemudian tertawa kecil. "Aku akan menyetujuinya sesuai keinginanmu. Tapi ingat, kau jangan lupa mengurus Ibu dan Ayah dengan baik di sana."

"Iya, pasti akan kulakukan. Sudah ya. Aku tutup, Kak Namjoon."

Taehyung tersenyum miring sambil meletakkan kembali ponselnya ke atas meja. Pria yang baru saja ia hubungi adalah anak pertama dari keluarganya. Dia mengelola perusahaan yang dibangunnya sendiri di Jepang, sementara Taehyung meneruskan perusahaan keluarga di Korea.

Mengenai kesulitan keluarga Jisoo menjalin kerjasama, itu memang bagian dari rencana Taehyung. Ia bukan berniat menjatuhkan keluarga Kim itu, melainkan memberikan mereka sedikit pelajaran. Taehyung sudah mengatur siasat bagaimana agar keluarga Jisoo bisa lebih menghargai presensi Jennie nantinya. Rencananya sudah tersusun rapi, hanya tinggal dijalankan sesuai kendalinya.

Tok! Tok! Tok!

Terdengar suara ketukan pintu rahasia dari balik lemari penyimpanan berkas. Gadisnya pasti sudah bangun. Maka dengan segera pria itu bergerak untuk membukakan pintu itu dengan sidik jarinya. Presensi Jennie yang berdiri dengan wajah mengantuknya langsung menyapa saat pintu itu terbuka. Merasa gemas, Taehyung refleks mengacak surai gadis itu sambil terkekeh pelan.

Miridical | Complete (✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang