Chap 11

848 93 5
                                    

"A-apa yang kau maksudkan Shingo-san? Aku tidak sedekat itu?" Ucap ku dengan penuh keringat, bukan karena panas melainkan karna cemas.

"Tapi aku melihatnya kalian sangat dekat, bahkan sebelum ini kalian tidak sedekat itu. Apa yang sudah terjadi dengan kalian?" Seru Shingo.

"Ti-tidak ada yang terjadi di antara kami."

"Baby, aku tau ketika kau sedang menyembunyikan sesuatu. Jadi katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi, kau tidak mau kan kalau aku sampai marah."

Shingo-san tersenyum manis, tapi aku tau senyuman itu tidaklah semanis itu. Senyuman itu mengandung racun yang bisa membunuhku dalam sekejap jika aku salah berkata.

"Baby...." Seru Shingo kembali dengan nada yang di tekan kan.

"Sebenarnya semalam Toma-san berkunjung ke tempatku. Dan kita minum minum, setelah itu aku tidak ingat apa apa." Ucap ku dengan gugup dan tidak berani menatap mata Shingo-san.

"Eeh... Kau nakal ya baby, berani mengajak pria lain ke tempatmu. Dan kau juga sudah memanggil Toma dengan nama nya dan tidak lagi dengan nama keluarganya."

"Maafkan aku Shingo-san, aku tidak bermaksud apa apa. Toma-san ingin berkunjung ke rumahku, dan aku tidak bisa menolak itu. Dan dia juga yang memintaku untuk memanggilnya Toma-san."

"Lalu apa lagi?" Tanya Shingo dengan expresi wajahnya yang terlihat kesal dan berusaha untuk tersenyum.

"Eum itu... Saat aku bangun, dia berada di kasur bersama ku." Jawabku dengan menundukkan kepala karena takut.

"Rama, jangan pernah dekati Toma lagi. Kau tidak akan pernah tau apa yang akan di lakukannya saat bersama mu."

"Tapi ku rasa, dia tidak akan berani melakukan itu." Ucapku yang gugup.

"Dia saja berani tidur bersama mu!"

"Itu mungkin saja kan karena kita sama sama sedang mabuk, jadi dia tidur disebelah ku karena dia tidak bisa membawa mobilnya untuk pulang."

"Kau masih belum paham juga Rama? Aku jauh lebih mengenal Toma, dan dia peminum yang baik. Aku yakin semalam saat kalian sedang minum minum, dia masih dalam keadaan sadar.

Selain itu dia bisa melakukan hal ini ke padamu." Shingo menjatuhkan tubuh kecil Rama ke atas lantai, dengan ke dua tangannya yang ia tahan.

"Dan dia akan melebarkan kakimu dengan kakinya seperti ini." Ucap kembali Shingo dengan mempraktekkannya.

"Kalau seperti ini bagaimana caramu meloloskan diri darinya?" Tanya Shingo kepada Rama dengan tatapan yang serius.

"Aku akan memukul kepalanya dengan kepala ku." Jawabku yang saat ini merasa sedikit ketakutan atas apa yang di lakukan Shingo.

Aku merasa kalau Shingo-san cemburu, dan ini hal pertama yang ku lihat. Jujur, di sisi lain hatiku, aku merasa senang dengan kecemburuan ini.

"Lalu bagaimana jika dia melakukan hal ini padamu, ini merupakan hal termudah baginya untuk menyerangmu dan membuatmu sulit bergerak."

Shingo memutar balikkan tubuh Rama, dan kedua tangan Rama di tahan di atas punggungnya dengan satu tangan dan satu tangannya lagi di gunakan Shingo untuk meraba raba pantat Rama.

Namun tidak ada jawaban apa pun dari Rama, dia hanya diam tidak tau harus berkata apa lagi.

Kemudian Shingo melepaskan tangan Rama dan Rama hanya duduk dengan menundukkan wajahnya.

"Apa sekarang kau mengerti? Jauhi Toma, dia hanya terlihat baik tapi dia begitu berbahaya.

Dia akan menyerang pria mana pun yang ia sukai di saat pria itu merasa lengah."

Fight for Love (18+ / Ended) [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang