[Love Scenario Series - Terjebak Perasaan] 1ST STORY
WARNING! SLOW UPDATE!
••••••••••••••••••••
"Ingat! Aku menikahimu hanya untuk menghindari gosip yang akan mencemarkan nama baik keluargaku dikalangan kolegaku. Jadi jangan berharap banyak atas per...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gulf terbangun dengan kepalanya yang begitu pening. Perlahan diangkatnya tubuh yang terasa kaku itu. Sambil memijat pelan kepalanya, Gulf memandang sekitar. Pandangannya terhenti pada pigura yang menampilkan gambar dirinya bersama Mew, yang diambil beberapa hari yang lalu.
Ini kamarnya, yang ia atur Bersama P'Mew. Dengan cepat matanya mencari keberadaan suaminya dipenjuru ruangan. Karena gerakan yang tiba-tiba itu mengakibatkan rasa pusing yang semakin menusuk. Membuatnya tanpa sadar memekik tertahan.
Terdengar suara pintu kamar mandi yang dibuka dan menampilkan tubuh tanpa atasan dengan beberapa bulir air yang menetes dari rambutnya. "Sudah bangun?" Suara Mew membuat Gulf mengangguk pelan. Laki-laki itu menunduk segera setelah menyadari pemandangan didepannya yang sangat tidak manusiawi.
"Kenapa kepalaku terasa sangat pusing Phi?" tanya Gulf dengan suara yang nyaris hilang. Ia berdehem sambil mengusap pelan lehernya, baru sadar bahwa tenggorokannya seperti terbakar.
"Masih berani bertanya?" Mew sudah mengambil kaos santai dengan celana pendek dari ruangan lain dalam kamar mereka. Laki-laki itu mengenakan bajunya sambil memperhatikan Gulf yang kembali memijat kepalanya pelan.
Hal terakhir yang Gulf ingat adalah segelas wine dan seorang teman. Berkenalan dengan Gun, membicarakan banyak hal, berakhir dengan bertukar nomor handphone, dan sudah. Gulf tidak bisa mengingat apa-apa lagi setelahnya. Apakah alcohol dapat membuat seseorang amnesia seperti ini?
Tadi malam adalah kali pertama Gulf merasakan alcohol selama 22 tahun usianya. Bright memang kerap kali mengajak Fluke dan Gulf ke Club untuk menyaksikan band-nya tampil disana, tapi belum pernah sekalipun Gulf memesan minuman dengan kandungan alcohol sedikitpun. Jika ia sudah merasa haus, Gulf akan mengajak Fluke untuk keluar mencari café atau kedai yang menjual minuman. Kata Fluke, alcohol terasa pahit dan tidak enak. Maka Gulf hanya bisa percaya pada omongan sahabat dari kecilnya itu.
Tapi semalam, saat ujung bibirnya mulai menyentuh segalas minuman berwarna merah keunguan itu, lidahnya tak bisa berhenti untuk menyecap minuman itu berkali-kali. Dan ia sempat mengutuk Fluke karena melarangnya mencicipi minuman enak satu itu.
Ini semua karena alcohol sialan! Bodohnya kau Gulf. Pasti dirinya mabuk berat dan menyusahkan P'Mew semalam.
Melihat pergantian ekspresi di wajah Gulf membuat Mew terkekeh pelan, namun buru-buru Mew mengubah kembali ekspresinya "Sudah bisa mengingat sekarang?" perlahan tangan besarnya menuju kepala yang lebih muda untuk dimanja.
Gulf mendongakan kepalanya dan mengangguk namun beberapa detik kemudian menggeleng pelan, membuat Mew mati-matian menahan senyumnya.
"Apa aku menyulitkanmu Phi? Aku hanya ingat menghabiskan beberapa gelas wine." dengan matanya yang berkedip polos, Gulf meraih tangan Mew yang sedang mengelus pelan kepalanya. Meletakannya diantara tangannya yang tidak lebih besar dari milik Mew.