Chap 21 End

1.4K 101 29
                                    

Ditengah keseruan ku dalam bercerita, Shingo-san menopang dagunya dan tersenyum melihat ku.

Dan saat itu aku sadar atas apa yang ku lakukan, hingga ku hentikan ocehan ku tersebut.

"Kenapa berhenti? Aku ingin mendengar banyak cerita mu selama empat bulan kau tinggal disini." Ucap Shingo.

"Itu bukan hal yang penting. Yang terpenting adalah, kenapa kau kesini Shingo-san?!" Tegas ku.

"Aku datang untuk menjemput mu kembali ke kota dan kembali ke rumah."

"Menjemput ku? Untuk apa? Kembali ke rumah? Apa kau sedang menghina ku? Kau tau kan aku hidup sebatang kara, dan tidak memiliki rumah.

Jadi rumah siapa yang kau maksudkan Shingo-san? Apa kau sedang menghina ku saat ini, karena kau sudah mendapatkan semua yang kau inginkan?"

"Keinginan ku tinggal satu yang belum tercapai, yaitu hidup bersama mu Rama. Aku datang untuk menjemput mu dan kita akan bersama lagi, sesuai dengan janji ku.

Jika permasalahan ku telah selesai, aku akan datang menemui mu kembali. Dan kini aku tengah menepati janji ku meski pun kau sudah memutuskan hubungan kita.

Tapi aku datang untuk mendapatkan mu lagi, aku tidak mau jika dengan orang lain, aku juga tidak mau harus berpisah dengan mu. Rama aku mencintai mu, jadilah pasangan hidup ku lagi dan jangan pernah tinggalkan aku dalam keadaan apa pun."

"Apa kau bodoh Shingo-san? Aku tidak mencintai mu, selama ini aku hanya berpura pura hanya karena mengincar uang mu saja!"

"Hentikan kebohongan mu itu Rama, aku sudah tau semuanya. Sepupumu yang bernama Risa sudah menceritakannya padaku.

Tentang bagaiamana kau di abaikan oleh ke dua orang tua mu, dan masalah yang terjadi setelahnya.

Tentang mantan mu yang menghancurkan mu serta kakek mu yang mengusir mu bahkan mengumumkan berita palsu akan kematian mu.

Dan juga.... Tentang bagaimana kau meminta bantuan kepada kakek mu untuk menolong ku.

Lalu aku, Risa dan juga Toma berusaha keras untuk mencari keberadaan mu. Risa bilang kakek menyuruh mu untuk pergi jauh dari Tokyo.

Jadi kami mencoba mencari di kota kota yang mungkin akan kamu tempati, tapi siapa sangka kau berada di pulau yang masih di wilayah Tokyo.

Yaa memang tidak ada yang pernah menduga, seseorang akan kabur dan menetap di pulau ini sih."

"Tapi aku sudah menyetujui syarat yang di berikan oleh kakek, kalau kau datang untuk menemui ku, nanti kakek akan..."

"Jangan takut, kau kira aku datang kesini dengan begitu saja? Aku sudah bertemu dengan kakek mu dan kita melakukan debat yang cukup panjang.

Dan menurut mu, bagaimana hasilnya? Apakah aku kalah dalam debatan itu?"

"Kau pasti kalah, kakek orang yang keras. Dia tidak akan kalah begitu saja."

"Sayang sekali, aku lah yang menang. Aku berhasil membuat kakek mu itu luluh dengan kata kata ku.

Aku tetap bisa memegang perusahaan X meski aku sudah berniat untuk melepaskannya, jika itu di perlukan agar aku bisa bersama mu.

Selain itu, kakek mu membatalkan pernikahan ku dengan Risa dan mengizinkan ku untuk menjemput mu kembali ke kota.

Bahkan kakek mu menitip kan mu pada ku, aku di minta untuk menjaga mu dan membahagiakan mu."

Aku tersenyum tidak percaya, "Tidak mungkin kan kakek mengatakan itu semua? Kau pasti sedang membohongi ku." Ucap ku.

"Aku tidak pernah bohong ke pada mu kan Rama, ini kenyataannya. Jadi ayo, kita pulang. Kita akan tinggal bersama dan kita juga bisa memulai lagi hubungan kita."

"Apa aku sedang bermimpi?"

"Tidak baby, ini bukan mimpi. Jadi apa kau mau kembali lagi dengan ku?"

Aku tersenyum dengan lebar dan berkata, "Aku mau, tentu saja aku mau."

Aku segera memeluk Shingo-san dengan eratnya dan tidak ingin ku lepas. Rasanya aku sangat bahagia bisa berada lagi di pelukannya yang hangat.

"Shingo-san, kau harus menginap disini untuk beberapa hari, kau harus mencoba bermain scuba diving dan juga berendam di kawah vulkanik.

Selain itu aku akan mengajak mu berkeliling pulau ini, ada kedai ramen juga yang rasanya sangat enak." Ucap ku dengan menarik tangan Shingo-san.

"Makan ramen di saat cuaca panas begini? Apa kau tidak salah?" Keluh Shingo.

"Kalau begitu kita akan makannya saat malam, sekarang kita harus berkeliling dan dapatkan beberapa foto."

Tiga hari kemudian aku dan Shingo-san pulang ke kota, aku membawa satu tas koper dan satu tas punggung menuju rumah Shingo-san.

Di dalam kamar, usai kita mandi bersama kita melakukan seks.

Shingo-san duduk di atas kasur dengan memangku ku, kita saling bertatap muka dan kita berciuman.

Miliknya yang sudah berada dalam diriku, terasa begitu dalam. Shingo-san menjatuhkan tubuhku dan ia kembali menggerakkannya dengan cepat hingga kita keluar bersama sama.

Setelah itu kita berbaring di atas kasurnya yang besar dan Shingo-san memelukku dengan sangat kuat, seakan tidak menginginkan ku untuk pergi dari sisinya.

"Shingo-san, apa yang ku katakan waktu kau di rumah sakit itu tidak benar. Aku tidak pernah melihat harta mu, aku sungguh mencintai mu." Seru ku dalam dekapan Shingo-san.

"Aku tau itu, sejak awal aku merasa itu tidak benar." Ucap Shingo dengan memberi kecupan pada kening Rama.

"Aku sangat mencintai mu Shingo-san."

"Aku bahkan lebih mencintai mu."

"Un... Aku tau itu."

"Aku sudah benar benar bercerai dengan Miwa, dan saat ini tidak akan ada lagi yang menghalangi hubungan kita."

"Yeaah..."

"Aku juga sudah berhasil melakukan balas dendam dengan ayah ku."

"Yeaah..."

"Mulai saat ini hanya ada kita berdua."

"Yeaah..."

"Aku juga tidak akan merahasiakan apa pun lagi ke padamu, setiap masalah yang menimpa ku, aku pasti akan bercerita ke padamu tidak seperti sebelumnya."

"Yeaah..."

"Ayo kita lakukan itu lagi, lakukan hingga kau merasa tak berdaya."

"..............."

"Kenapa kau diam? Ku kira kau akan menjawab yeaah juga seperti jawaban ucapan ku sebelumnya."

"Shingo-san, sekarang sudah jam berapa?"

"Jam 3 pagi."

"Kau tau sejak kita tiba disini, kita belum istirahat sama sekali. Dan kau terus menerus menyerang ku.

Saat kita baru sampai kau sudah melakukannya dua kali, saat kita mandi kau juga melakukan itu, bahkan setelah mandi kau melakukan itu hingga tiga kali.

Lalu sekarang kau meminta melakukannya lagi hingga aku tak berdaya? Apa menurut mu saat ini aku masih mampu melakukannya lagi?"

"Hahaha baby kau lucu sekali, tentu saja aku hanya bercanda. Tapi kalau kau memang mau melakukannya hingga matahari terbit, aku tidak akan menolak."

"Tidak terima kasih, aku akan tidur sekarang juga!"

Pada akhirnya, aku dapat menjalin hubungan dengan Shingo-san. Aku dapat memiliki dirinya seutuhnya.

Tidak pernah ku duga, aku dapat kembali bersamanya setelah kakek meminta ku untuk menjauhinya.

'Kakek, Risa-onee san, terima kasih karena sudah merestui hubungan ku dengan Shingo-san.'

~TAMAT~

























Akhirnya tamat juga ^^
Maaf ya jika ceritanya tidak menarik
(^-^' )>

Fight for Love (18+ / Ended) [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang