Terjebak Perasaan [ MewGulf ]

• Duabelas •

Do not forget to leave a vote and comments🙏

Kan gratis yegakkk😘

Enjoyyy💃🏼

Kegiatan Gulf setiap harinya selalu sama. Hanya ada beberapa yang berubah sejak ia menikah. Bangun lebih pagi dari biasanya agar bisa menyiapkan sarapan untuk P'Mew sudah dilakukannya sejak beberapa minggu terakhir. Pernikahan mereka memang masih terbilang seumur jagung, namun kata Bright, dia belum pernah melihat pasangan sedekat mereka yang menikah karena sebuah perjodohan.

Tapi kan Bright memang belum pernah melihat pasangan lain selain Mew dan Gulf-_-

Sudah merupakan hal biasa bagi pegawai Vivápolo saat melihat Mew yang setiap malamnya akan datang menjemput Gulf pulang dari café selelah apapun lelaki itu setelah seharian bekerja. Gulf beberapa kali menolak, karena demi tuhan, dia laki-laki dan bisa pulang sendiri. Tapi Mew berkali-kali itu juga bersikeras menolak.

"Saat melihatmu, lelahku langsung hilang."

Kalimat itulah yang dilayangkan Mew saat pertama kali Gulf memintanya berhenti untuk datang ke café jika dirinya lelah. Dan kalimat tersebut juga yang berhasil membuat Gulf terdiam membisu dengan telinga memerah. Setelahnya, Gulf sudah tidak perduli seberapa seringnya Mew memeluknya serta mencium keningnya didepan pegawai Vivápolo. Gulf benar-benar sudah tidak peduli. Karena semakin ia menolak, semakin menjadi juga tingkah laku suaminya itu.

"Pagi Gulf." Seorang gadis dengan apron bertuliskan Vivápolo menyapa Gulf yang baru memasuki cafénya.

"Pagi Phi Mild." Sapa Gulf sambil tersenyum, "Lima menit lagi café akan dibuka, kemana yang lainnya Phi?" Gulf tidak melihat manusia lain selain gadis yang dipanggil P'Mild itu.

"Eoh Mike dan Newwie sedang diminta Bright untuk mengambil daging pesanan ke tempat biasa, supir mereka sedang sakit jadi kita harus mengambilnya sendiri." Penjelasan dari Mild membuat Gulf menganggukan kepalanya.

"Kalau begitu aku akan membantu Phi Mild." Setelah mengatakan kalimat tersebut Gulf masuk kedalam ruangan tempat mereka beristirahat untuk mengambil apron yang sama.

Baru beberapa menit setelah Vivápolo dibuka, sudah banyak pengunjung yang datang untuk merasakan breakfast menu di café tersebut, atau sekedar memesan kopi yang akan dibawa pergi. Jika sore hari menjelang malam adalah waktunya anak-anak muda yang mendominasi Vivápolo, maka di pagi hari menjelang siang lebih banyak pekerja kantoran atau turis-turis yang memanjakan diri mereka dengan menu-menu andalan Vivápolo serta iringan lagu favorite yang bisa diminta untuk diputar.

"Bagaimana rasanya berumah tangga dengan pria nomor satu di Thailand?" Phi Mild membuka obrolan setelah beberapa pelanggan mereka selesai membuat pesanan.