Sedari tadi fokusnya hanya berada pada laptop di hadapannya tanpa mengindahkan sekalipun panggilan seorang pemuda di sampingnya yang tengah mendengus kesal karna di acuhkan.
"Lo ngapain 'sih?" Tanya Kevin yang kesal karna selalu diacuhkan.
"Lo kalo gak bantu mending pergi. Ganggu lo itu, mending bantuin gue nyari letak dimana mafia sialan itu nyembunyiin mata- mata kita." Jelas Lona sambil tetap terfokus pada laptopnya.
Kevin mengambil alih laptop Lona, membuat si empunya berdecak kesal namun membiarkannya.
"Jadi, lo mau mulai misi ini secepatnya?"
Lona mengangguk lalu mengeluarkan sebungkus rokok dari saku celananya, menghidupkannya lalu menghisap asap dari batang rokok itu dan menghembuskan asapnya hingga beterbangan ke seluruh ruangan kamarnya.
"Cewek tapi ngerokok, dih." Cibir Kevin dengan wajah meremehkannya membuat Lona mendengus kesal.
"Bilang kalo mau, gak usah nyinyir kayak cewek alay." Ucap Lona lalu memberikan bungkus rokok beserta pemantiknya pada Kevin yang hanya tersenyum dengan wajah watadosnya.
"Bodo. Lagian juga gue cowok."
"Serah." Lona bangkit dari duduknya, menyambar jaket yang ia sampirkan di kursi lalu mengambil alih laptopnya kembali lalu beranjak petgi dari kamarnya dengan Kevin yang mengikutinya dari belakang.
"Lo mau kemana?"
"Mau nyelidikin sesuatu."
"Ikut sebagai partner kerja lo." Ujar Levin an mulai berlari menuju kamarnya yang berada tepat di samping kamar Lona.
"Itungan ke sepuluh gak muncul gue tinggal." Ucap Lona sambil mulai menghitung dan beranjak keluar dari mansion meninggalkan Kevin di kamarnya yang tengah mengumpat.
• • •
Kini, Lona dan Kevin telah berada di pinggir sebuah hutan yang berada jauh di ujung kota, hutan yang memiliki rumor jika siapapun yang masuk ke dalamnya tak akan pernah kembali karna hutan itu seperti labirin dan kisah menyeramlan lainnya.
Tapi, apa Lona peduli dengan rumor yang hanya sebuah mitos itu? Tidak, bahkan yang ada dalam pikirannya sangat jauh dari terkaan seorang Kevin yang biasanya selalu tepat.
"Ngapain coba kesini?" Tanya Kevin yang penasaran, bahkan ia merasa bosan sekarang.
Di sekelilingnya hutan, sagat gelap dan sukar. Bahakn nampak menyeramkan. Jadi, apa yang ingin Lona lakukan di tempat seperti ini? Penyelidikan apa yang akan ia lakukab disini?
Kevin tak habis pikir dengan pemikiran gadis satu ini yang juga ia sukai sejak pertama bertemu.
"Diem aja dan liat sendiri." Ucap Lona dingin sambil memandang ke sekitarnya dengan teliti dan cermat, walaupun yang Kevin lihat di sekitarnya hanyalah pepohonan dan semak belukar.
Tak lama kemudian sebuah mobil datang dan masuk lebih dalam ke hutan sana, membuat Lona tersenyum penuh arti membuat Kevin semakin bingung.
"Udah gue duga, ternyata ini dia letak markas mereka."
"Jadi, ini tempat Markas mereka. Tempat yang strategis juga," Ujar Kevin setelah mendengar pernyataan dari Lona barusan.
"Jadi, kita mulai misi dari sini?" Lanjut Kevin.
Lona menggeleng. "Bukan disini tempatnya, waktu gue lacak jejak terakhirnya sebelum alat pelacaknya hilang itu di tempat lain." Jelas Lona membuat Kevin hanya mengangguk mengerti
KAMU SEDANG MEMBACA
CHILDISH (✓)
Romansa[END] Lona itu sejenis gadis nakal yang terlalu bebas. Oh bukan, dia bahkan menjadi bagian dari kelompok mafia. Dunia kriminal bahkan melingkupi hari-harinya. Takdir memang aneh ya bila membuatnya jatuh terpikat pada seorang lelaki lugu sejenis Sag...