Tiba di London

1.2K 94 3
                                    

MIMA

Aku menduduki kursi pesawat tujuan London. Ini adalah pertama kalinya aku akan menginjakkan kaki diatas tanah kota impianku. Ada rasa senang bercampur takut didalam benakku.

Tapi tunggu? Ini adalah impianku sejak sembilan tahun yang lalu, bukan? Bukankah ini adalah impianku bersama teman-temanku saat duduk di bangku sekolah.

Ah sudahlah. Aku tidak ingin memikirkan apa-apa sekarang. Lagipula jika bukan karena beasiswa, aku mungkin tidak bisa seperti sekarang ini. Harusnya aku lebih bersyukur, toh Tuhan masih mau mengabulkan do'a ku.

***

Hari ini. Yah, Rabu 19 Mei tahun 2021 dimana pertama kalinya aku menginjakkan kaki di tanah London. Ya ampun, ini benar-benar sebuah keajaiban! Bandara ini benar-benar luas dan megah!

Aku menatap luas semua orang disekelilingku. Mereka begitu tinggi dan modis. Oh Tuhan, apa hanya aku orang Indonesia disini? Mengapa aku begitu pendek? Apakah selama di perjalanan tadi badanku menyusut atau.. Ah sudahlah.

Sambil berjalan kearah ruang tunggu, tanpa sengaja aku melirik kearah seorang pria.
Hey! Bukankah itu...

"Excuseme.." seseorang menarik tangan kananku, mengatakan dengan bahasa Inggrisnya yang fasih bahwa aku salah jalur. Aku kembali menatap pria yang berjalan tak jauh dariku tadi. Ah, jahat. Ternyata ia sudah menghilang ditelan keramaian.


***

Malam itu, aku berdiri didepan sebuah pagar rumah mewah ber-cat putih besar. Yah, ini adalah rumahnya! Tidak salah lagi, aku berada didepan rumah Mr. Randal Keynes.

Baiklah aku akan memencet bel-nya. Aku bergaya bak selebriti ketika memencet bel rumah tersebut. Namun saat ujung jariku memencet bel tersebut, tubuhku terpental.

Ya ampun aku terkena setrum! Bukan hanya itu, yang membuatku kaget bukan kepalang adalah lampu rumah dihadapanku mati semua!

Ini pasti terjadi konslet listrik? Apa ini semua karena aku? Kali ini aku merasa takut. Tanpa sengaja aku mendengar suara omelan dari arah rumah tersebut. Pelan-pelan aku berusaha bangkit dan berniat kabur. Sayangnya seseorang yang sangat kukenali berdiri dihadapanku dengan mobil mewahnya sambil berkacak pinggang.

"OH.." ucapku, tanpa kusadari mulutku mengaga lebar. "MY..." aku masih belum percaya bahwa lelaki itu berdiri dihadapanku. "GOD!" sambungku. Tanpa bisa ditahan, aku berlari memeluk lelaki tersebut. "SKANDAR KEYNES!!!" teriakku girang, dan selebihnya aku tidak sadar apa yang terjadi denganku.

Hello, London?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang