Hay!
Masih ada yang nungguin kelanjutan cerita ini?
• • •
Bersedekap dada dengan bibir yang dipoutkan dengan artian yang lebih jelasnya jika Sagha tengah merajuk pada Lona.
"Pulang, Sagha. Lo gak boleh nginep di sini."
Sagha menggeleng sambil menghentakkan kakinya ke lantai, dia merajuk.
"Sagha mau nginep!!!" Pekik Sagha sekerasnya membuat Lona meringis pelan.
Beruntungnya Kamar Lona kedap suara jadi hanya Lona yang mendengar pekikan Sagha yang membuat telinganya berdenging.
Lona menggeleng pertanda tidak. "Gak boleh."
Kedua manik mata Sagha berkaca- kaca, "Sagha nangis kalo gak boleh."
Lona mengalihkan pandangannya yang sedari tadi hanya berfokus pada laptopnya ke Sagha yang berdiri di hadapannya tengah menahan isakannya.
Aish, Sagha yang menangis itu menyebalkanㅡ
ㅡJuga menggemaskan sekaligus.
"Jangan nangis." Ancam Lona sambil menatap tajam Sagha yang sekarang terduduk di lantai sambil menangis dengan keras.
Lona mengusap wajahnya kasar lalu beranjak menghampiri Sagha dan menarik lengannya untuk duduk di kasur bersamanya.
Tersenyum tipis, Lona mengusap perlahan air mata di kedua pipi gembil Sagha. "Inget, 'kan kalo cowok nggak boleh cengeng?"
Sagha mengangguk pelan.
"Sagha, 'kan cowok. Jadi, jangan nangis, 'ya?" Sambil mengusap pelan surai coklat Sagha yang terasa sedikit kusut, tak seperti biasanya yang terasa lembut dan halus.
"Uh? Sagha cowok?," tanya Sagha dengan polosnya.
Lona mendatarkan raut wajahnya. "Yaiyalah, kalo bukan cowok emangnya, apa?" Ujar Lona dengan kesalnya.
Sagha tersenyum lebar hingga menampilkan dimple nya. "Sagha ituㅡ
Sagha menggantung kalimatnya sambil berpose sedang berfikir dengan jari telunjuk yang mengetuk dagunya membuat jadi gemas sendiri melihatnya.
Jadi pengen gaplok jadinya, monolog Lona.
Secara mendadak Sagha memeluk tubuh Lona membuatnya limbung dan jatuhㅡ beruntung jatuhnya di kasur, empuk.
Dengan Sagha yang berada di atasnya tengah tertawa pelan. "Sagha pacarnya Lolo, 'kan?" Tanyanya tanpa berpindah posisi dari tubuh Lona.
Lona membeku di tempatnya tanpa bisa untuk melempar tubuh Sagha menjauh darinya sama seperti di saat Kevin mulai berulah.
Oh, ayolah. Tak sadarkah, jika jarak wajah Lona itu sangatlah dekat dengan Sagha!
Bahkan Lona bisa merasakan deru nafas dengan harum strawberry yang menerpa wajahnya. Ini benar- benar memalukan!
Lona merasa canggung dan kedua pipinya sekarang terasa memanas.
Sialan.
Sagha mengernyit bingung kala melihat adanya perubahan warna di pipi Lona. "Ih, pipi Lolo 'kok merah? Lolo kenapa?" Tanya Sagha heran dengan tatapan bertanya- tanyanya.
Tanpa tau jika jantung Lona hampir terlepas dari tempatnya berada. Aish, ini memalukan bagi seorang Lona asal kalian tau.
Tak mendapat jawaban dari Lona, Sagha pun berpindah posisi menjadi rebahan di samping Lona yang masih saja terdiam dengan tatapan kosongnya.
Sagha tertawa kecil sambil menusuk- nusuk pelan pipi Lona. "Tuh, 'kan pipi Lolo 'kok merah?" Tanyanya lagi, Sagha penasaran.
"Ih, tapi lucu." Lanjutnya.
"Pertama kalinya seorang Lona blushing karna seorang bocah jadi- jadian." Celetuk Kevin dari ambang pintu kamar dan berjalan mendekat ke arah Sagha dan Lona.
Lona dengan segera tersadar dari lamunannya dan bangkit dari tidurnya. "Ngomong sekali lagi robek itu mulut." Sarkas Lona.
Kevin mendengus kesal mendengarnya lalu beranjak menuju jendela kamar Lona yang terbuka dengan lebarnya.
Jari telunjuk Kevin menunjuk ke sebuah arah di tempat yang sangat gelap di mana jika lebih diteliti lagi maka akan ada sebuah mobil SUV hitam terparkir di sana.
Lona beranjak mendekat ke jendela diikuti Sagha yang berdiri menyempil di antara mereka karna penasaran dengan apa yang Kevin dan Lona lihat.
Lona terkekeh pelan melihatnya. "Ada mata- mata, 'ya?" Ujar Lona sambil mengeluarkan sesuatu dari balik saku celananya.
Kevin berdehem menanggapinya dan ikut mengeluarkan sesuatu dari balik jaketnya.
"Tapi, gue ngerasa ada yang aneh disini." Kevin beropini sambil menatap lamat sekitarnya.
Sedangkan Sagha menatap heran kedua orang di sampingnya. Dia sama sekali tak mengerti apa yang mereka bicarakan.
"Lolo, titik merah yang gerak- gerak di keningnya Sagha ini apa?" Tanya Sagha dengan polosnya sambil menunjuk titik merah di keningnya.
"..." Lona dan Kevin saling pandang dengan tatapan yang tak bisa diartikan.
- To Be Continued -
Maaf, Author baru bisa up lagi soalnya kuotanya sekarat. Beneran ini, nggak bohong.Akhir- akhir minggu ini juga author lagi nggak enak badan makanya otak mampet mau mikir lanjutan ceritanya kayak gimana.
Udah, gitu ajalah.
Jangan lupa vote sama komennya, 'ya.

KAMU SEDANG MEMBACA
CHILDISH (✓)
Roman d'amour[END] Lona itu sejenis gadis nakal yang terlalu bebas. Oh bukan, dia bahkan menjadi bagian dari kelompok mafia. Dunia kriminal bahkan melingkupi hari-harinya. Takdir memang aneh ya bila membuatnya jatuh terpikat pada seorang lelaki lugu sejenis Sag...