[Love Scenario Series - Terjebak Perasaan] 1ST STORY
WARNING! SLOW UPDATE!
••••••••••••••••••••
"Ingat! Aku menikahimu hanya untuk menghindari gosip yang akan mencemarkan nama baik keluargaku dikalangan kolegaku. Jadi jangan berharap banyak atas per...
WARNING🔞 Di part ini ada sedikit adegan 18+ wkwk tapi ga parah sih, tapi gue mengingatkan aja. Soalnya gue jg gabisa bikin yang begonoan😭
Gue udah ngingetin ya, yang masih ngeyel trs marah2 jangan salahin gue😭
Enjoyyyy💃🏼
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pesta malam itu sangat menyenangkan bagi Gulf, laki-laki itu bisa bertemu dengan beberapa teman lamanya yang kebetulan bisa hadir. Dan dirinya tak menyangka bahwa P'Joss juga akan hadir di pesta pernikahannya, melihat fakta bahwa Gulf belum sempat menjelaskan padanya kenapa kakaknya itu baru mengetahui kabar pernikahannya beberapa hari yang lalu. Tentu saja Gulf dan Mew sudah mempersiapkan jawaban mereka dari kemarin. Jadi saat ada beberapa dari mereka yang bertanya, Gulf bisa menjawabnya dengan lancar.
Dari kejauhan Gulf bisa melihat wajah serius P'Mew dan P'Off yang sedang berbicara dengan beberapa orang berbalut jas mahal. Dugaannya, mereka sedang membicarakan bisnis. Demi tuhan ini sebuah pesta, kenapa laki-laki itu masih saja membahas pekerjaan diwaktu seperti ini.
Tadi Gulf sempat mengajak Mew untuk bertemu teman-temannya, namun tautan tangannya dilepas paksa oleh P'Off dengan senyuman tanpa dosa. "Gulf aku pinjam suamimu dulu ya, ini menyangkut hidup dan matiku." Katanya sambil menarik P'Mew menjauh darinya. Jika bukan karena title sahabat yang diberikan oleh P'Mew pada P'Off, Gulf bisa saja menarik kembali tangan besar Mew dan menahannya untuk beberapa jam kedepan.
"Hai." Gulf menoleh saat merasakan pundaknya ditepuk pelan dan mendapati seorang laki-laki yang sempat bertemu dengannya didepan toilet beberapa waktu tadi. Gulf ikut tersenyum ketika pria yang lebih pendek darinya itu memberikan senyuman manisnya terlebih dahulu. Setelah dilihat-lihat, wajah laki-laki itu memang terlihat familiar.
"Oh hai, aku Gulf, Gulf Kanawut." Gulf mengambil uluran tangan itu dan membawanya kedalam sebuah jabatan tangan. Terdengar sedikit tawa dari yang lebih pendek, membuat Gulf tanpa sadar mengernyit.
"Aku tau, Tuan Suppasit sudah mengumumkannya didepan banyak orang tadi, termasuk aku." Tidak bisa Gulf pungkiri jika tawa laki-laki bernama Gun ini sangat menular.
"Kau tidak bersama dengan P'Off?" itu suara Gulf yang mencoba membuka percakapan setelah beberapa menit saling terdiam. Gun menoleh masih dengan senyumnya. Sesekali menyesap segelas wine yang baru diambilnya.
"Apakah Tuan Suppasit memberitahumu hubungan seperti apa yang sedang kujalani dengan sahabatnya?" Gulf bisa melihat raut lelah yang terselimuti senyum itu.
"Pacar?" dengan lirih Gulf menjawab.
Lagi-lagi hanya tawa yang terdengar sebelum Gun menaruh gelas yang sudah kosong diatas meja, "Kuharap seperti itu." Lanjutnya dengan helaan nafas kecil. Gulf benar-benar tidak bisa menyelami isi kepala Gun. Laki-laki itu sangat pandai memainkan mimik mukanya.