• Sembilan •

8.7K 827 20
                                        

Malam itu Gedung pencakar langit nomor 1 di Thailand sudah penuh dikunjungi orang-orang dengan pakaian mahal. Beberapa mobil bernilai milyaran terparkir rapi. Semua yang hadir di pesta pernikahan itu terlihat sekali bukan dari kalangan biasa. Beberapa wartawan juga sudah memenuhi setiap sudut dengan kameranya.

"Wah, ini benar-benar pesta yang sangat besar dan elegan, seperti di film-film." Seorang remaja laki-laki dengan setelan berwarna merah muda berhenti tepat didepan pintu masuk ballroom Bersama beberapa temannya.

"Kau benar! Aku baru sadar seberapa kayanya teman kita itu." Perempuan cantik dengan gaun biru langit berpotongan rendah itu berkata sambil meremas pouch miliknya.

"Hei kalian!" Seorang perempuan lainnya menyahut. "Harusnya aku yang terkagum-kagum disini. Yin! Kau anak dokter ternama di Thailand, pasti sudah tidak asing lagi melihat orang-orang berdompet tebal. Dan kau Jane! Kakakmu seorang model terkenal astaga, yang benar saja?" decakan kesal terdengar dari gadis itu yang sudah bersiap untuk mengangkat gaun hitam elegannya, tapi langsung mendapatkan pukulan ringan dari Jane.

"Aku meminjamkanmu gaun ini bukan untuk diangkat-angkat seperti itu. Jadilah wanita untuk malam ini Pui! Siapa tau ada yang melirik kita." Jane mulai mengamati sekitar dengan mata cantiknya.

"PuJeYin?" ketiga sahabat itu mengarahkan pandangan mereka pada seorang laki-laki tinggi dengan setelan putih yang malam ini terlihat berkali-kali lipat lebih tampan dari biasanya. Siapa lagi manusia dimuka bumi ini yang menyingkat nama mereka bertiga dengan tidak kerennya kecuali Mew?

"P'Mew? Kenapa Phi masih disini? Bukannya sebentar lagi pestanya dimulai?" Yin berkata sambil melirik pergelangan tangannya. Ketiganya sudah tidak asing lagi dengan sosok itu yang selalu hadir ditengah-tengah kerja kelompok mereka untuk menjemput Prem.

"Ah aku sedang mencari Gulf, apa kalian melihatnya?" Mew yang bertemu dengan teman-teman adiknya ditengah sesi mencari Gulf-nya itu tersenyum ramah. Yin dan Jane saling pandang, pasalnya mereka berdua belum tau siapa yang dimaksud oleh kakak sahabatnya itu.

"Kalau tidak salah tadi aku melihatnya didekat toilet dengan P'Bright dan P'Fluke." Puimek yang memang tanpa sengaja melihat siluet bosnya itu angkat bicara.

"Oh terimakasih Pui. Kalian masuklah, Prem ada di meja dessert, hentikan dia untuk makan lebih banyak lagi kumohon!" ketiga remaja itu tertawa pelan mendengar permintaan Mew dan pamit untuk memasuki ballroom.

Setelah mengetahui keberadaan laki-laki yang seharusnya berdiri bersamanya diatas podium itu, Mew langsung menuju kamar mandi yang sempat diarahkan oleh Puimek. Dalam hati pria itu kesal bukan main, kenapa suaminya itu suka sekali menghabiskan waktu dengan 2 sahabat konyolnya sih?

Suami? Ngomong-ngomong soal pernikahan, mereka sudah meresmikannya pagi tadi. Dengan menggelarkan janji di gereja paling indah di Bangkok. Gulf-nya benar-benar definisi asli seorang malaikat tanpa sayap. Bagaimana bisa seorang laki-laki memiliki wajah yang terlalu tampan hingga bisa disebut cantik? Dan dengan senyumannya itu, Mew yakin sekali hatinya sempat bergetar sesaat.

Melihat Gulf yang berjalan didampingi oleh Prem membuatnya menahan senyum, pasalnya laki-laki muda itu terlihat sangat tegang. Dengan alis tebal yang hampir menyatu dan beberapa bulir keringat di keningnya jelas membuktikannya, apalagi saat tangannya menyentuh jemari yang lebih kecil itu, apakah Gulf berendam di air es sampai terasa sangat dingin? Yang Mew bisa lakukan hanya menggenggam tangan itu dan membisikan beberapa kata dengan harapan dapat membuat Gulf lebih tenang. Janji suci itu mereka ucapkan tanpa ragu, sampai cincin emas putih itu terpasang manis di jemari mereka berdua.

Sampai detik ini Mew tidak bisa menghapus bayangan wajah Gulf yang mempesona namun terlihat tegang diwaktu yang bersamaan, hingga tanpa sadar dirinya menyunggingkan senyum tipis. Mengingat kejadian pagi tadi membuatnya semakin tak sabar untuk menemukan Gulf-nya.

Terjebak Perasaan [ MewGulf ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang