Selamat membaca 😊
Tandai typo dan kalimat rancu yaa. Tekan bintang dulu yuk sebelum membaca 😊❤️***
Hari ini Seruni bisa santai. Persediaan bahan kue dibelanjakan Marta. Katanya dia sekalian belanja bulanan. Toko juga sedang tidak ada pesanan. Sementara Ridho, anak itu tertidur pulas setelah sarapan dan minum obat.
Sudah lama Seruni tidak sesantai ini. Meskipun sebenarnya revisian skripsi menanti untuk dikerjakan, biarlah! Dia ingin rehat untuk sejenak. Sepertinya nonton TV sambil santai enak.
Seruni akhirnya menemukan channel yang pas untuk ditonton. Acara pagi yang tidak bikin pusing kepala yaitu acara kuliner. Siapa tahu ada resep yang bisa Seruni praktikkan.
Acara tersebut menayangkan seorang host yang suka makan. Host itu berpindah dari satu tempat makan ke tempat makan lain dengan memberikan komentar makanan yang dimakan. Hingga tiba segmen terakhir dari acara yaitu segmen belajar masak.
Ada tiga orang yang terlihat dilayar sekarang. Host yang doyan makan tadi, seorang chef, dan satu bintang tamu. Seruni menatap layar dengan serius. Apalagi masakan yang akan dipraktikkan adalah kudapan khas Indonesia yaitu enting-enting kacang.
Sebenarnya, camilan berbahan dasar gula merah dan kacang tanah itu tidak asing bagi Seruni tapi jika resep itu diangkat di acara masak di TV dan dibuat oleh chef terkenal, pasti makanan tradisional itu jadi spesial. Oleh karenanya Seruni tetap serius menatap layar.
"Jadi apakah seorang nyonya Pratomo Gunadi pernah makan enting-enting kacang?" Canda si host menanyai bintang tamu.
Si bintang tamu tersenyum. "Itu camilan saya pas masih kecil. Saya asli jawa jadi enting-enting kacang bukan makanan asing," jawabnya.
"Wah, jadi pemirsa jangan pernah meremehkan camilan tradisional ya. Buktinya keluarga Hardiyansyah masih makan enting-enting kacang," celetuk si host.
Keluarga Hardiyansyah? Tunggu! Sepertinya nama itu tidak asing. Seruni mengamati wajah bintang tamu yang berdasarkan tulisan di layar TV, namanya adalah Andari Gunadi.
Usianya sekitar empat puluh tahunan. Masih cantik, bahkan sangat cantik, dengan rambut dan kulit yang terawat. Perempuan itu terlihat tersenyum sambil menanggapi obrolan dengan host.
Senyum itu kenapa terlihat mirip dengan senyum yang akhir-akhir ini sering dia lihat. Buru-buru Seruni meraih ponselnya di meja. Dia membuka laman pencarian google dan mengetik nama Andari Gunadi.
Andari Prastika Hardiyansyah atau Andari Hardiyansyah merupakan putri pertama dari keluarga Hardiyansyah. Setelah menikah dengan pengacara terkenal Pratomo Gunadi, Andari lebih senang disebut sebagai Andari Gunadi.
Mata Seruni seketika melotot. Jadi perempuan itu kakaknya Naufal Sakti? Ya Tuhan, setenar itu keluarganya. Apalah dirinya yang hanya rakyat jelata ini.
Seruni kembali fokus menatap layar TV. Dia mengenyahkan pikiran anehnya. Mau seperti apa keluarga Sakti, toh bukan jadi urusan Seruni juga. Memangnya dia siapa?
"Jadi, siapa dari keluarga Hardiyansyah yang paling suka sama enting-enting kacang?" Tanya host itu lagi.
"Almarhum papa sih. Nirwan juga suka, saya juga suka. Semua suka lah kecuali Sakti," jawab Andari.
"Wah, ternyata si ganteng tidak suka makan enting-enting pemirsa," canda si host dengan ekspresi centil.
"Dia bukannya nggak suka sih tapi lebih ke nggak bisa makan," jelas Andari.
"Wah, kenapa tuh?"
"Jangan bilang-bilang ya, itu anak bungsu alergi kacang," kata Andari dengan suara berbisik tapi tetap saja bisa didengar semua orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello My Future: Marry Me? (Completed)
General FictionNaufal Sakti Hardiyansyah, salah satu keturunan dari keluarga politisi terkenal, memilih hengkang dari partai yang didirikan keluarganya karena merasa tidak tahan dengan kehidupan penuh sandiwara di panggung politik. Nama besar keluarga, nyatanya ma...