[Love Scenario Series - Terjebak Perasaan] 1ST STORY
WARNING! SLOW UPDATE!
••••••••••••••••••••
"Ingat! Aku menikahimu hanya untuk menghindari gosip yang akan mencemarkan nama baik keluargaku dikalangan kolegaku. Jadi jangan berharap banyak atas per...
"Kau yakin tidak apa-apa tidur dengan Prem? Kenapa tidak denganku saja?" Mew masih duduk diatas kasur adik bungsunya sambil memeluk Gulf dari belakang.
"P'Mew! Phi Gulf akan lebih aman tidur denganku daripada denganmu. Pergi sana Phi, kami ingin membereskan baju-baju Phi Gulf, kau hanya memenuhi tempat disini." Prem yang sejak tadi berdiri karena tidak dapat tempat diatas kasur segera menendang kaki kakaknya.
"Hei bocah! Kau mau uang jajanmu kupotong?" Padahal perbedaan umur mereka cukup jauh, tapi kenapa mereka masih bertengkar seperti anak kecil? Gulf tak habis pikir dengan kelakuan kakak beradik itu.
"Phi Mew sudahlah. Lagipula Prem ada benarnya juga." Gulf menepuk pelan tangan Mew yang masih melingkari perutnya. Untuk masalah skinship, Gulf sudah sangat terbiasa dengan Mew yang memang suka sekali merangkul atau memeluknya.
"Gulf, kenapa kamu berada di pihaknya?" Bukannya melepas pelukan, Mew malah mempereratnya.
"Pergi kau beruang tua, Phi Gulf milikku." Dengan sekuat tenaga Prem menarik paksa tangan Mew untuk melepaskan Phi Gulf-nya.
"Enak saja. Dasar adik tak tau diri. Cari Gulf-mu sendiri, yang ini Gulf Phi!"
"Hei kalian seperti anak kecil!" Terdengar suara perempuan dari arah pintu.
"P'Sam, bantu aku melepaskan P'Gulf dari beruang tua ini." Prem masih bersikeras melepas pelukan itu. Yang dipeluk hanya bisa menampilkan wajah memelas meminta tolong kearah Sammy.
"Kalian tidak melihat wajah Gulf sudah seperti orang yang tersiksa?" Kata-kata Sammy membuat kedua laki-laki itu menatap Gulf. "Dan ada Boun dibawah, katanya P'Mew menyuruhnya untuk datang kesini."
Prem berhenti menarik tangan Mew "Eoh ada P'Boun dibawah?" Sammy mengangguk bingung atas pertanyaan adiknya. Dan semakin bingung saat melihat Prem sudah berlari keluar kamar menuju tangga.
"Ada apa dengannya?" Mew bertanya entah pada siapa. Gulf dan Sammy sama-sama mengangkat bahu.
"Ohiya Gulf, Ibu mencarimu. Kalau sudah selesai berberes, turunlah." Sammy tersenyum kearah Gulf yang dibalas oleh senyum juga. "Oh iya, ngomong-ngomong, kata Ibu nasi gorengku yang kemarin kamu yang membuatnya?"
"Iya Phi. Apakah rasanya aneh?" Gulf menegakan tubuhnya, takut akan mendapati Sammy tidak menyukai masakannya. Tapi yang terjadi malah diluar ekspektasinya, Sammy mendorong Mew yang sudah melonggarkan pelukannya sampai terjatuh dan mengambil alih Gulf.
"Buatkan aku lain kali. Ah, itu sangat enak, kalau bisa ajarkan aku sekalian." Gulf hanya tertawa melihat perempuan yang berada 2 tahun diatasnya itu bertingkah seperti Prem. Darah memang lebih kental daripada air.
"Hei kalian berdua sangat keterlaluan." Perhatian mereka teralih pada Mew yang sudah jatuh terduduk diatas lantai sambil mengelus pantatnya yang terasa nyeri.
"Apakah cara membuatnya cukup sulit? Karena rasanya enak sekali." Sammy tidak benar-benar mempedulikan kakak satu-satunya itu dan malah menarik tangan Gulf yang sempat terulur untuk membantu Mew bangun.
"Dosa apa aku di kehidupan sebelumnya." Mew hanya bisa bergumam sendiri.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.