[Love Scenario Series - Terjebak Perasaan] 1ST STORY
WARNING! SLOW UPDATE!
••••••••••••••••••••
"Ingat! Aku menikahimu hanya untuk menghindari gosip yang akan mencemarkan nama baik keluargaku dikalangan kolegaku. Jadi jangan berharap banyak atas per...
[Tjoy dari kemaren gue stuck di part ini, udah nulis banyak diapus lagi diapus lagi krn ngerasa aneh dan alurnya kelambatan. Akhirnya gue memutuskan untuk mempercepat alurnya (dicepetinnya dikit doangsi). Selamat menikmati.]
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
P'Mew🐶 Nong, sudah tidur?
Sudah lebih dari 15 menit Gulf memandangi pesan yang belum juga dibalasnya. Bukannya tidak mau, pasalnya laki-laki itu bingung akan membalas dengan kalimat seperti apa. Gulf pernah bilang bukan, jika dirinya belum pernah merasakan yang namanya pacaran, tapi bukan berarti tidak ada yang berusaha mendekatinya. Namun kebanyakan dari mereka akan pergi setelah beberapa waktu bicara dengannya lewat pesan. Karena semua orang disekitarnya tau—apalagi kedua sahabatnya—betapa membosankannya seorang Gulf dalam mengobrol lewat pesan singkat, dan Gulf takut Mew akan melakukan hal yang sama. Bukankah Mew terhitung dalam seseorang yang sedang mendekatinya? Anggap saja begitu. Makanya, sedari tadi yang berulang kali Gulf lakukan hanya menghapus pesan yang sudah ditulisnya.
Belum selesai dari sesi 'menulis pesan tanpa akhir' ini, tiba-tiba layar ponselnya berubah gelap, dan seketika nama seseorang yang sejak tadi menghantuinya muncul disana. Buru-buru Gulf mengangkat sebelum layarnya kembali gelap.
"Halo Phi?"
"Halo Nong. Belum tidur?" Suara di sebrang sana entah mengapa mampu membuat Gulf tersenyum sendiri.
"Belum Phi." Jawabnya masih sambil tersenyum.
"Kenapa tidak menjawab pesanku?"
"Eehhh...maaf Phi." Tiba-tiba Gulf merasa bersalah.
"Hahaha." Yang Gulf dengar malah tawa renyah Mew yang terdengar sangat lepas. "Kau lucu Gulf, kenapa juga harus meminta maaf? Aku hanya bertanya kenapa pesanku tak kau jawab, kupikir kau sudah tidur." Masih bisa terdengar sisa-sisa tawa itu.
"Aku—aku sangat buruk dalam bertukar pesan singkat. Phi akan menemukanku sangat membosankan setelahnya." Gulf menunduk, beberapa saat kemudian sadar bahwa Mew tidak bisa melihatnya.
"Kalau begitu jangan dijawab." Seketika Gulf terdiam. Sedikit menyesal memberitahu Mew tentang hal tersebut. Apa Mew sekarang tidak mau mengenalnya lagi? Itu terlalu berlebihan sih.
"Aku akan langsung meneleponmu saat aku ingin bicara." Perlahan senyum Gulf kembali muncul. "atau...saat aku rindu." Dan bukan hanya senyuman yang terpancar dari wajahnya sekarang. Tidak ada sedikitpun suara yang Gulf keluarkan, karena dirinya sedang sibuk meredamkan degub jantungnya yang seperti mau loncat.
"Kupastikan wajahmu sudah sangat memerah sekarang." Lagi-lagi tawa Mew membuatnya tanpa sadar menendang udara.
"Kau suka sekali menggodaku Phi."
"Aku suka melihat wajahmu yang memerah, sangat imut." Rasanya Gulf ingin menenggelamkan wajahnya didalam bantal sekarang.