17. Lona

5.2K 410 2
                                    





一sebelum Lona pergi,

Ponselnya berbunyi, menandakan adanya notifikasi一di tengah malam seperti ini.

Sebuah pesan e- mail, dari nomor asing. Lona berdecak kesal melihatnya dengan mata yang masih sedikit terpejam一dia masih mengantuk dan baru tidur beberapa saat saja.

Lihatlah, bahkan dia hanya tidur di sofa ruang tengah, bukannya tidur nyenyak di ranjang empuk.

Apa si pengirim tak punya pekerjaan lain dan harus membangunkan Lona di tengah malam seperti ini?

Hanya sebuah foto一foto sebuah mansion dan seorang gadis yang selama ini Lona cari dengan rekan misinya一Kevin.

Laptop yang ada di atas meja diambilnya dan mulai diutak- atik olehnya. Hingga dua foto yang dikirimkan nomor asing itu yang sama muncul di laptopnya.

"Sialan bener sih, nih manusia. Maunya apa coba?"

•••

Bugatti Chiron itu berhenti tepat di depan sebuah mansion besar dengan penjagaan disekitarnya yang nampak lenggang一bukan seperti biasanya yang nampak sangat ketat.

Sebuah mansion besar yang terletak di ujung kota dengan suasana tenangnya, mansion Ayudha 一keluarga Sagha.

Entah, Lona hanya ingin ke tempat ini untuk memastikan sesuatusesuatu yang membuatnya semalaman kebingungan.

"Lantai dua?" Gumamnya ketika melihat adanya notifikasi pesan di ponselnya.

•••


Cakaran Sagha tak main- main. Wajah Kevin babak belur dengan bekas luka memanjang dipipinya一luka cakaran walaupun tak seberapa.

Dan beberapa helai rambutnya rontok karna Sagha terlalu keras menariknya. Sialan. Kepalanya sakit.

"Mending lo, gue anter balik ajalah." Titah Kevin sambil merapikan surainya.

Yang lebih pendek menggeleng. "Maunya ketemu Lona!" Pekik Sagha, Kevin hanya meringis ketika mendengarnya.

Apa bocah satu ini tak bisa mengecilkan volume suaranya? Tuli telinga Kevin jika harus mendengar suara cempreng yang memekakkan telinga itu terus- menerus.

"Balik, gak lo!" Pinta Kevin, sedikit membentak.

Sagha mendengus kesal. "GAK MAU!!!" Pekiknya, lagi sambil menghentakkan kakinya kesal.

"Terserah!" Setelahnya, Kevin beranjak pergi dari ruang tengah menuju kamar meninggalkan Sagha yang menggerutu karnanya.

"IH, KEVII一

Prang!

Sagha terdiam. Tak melanjutkan pekikan yang memekakkan telinga itu. Menatap sekitarnya一apa tadi yang terjatuh?

Apa mungkin Kucing yang menjatuhkan sesuatu dari arah dapur? Tikus? Angin? Atau setan disiang hari?

Suara langkah kaki lain yang terburu- buru terdengar mengikuti Kevin, dan dia sudah tau suara langkah siapa一Sagha, memang siapa lagi? Hantu? Konyol.

"Gak usah ngikutin gue." Sarkasnya dan bersedekap dada, menatap Sagha yang juga menatapnya dengan tatapan sinis.

Mendengus. "Ikut, Sagha takut sendiri!" Ujar Sagha sambil menarik Kevin untuk segera masuk ke dalam kamarnya.

"Dasar penakut." Cibir Kevin一menatap ke arah dapur dimana ia juga tadi mendengar sesuatu terjatuh dari sana.

Netranya tak sengaja menatap sebuah bayangan hitam yang berlari keluar melewati pintu belakang.

Makin gak beres ini,

•••

Lona terdiam di posisinya. "Kenapa sepi? Dan ini, bercak darah?" Monolognya.

Beranjak dari posisinya di lantai dasar, Lona melangkah menuju tangga yang pastinya akan membawanya menuju lantai dua.

Benarkan ini mansion Ayudha, lalu kenapa nampak seperti tempat pembantaian? Apa ini maksudnya?

Bercak darah di dinding putihnya一di lantainya, darah merah yang menggenang disana dan nampak mengering.

Berapa lama mansion ini ditinggalkan dalam keadaan kacau seperti ini?

Mansion ini berantakan. Lalu, dimana Tuan ataupun Nyonya Ayudha atau para maid dan bodyguard yang biasanya berjaga di setiap sudut mansion.

Ini aneh一lebih aneh dari Sagha yang tersesat di jalanan hutan malam itu.

Atau mungkin一

- Tbc -

Maaf, kalo kalian gak 'ngeh.

Tapi, ada yang udah nebak siapa yang dalam bahaya? Mudah, kok.

Dan Author gak tau apa kalian bakalan suka sama ending nya.

CHILDISH (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang