6

2.3K 360 3
                                    

Sebuah rumah megah, dengan para maid yang sedang sibuk menyiapkan sesuatu.

Entahlah, Jeno tidak perduli.

Walaupun ia menolak, orang tuanya tidak akan pernah mendengarkan dirinya.

Sudah beberapa kali ia mengatakan tidak, mereka akan tetap mengatakan harus.

Ada satu hal yang membuatnya tidak mengerti, yang akan dijodohkan dengannya adalah temannya sewaktu kecil.

"Mengapa Haechan mau dijodohkan denganku?"

Ia menduga semua ini hanya karena bisnis antar sesama orang tua.

"Bagaimana jika Jaemin tau hal ini . . ."

Ia begitu takut jika Jaemin akan menjauh darinya.

"Jaemin . ."

-

-

-

"Hmm?"

Pemuda manis itu merasa jika seseorang tengah memanggilnya.

Namun, tidak ada siapa pun di sana.

Entah mengapa, seperti ada sesuatu yang menghubungkan sang pemuda tampan dan pemuda manis itu.

Dan yang bisa merasakan, hanyalah Jaemin.

"Apa Jeno baik-baik saja?"

Ia akan mengambil ponselnya, dan mencoba menghubungi. Namun, ada rasa tidak enak yang terus menggerogoti hatinya karena Jeno yang selalu menolongnya.

Akhirnya ia tidak jadi menghubungi Jeno, dengan kedua tangannya yang menyatu satu sama lain.

"Ku harap Tuhan melindungimu Jen."

🌱🌱🌱

"Selamat datang."

Kedua keluarga pun bertemu di rumah megah Jeno.

Jeno hanya bisa mengikutinya dengan sandiwara yang begitu menyakitkan, membohongi perasaan sebenarnya.

Mencoba tersenyum menyapa keluarga tersebut, dan ia bisa melihat teman kecilnya.

"Haechan sayang, kau ingat Jeno kan? Dia sangat tampan kan?"

"Iya."

Jeno mengepalkan tangannya, rasanya ia ingin berteriak.

"Baiklah, kita makan malam bersama."

"Seharusnya kau tidak perlu repot-repot."

"Tidak masalah jika dengan begini keluarga kita bisa bersatu."

Mereka pun tertawa bersama, kecuali Jeno yang menutup mata menahan rasa emosi, dan Haechan yang hanya bisa tersenyum.

-

-

-

"Bagaimana dengan pekerjaanmu Jen?"

"Baik."

Ia dan Haechan sedang berdua di taman belakang rumahnya

Jeno tidak ingin menatap Haechan.

"Mengapa kau mau menerima pertunangan ini?"

Jeno menggeram kesal karena Haechan tak kunjung menjawab.

"Jawab pertanyaanku."

Haechan pun menghela napas, "Ini berat untukku Jen."

Ia melihat ke arah Haechan yang tersenyum sedih.

"Aku memiliki kekasih Jen."

"Benarkah? Siapa dia?"

"Lee Minhyung, aku sering memanggilnya Mark. Aku begitu mencintainya Jen, aku tidak mengerti apa yang membuat keluarga kita melakukan perjodohan ini."

"Lalu, mengapa kekasihmu tidak bertemu dengan orang tuamu agar kau bisa hidup bersama?"

"Mereka merendahkannya, namun Mark tetap mempertahankan hubungan kami."

Jeno pun merasa mereka berdua telah di permainkan oleh orang tua mereka.

"Bagaimana denganmu? Apa kau memiliki kekasih?"

Jeno menyandarkan tubunya pada sebuah pohon.

"Aku pun memiliki orang yang spesial."

Haechan pun tertawa, "Bagaimana dirinya? Apakah dia wanita yang baik?"

Jeno melihat langit malam, terbayang akan wajah pemuda manis yang bisa memporak porandakan hatinya.

"Tidak, dia pemuda yang begitu manis."

Haechan menepuk pundak Jeno.

"Kalau begitu, kau harus memperjuangkan dirinya."

Jeno bersedekap dengan masih melihat langit malam tersebut.

"Itu tidak mudah."

"Akan mudah bila dengan kekuatan cinta."

Ia menatap Haechan, "Dan aku juga akan melakukannya, karena kau dan aku keberatan dengan pertunangan ini."

Benar, ia hanya ingin bersama Jaemin.

"Kau benar, kita harus melakukan sesuatu."

Dengan begini, mereka berdua tidak akan terkait oleh perjodohan tanpa adanya cinta.

Dengan begini, mereka berdua tidak akan terkait oleh perjodohan tanpa adanya cinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Din

𝙎𝙩𝙪𝙘𝙠 𝙬𝙞𝙩𝙝 𝙔𝙤𝙪 | 𝙽𝙾𝙼𝙸𝙽Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang