22

980 110 105
                                    


Halo, apa kabar?
Jangan lupa vomment, happy reading


" Jen please berhenti, gue sahabat lo jen" lirih haechan.

Jeno menatap haechan tajam " diem atau gue bunuh sekarang juga"

Hyunjin rasanya ingin berdiri lalu menyelamatkan haechan, namun kakinya terlalu sakit, ia tidak bisa berdiri " ck,sialan" gumam hyunjin

" Mati " jeno mulai menyeringai, haechan mencoba menendang perut jeno agar cekikkannya terlepas.

Tetapi kakinya malah nembus.

" Guobloookkk!" Hyunjin pengen nangis aja rasanya, jeno itu sudah menjadi hantu. Akan tembus  jika di sentuh.

Hyunjin jadi pengen ketawa tapi suasananya lagi tegang, ditambah kakinya sakit banget.

Sedangkan haechan memejamkan matanya " lupa gue dia udah meninggal " batin haechan

Jeno tiba-tiba melepaskan cekikkannya, haechan dan hyunjin menghela nafas lega. Tetapi setelah itu jeno malah menarik kerah haechan lalu mendorongnya dengan kencang.

Teriak an haechan dan hyunjin langsung menggema
























































































































Seungmin mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru lorong rumah sakit. " Hyunjin sama haechan dimana sih?!"

Netranya tertuju pada dua lorong, lorong yang sedikit gelap dan sepi sedangkan yang satunya adalah lorong yang ramai karena banyak orang yang sedang berlalu-lalang. Seungmin pun memilih lorong yang sepi dan berjalan ke sana untuk mencari hyunjin dan haechan. Di tengah lorong seungmin menemukan papan tanda di pintu yang bertuliskan.

Kamar Mayat.

Ah sial, kenapa seungmin harus memilih lorong ini?. Seungmin langsung mengalihkan pandangannya, enggan untuk berlama-lama menatap kamar mayat.

DUK!

"AAKHH!"

" HAECHAN!"

Ketika mendengar teriakan itu, seungmin langsung berlari sampai ke ujung lorong karena ia yakin itu adalah suara hyunjin.

Sedikit perih, namun ia tetap memaksakan kakinya untuk berlari. Padahal kakinya terluka.

Sesampainya di ujung lorong seungmin menghela nafas lega karena menemukan hyunjin. Tetapi ada yang aneh.

Kenapa pemuda itu meringis kesakitan?

" Jin kaki lu kenapa?" Ucap seungmin yang kebingungan, melihat hyunjin yang sedang meringis kesakitan sembari memegang kakinya.

Matanya ber air, seungmin yakin hyunjin sedang menangis. "Hiks—"

" Jin?" Karena kondisi lorong yang lumayan gelap, seungmin tidak menyadari keberadaan haechan.

" Lu nangis? Kenapa? Haechan dimana? Katanya lu mau minta maaf sama dia" Tanya seungmin

Hyunjin malah tambah menangis, isakkan tangisnya sampai menggema. Beruntung lorong nya sangat jarang di lewati oleh orang-orang.

" H-haechan..." Lirih hyunjin

" Haechan kenapa?"

Dengan tangan yang gemetar, hyunjin menunjuk haechan yang sudah tak bernyawa di pojok lorong.

Seungmin terkejut, kondisi haechan sangat mengerikan. Kepalanya bocor, lehernya sedikit membiru karena cekik kan, darah dimana-mana.

Dan matanya terbuka.

Hyunjin membekap mulut nya sendiri untuk menahan isakkannya, matanya sudah sembab. Ia merasa tidak berguna karena tidak berhasil menyelamatkan haechan.

Padahal kalau hyunjin bisa berdiri, haechan pasti akan selamat.

Seungmin menghampiri jasad haechan dengan perlahan. Matanya sedikit berair. Ia pun mengusap wajah haechan perlahan untuk menutup mata haechan yang masih terbuka.




















































































































































Tubuh hyunjin ambruk ketika para suster membantunya untuk berdiri " dia pingsan!"

Salah satu perawat datang sambil membawa kursi roda " pakai ini saja!"

" Hei apa kau bodoh?! Dia pingsan kita butuh—"

" Tidak usah banyak omong! Kita harus cepat!, Sebentar lagi tim forensik akan datang kesini!"

Para suster pun mengangguk.

Seungmin masih menatap jasad haechan " ini pasti ulah jeno" seungmin mengepalkan tangannya.

" Bagaimana rasanya kehilangan?"

Itu suara buyut jeno. Dengan cepat seungmin langsung menoleh ke segala arah.

Dan menemukan jeno yang sedang memandang nya tajam di dekat—kamar mayat?

Hhh, jangan kamar itu lagi.

Seungmin langsung menghampiri jeno dengan amarahnya. Namun lagi-lagi, jeno membanting badannya.

"Akh!" Seungmin meringis kesakitan

Jeno menarik rambut seungmin dan membenturkan kepalanya ke tembok.

" Mati " ucap jeno

" Lepas" seungmin menatap jeno tajam. Jeno langsung melepas jambakannya.

" Gue lupa, kalau lo mati nya dengan cara kayak gini gak bakal seru "

" Mau lu apa setan?!" Teriak seungmin

Jeno langsung menyeringai sembari memegang  pisau yang ntah ia dapat dari mana. Ia menusuk perut seungmin.

" Mau gue?"

Jeno tampak berpura-pura berfikir.

" Lo mati " ucap nya lalu mencabut pisaunya kasar.

Dan ia melayangkan pisaunya dengan tinggi ke udara, lalu dengan cepat ia tancapkan ke kepala seungmin.

" CUT!"

Teriak sang sutradara.

Para kru langsung bertepuk tangan karena mereka telah menyelesaikan project film mereka.

" Kerja bagus " Bang chan selaku sutradara langsung menghampiri seungmin dan jeno.

Jeno langsung membungkuk sopan sembari tersenyum. Sedangkan seungmin langsung mengambil pisau yang—ceritanya— menancap dikepalanya.

" Pisaunya letoy hahahaahh" ia tertawa sambil mengangkat pisau bohongan.

THE END






























Ending yang tak terduga, maaf ya kalau tidak sesuai dengan ekspetasi kalian.

Karena di tengah cerita sempat ku ubah alurnya sempat ku ubah.

Terimakasih sudah membaca cerita ini
Nanti ada special chapter, isinya bts film mereka :)

JENOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang