Pria Jahat Itu

302 37 2
                                    


MIMA

Sudah delapan hari sejak pertunanganku dilaksanakan. Aku tahu, aku tidak pantas mengharapkan apapun dari Skandar saat ini. Termasuk cinta dari lelaki itu. Namun, bisakah kalian menahan perasaan kalian jika kalian menjadi aku? 

Yah aku tahu ini hanya pura-pura, tapi bagaimana bisa kalian tidak berharap dengan seorang pria yang sudah kau idolakan selama belasan tahun, dan kini ternyata pria itu adalah tunanganmu. Bagaimana kau bisa tidak berharap lebih pada pria yang mengatakan didepan semua orang, bahwa ia akan menikahimu?

Kuakui, Skandar memang sangat amat cuek terhadapku. Ia tak pernah lagi memperdulikanku, meskipun statusku sekarang adalah tunangan palsu-nya. Skandar terlalu sibuk dengan urusan kuliahnya. Bahkan selama delapan hari ini, ia hanya sekali menghubungiku untuk menceramahiku tentang foto narsisku yang beredar di media bersamanya. Dan selebihnya? Kami bahkan tidak pernah lagi bertemu.

Hari ini aku memutuskan untuk mengunjunginya, kerumahnya. Yah, jujur aku sangat merindukan idolaku yang satu itu. Saat aku tiba disana, ialah yang membukakan pintu rumahnya untukku. Ia memakai celana pendek selutut dan kaos biru bertuliskan Sebastian. Kura-kura di Galapagos kesayangannya. 

Saat aku masuk, ia sama sekali tidak menegurku. Ah, jangankan menegur, menatapku saja tidak. Apa yang terjadi denganmu Skan? Setelah kau memasangkan cincin pertunangan didepan semua orang? Memelukku didepan semua orang bahkan, kau menciumku? Apakah memang ini sifat aslimu? Kalau begitu aku menyesal telah menjadi salah satu dari fans-mu.

Mom Zelfa dan Kak Soumaya menyambutku begitu mengetahui kedatanganku. Sementara Skandar? Ia masuk kedalam kamarnya dan mengurung diri disana hingga aku memutuskan untuk pulang. Ini, menyakitkan.

Mengapa ia terlihat sangat tidak sudi melihatku? Apakah ia masih marah akibat foto narsisku? Apa yang sebenarnya terjadi?

***

Aku menggedor sebuah pintu rumah mewah dihadapanku dengan berapi-api. "Theo! Keluar kau!!!" teriakku. Tak beberapa lama kemudian, Theo muncul dihadapanku. Dengan menggunakan boxer tanpa memakai baju.

"Ada apa?" tanya-nya santai.

"Apa yang kau katakan pada Skandar dan keluarganya?!" bentakku. "Kau memberi tahu mereka bahwa wajahku kejatuhan kotoran burung, kan?!" ucapku marah. Theo tertawa terbahak-bahak mendengar kata-kataku.

"Aku hanya menghiburnya. Kau akan mengantarnya besok, kan?" tanya Theo.

"Mengantar? Maksudmu? Memangnya dia akan kemana?" tanyaku dengan wajah terkejut. Theo memegang kedua bahuku.

"Mima, besok Skandar akan pergi ke Lebanon. Ia akan kerja disana selama beberapa tahun. Dan.." Theo memotong ucapannya. "Kemungkinan ia akan kembali lagi kesini itu sangat kecil.."

Aku terdiam.

Seperti ada ribuan tombak tajam yang menusuk jantungku. Ini menyakitkan. Setega itukah Skandar terhadapku? Jadi, selama ini ia menganggapku apa? Boneka-nya? Boneka Barbie? Boneka panda? Atau jangan-jangan boneka santet? Ah, yang terakhir jangan.

Setidaknya jika ia memang tidak pernah menyukaiku, ia bisa menganggapku sebagai teman, bukan? Teman biasa saja bahkan sudah cukup bagiku.

Tanganku bergetar, tubuhku bergetar, air mata becampur air liurku mulai menetes. Ada rasa sakit dihatiku, rasa kesal, rasa marah, rasa kecewa. Semua itu berkumpul menjadi satu. Tangisku pecah saat itu juga. Tidak perduli saat Theo memaksaku untuk diam. Aku segera berlari meninggalkan Theo. Tanpa kusadari, aku menginjak ekor anjing milik keluarga Theo.

Dan apa yang terjadi selanjutnya?

Seolah menyimpan kemarahan yang membabi buta, seluruh anjing peliharaan Theo tersebut turut berpartisipasi mengejarku. Mungkin ada sekitar enam atau tujuh anjing yang berpartisipasi terhadap pengejaranku.

 Tangisku semakin jadi. Saat aku melihat kebelakang, Theo malah ikut-ikutan mengejarku tanpa menggunakan baju. Apakah ia ikut berpartisipasi bersama anjing-anjingnya tersebut? Atau ia hendak menolongku?

Aku berlari menuju rumah Skandar yang memang berada tidak jauh dari rumah Theo. Saat tiba didepan pagar rumah tersebut, mobil Skandar keluar dari gerbang. Dan aku segera menyetop dan naik kedalamnya. Skandar yang melihatku berlinang keringat dan air mata terlihat bingung. Sementara diluar mobil, Theo yang bertelanjang dada sudah berhasil menangkap anjing-anjingnya. Skandar menatap sahabatnya itu dengan bingung, lalu mengendikkan bahu kemudian menjalankan mobilnya.

Air mataku menetes dengan derasnya. Antara ketakutan, malu, dan sakit hati.

"Mengapa kau tidak pernah memberitahuku, bahwa kau akan pergi?" tanyaku. Skandar diam sambil tetap fokus terhadap jalanan dihadapannya. "Aku memang tidak cantik. Aku memang bukan kriteria gadis sempurna seperti yang kau idam-idamkan. Tapi setidaknya kau bisa menganggapku sebagai teman, kan?" hisakku. Skandar tetap diam. Ekspresinya dingin, seperti biasa. "Jawab aku!" teriakku dengan tangisan.

Skandar menghentikan mobilnya dipinggir jalan, lalu menatapku dalam diam. Tatapan tanpa ekspresi, yang menggambarkan watak bengis dan egoisnya. Lalu ia mengeluarkan sesuatu dari dalam tas ransel yang ia letakkan di jok belakang. Sebuah amplop cokelat besar, dan ia memberikannya kepadaku.

"Ambilah ini." ucapnya tanpa menatapku sama sekali. "Didalamnya ada uang, yang cukup untuk membayar biaya hidupmu selama disini. Lalu ini," ia menyerahkan sebuah kaset yang bertuliskan Engagement Day's Skandar Keynes and Yemima Safitri . "Ini yang diinginkan para penggemarku. Pergilah. Jangan pernah menganggap bahwa aku akan membalas perasaanmu. Jangan pernah.." ucapnya dingin. Ia menatapku.

Aku menelan ludahku. Dadaku terasa sesak. Aku mencoba menenangkan diriku, dan berusaha membuka mulutku.

"Kau kira, semua orang didunia ini terlihat sama? Kau kira dengan uangmu dan kepopularanmu, kau bisa membeli semua yang kau inginkan, Skan?" tanyaku. Saat ini aku benar-benar merasa dipermainkan, dan.. hancur. 

"Jangan pernah beranggapan seperti itu." ucapku, lalu membuka pintu mobil Skandar. "Aku menyesal pernah menjadi salah satu fans dari orang sepertimu, Mister Skandar Keynes." ucapku sambil berusaha menahan tangisanku yang hampir kembali pecah.

***

Hello, London?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang