10

2.2K 329 0
                                    

Keesokannya, Jeno langsung pergi mengunjungi tempat tinggal Jaemin. Ia baru saja pulang kerja.

Setelah ia sampai, ia mencoba mencari rumah Jaemin.

"Mengapa tidak ada?"

Ia pun keluar dari mobil tersebut, mencoba melihat di sekitarnya.

"Jaemin . . ."

Ia melihat seseorang sedang berjalan menuju ke arahnya.

"Permisi tuan."

"Ada apa?"

Seorang pria berkemeja itu menghadap ke arahnya.

"Bukankah sebelumnya ada rumah kayu di sini?"

"Ah, rumah itu sudah di bongkar. Karena daerah ini akan di buat sebuah Restaurant."

"Be-begitu, terimakasih."

Jeno pun membungkuk tanda hormat, dan langsung melangkah menuju mobilnya.

"Jaemin, kau dimana?"

Seketika ia mengingat jika kemaren Jaemin menghubunginya.

'Hanya menanyakan kabarmu saja.'

Langsung saja ia memukul setir mobilnya, "Mengapa aku baru sadar . ."

Ia mengambil ponselnya, dan mencoba menghubungi pemuda manis itu.

"Jeno?"

"Jaem, kau dimana?"

"Aku sedang di warung ramen, ada apa?"

"Aku akan menyusul."

"Baiklah, aku akan mengirim alamatnya."

Panggilan itu terputus, sembari menunggu pesan Jaemin.

Ia tidak menyangka, kehidupan Jaemin akan seperti ini.

Mengapa Jaemin menutupinya?

Apa Jaemin tidak ingin mempersulit dirinya?

"AAARRRGGGHHHHHH."

Teriakan ini tidak seberapa dengan apa yang di alami Jaemin.

Setelahnya ia melihat pesan yang di kirim Jaemin, ia pun menyalakan mobilnya dan langsung pergi menuju tempat dimana Jaemin berada.

🌱🌱🌱

Pemuda manis itu menunggu Jeno, sebenarnya ia sudah sangat lapar. Namun, ia merasa tidak enak jika makan duluan.

Setelahnya ia melihat pemuda tampan itu masuk.

Penampilannya yang hanya berkemeja putih, celana kain hitam, dengan rambut yang memperlihatkan dahinya membuat kesan sexy namun angkuh.

"Jaemin."

Ia melambaikan tangannya, hingga pemuda tampan itu berhasil menemukannya.

"Kau mau makan?"

"Tentu, apa kau sudah makan?"

"Belum, aku menunggumu."

Jeno melihat senyuman Jaemin, membuatnya ingin sekali memeluknya.

"Baiklah, aku akan memesan. Kau ingin apa Jen?"

"Samakan saja denganmu."

"Tunggu ya."

Jaemin pun pergi menuju kasir.

Jeno memandangnya dari tempatnya, dengan tatapan sedih. Rasa sakit menyergapi dirinya, orang sebaik Jaemin mengapa harus mengalami ini?

𝙎𝙩𝙪𝙘𝙠 𝙬𝙞𝙩𝙝 𝙔𝙤𝙪 | 𝙽𝙾𝙼𝙸𝙽Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang