2

3.5K 454 8
                                    

Jaemin memasuki rumahnya, dan membaringkan tubuhnya pada sebuah matras.

Ia mengambil ponselnya, dan terus melihat-lihat dan mencoba.

"Seharusnya aku tidak menerima hadiah sebesar ini, orang itu sepertinya baik."

Ia menatap langit-langit rumahnya, "Semoga Tuhan selalu memberkatimu Jeno."

🍃🍃🍃

Jeno pun memasuki sebuah restoran, yang dimana sudah ada keluarganya yang menunggu di sana.

"Jeno, kemari."

Jeno menurut dan duduk di sebelah ibunya.

"Nak, kau tahu kan jika Ayah dan Ibu sangat menyayangimu?"

Ia mengangguk, "Tentu saja"

"Kalau begitu, pasti kau mau menuruti permintaan kami."

Jeno mengangkat alisnya, "Apa itu?"

Ibunya mengelus rambut Jeno.

"Kami akan melangsungkan pertunanganmu."

Ia langsung bangun dari duduknya, "A-apa . ."

"Kami ingin kau segera menikah."

"Tapi mengapa kalian tidak memberitahukan hal ini padaku?!"

"Kami rasa kau pasti akan mau menerima pertunangan ini."

Ia pun mundur selangkah, belum bisa menerima kenyataan ini.

"Maaf, aku tidak bisa menerimanya."

Ia pun langsung berlari keluar dari tempat itu.

"Apa mereka pikir pernikahan hal yang main-main?! Aku tidak percaya ini . . ."

Ia menyentuh kepalanya, "Aku lelah sekali."

Seketika ia mengingat pemuda tadi, bagaimana polosnya dan lucunya saat wajahnya yang serius. Ia tersenyum samar, langsung saja mengeluarkan ponselnya.

"Haruskah aku menelponnya?"

Ia dengan ragu menghubungi Jaemin.

"Oh, halo? Jeno? Halo halo? Apa kau bisa mendengar suara ku?"

Jeno pun menahan tawanya mendengar bagaimana Jaemin begitu polosnya mencoba menjawab panggilan darinya.

"Aku mendengarnya."

"Woah, ternyata seperti ini jika aku menekan ini."

"Kau menekan apa?"

"Speaker, suaramu besar sekali Jeno."

"Tentu saja, lebih baik kau matikan saja tombolnya."

"Baiklah."

Jeno merasa moodnya sedikit membaik berkat Jaemin, ia terhibur karenanya.

"Sudah sudah. Jadi ada apa kau menghubungiku?"

"Kau sedang apa?"

"Aku sedang berbaring."

"Kau tidak makan?"

"Tenang saja, aku sudah makan."

"Benarkah? Aku tidak percaya."

Ia bisa mendengar decakan kesal dari sana, "Aku tidak berbohong Jeno."

"Okay, aku percaya padamu."

"Bagaimana denganmu? Apa kau sudah makan?"

"Sudah."

Sebenarnya tidak sama sekali.

"Bagus, karena kau harus makan banyak. Tubuhmu itu sangat kekar dan berotot Jeno, kau tahu banyak sekali wanita yang melihatmu dengan mata yang bersinar."

Jeno tertawa mendengar betapa polosnya Jaemin.

"Hei, mereka melihatku karena aku sangat tampan."

"Iya, kau sangat tampan Jeno."

Jeno terkejut dengan kata-kata Jaemin, yang membuatnya terkejut lagi ia merasakan debaran.

"Benarkah?"

"Tentu, kau sangat baik Jeno. Dengan wajah tampan, badan yang begitu sexy-

"Cukup, okay terima kasih atas pujiannya."

Jeno tidak sanggup mendengar semua yang dikatakan pemuda itu, ia bisa merasakan bagaimana wajahnya yang memanas karena kata-kata tersebut.

"Ah, sudah jam 10. Jeno, aku akan tidur. Kau juga, jangan lupa tidur ya. Bye-bye~"

"Baiklah, tidur yang nyenyak ya."

Jeno memutuskannya, ia masih merasakan debaran di dadanya.

"Tidak mungkin kan . . "

- Din

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Din

𝙎𝙩𝙪𝙘𝙠 𝙬𝙞𝙩𝙝 𝙔𝙤𝙪 | 𝙽𝙾𝙼𝙸𝙽Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang