Cambridge University

341 44 9
                                    


YEMIMA

Tuhan, hari ini aku bahagia!!! Bagaimana tidak? Dalam sehari dua impian besarku terkabul secara langsung! Menginjakkan kaki di London dan..

Bertemu Skandar Keynes!!!Aku berguling-guling diatas kasurku, sambil berteriak-teriak kegirangan. Aku sempat serumah, seatap, semobil dan makan malam bersama idolaku. Coba bayangkan seandainya kalian diposisiku? Ah, terima kasih banyak Tuhan. Ini semua berkat kebesaranmu! Aku masih terus berteriak-teriak kecil dan berguling-guling diatas tempat tidurku.Hingga..

'Gedebuk!!!'

Yes aku jatuh! Tapi aku senang! Ini ternyata bukan mimpi! Ah, sudahlah aku lelah. Tapi? Aku tidak ingin tertidur. Ya, karena aku takut saat aku bangun aku berada didalam kamar Indonesia-ku yang kecil dan berantakan. Tapi... ah sudahlah.

***

"Mima..." teriak Skandar. Saat itu aku sedang berada disebuah taman bunga dengan kolam air mancur disekitarnya. "Kuch-kuch Hota Hai.." ucapnya. Aku sempat bingung melihat kostum ala India yang dikenakan Skandar. Namun tiba-tiba saja suara gendang terdengar. Dan..

Oh my God apa ini?! Ada ratusan ribu orang ala demonstran keluar dari berbagai tempat dan ikut berjoget. Mengapa banyak sekali? Hujan pun turun. Aku dan Skandar berjoget ditengah orang-orang itu dengan riangnya. Alunan musik Kuch-kuch Hota Hai yang dicampur dengan suara hujan membuatku bertambah semangat. Jujur, aku sangat menyukai musik India. Mungkin inilah yang membuatku sangat bersemangat dengan kejadian ini.

Sesaat kemudian Skandar menghilang, dan aku dapat menangkap wujudnya dibalik pepohonan. Tak beberapa lama kemudian ia kembali menghilang dan tiba-tiba saja ia sudah berada satu kilometer dari hadapanku dan berlari-lari mengejarku dengan gaya slow motion diantara hamparan bunga dan rumput-rumput.

Aku menari-nari lagu India dibawah hujan, kemudian bersembunyi dibawah pohon. Aku mencuri-curi pandang kearah Skandar, kemudian aku bersembunyi lagi. Saat aku mencuri-curi pandang dibalik pohon kearahnya, ia menoleh kearahku. Dan apa yang kulakukan? Aku berkedip manja kearahnya. Lalu ia berlari kearah pohon tempatku bersembunyi. Saat aku ingin mengintipnya lagi dari balik pohon tiba-tiba saja..

JDUAAAAAR !!! Petir besar menyambarku dengan ganasnya.

***

Aku terbangun saat suara jam beker disamping meja tempat tidurku berbunyi dengan nyaringnya. Jam menunjukkan pukul enam pagi. Aku segera bersiap-siap dengan semangat 45' menuju kekamar mandi. Setelah bersiap-siap memakai baju yang paling rapi, aku mengambil beberapa buah roti yang telah disediakan oleh penyelenggara beasiswa ku didalam kulkas dan meletakkannya didalam tas. Ah rasanya hari ini aku tidak ingin membuang air besar maupun kecil. Agar sisa makanan yang dibelikan Skandar awet ditubuhku.

Aku tiba di depan gerbang Cambridge University. Gerbang yang sangat mewah yang dihiasi pepohonan dan rumput disekitarnya. Dan, dan, dan, dibalik gerbang itu terdapat sebuah bangunan megah bernuansa kuno yang sangat menawan.

MashaAllah, aku tidak pernah melihat bangunan sebagus ini selama hidupku...

Dengan semangat yang terdapat didalam diriku, aku berusaha lari sekencang-kencangnya menuju pintu utama Universitas itu. 

Universitas yang sangat luas! 

Aku meloncat-loncat dengan girangnya sambil tertawa-tertawa. Tidak perduli ada beberapa mahasiswa yang melihatku dengan ekspresi aneh. Aku hampiri salah satu dari mereka, kemudian aku guncang-guncangkan bahunya.

"Lo tau siapa gue?" ucapku dengan bahasa Indonesia yang tidak ia mengerti. Ia menunjukkan wajah takut sekaligus bingung padaku. "I'm human you, know?!" lalu aku tertawa terbahak-bahak dan kembali berputar-putar diatas rumputan sambil kembali tertawa. Ya ampun, aku bahagia!!! 

Bukan hanya itu. Aku juga duduk diatas rerumputan halaman universitas tersebut, kucengkeram rerumputan itu menggunakan tanganku lalu kutarik hingga botak. "Rupanya bau rumput Inggris sama rumput Indonesia berbeda ya? Ah, bau rumput disini begitu enak.." gumamku. Lalu kembali tertawa. Aku berbaring diatas rerumputan itu. Aku mencoba memejamkan kedua mataku, sesaat ingin merasakan ketenangan. Namun, ini yang paling tidak kusuka. Ck. Seekor burung kurang ajar menjatuhkan kotorannya tepat di dahiku.

"Hei, selamat pagi?" ucap seseorang. Aku segera menutup dahiku dengan tangan kiriku. Lelaki berwajah asing itu tertawa melihatku. "Sepertinya kau butuh sapu tangan" ucapnya sambil memberikan sebuah sapu tangan bermotif kotak-kotak. Aku terperangah beberapa saat melihat ketampanan pria dihadapanku. "Hey, i'm Theo. What is your name?" tanya-nya.

"Theo!!!" teriak seseorang dari kejauhan. Ya ampun, itu dia lagi. Skandar!!! Oh iya, aku ingat! Menurut fakta yang pernah kubaca di Facebook maupun Twitter yang disebar oleh para Narnians maupun Skandarians (sebutan fans Skandar) tentang Skandar, Skandar memiliki sahabat bernama Theo.

Aku menarik Theo saat ia akan beranjak meninggalkanku. "I'm Mima." ucapku. Lelaki itu tersenyum kearahku, lalu ia kembali tertawa melihat wajahku. Kemudian Theo mengacungkan thumb -nya padaku.

Ah, cobaan apalagi ini? Mengapa banyak sekali pria tampan yang mendekatiku di negara ini? Apakah aku terlihat cantik? ucapku. Oh kotoran burung yang hangat-hangat kuku meleleh menyusuri wajahku membuatku tersadar dari lamunanku. Kemudian segera kusapu dengan sarung tangan pemberian Theo.

***

Hello, London?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang