Chap 18

745 81 4
                                    

Aku mencoba untuk melepaskan pelukan Risa-nee san dan mengusap air matanya yang tlah membasahi kedua pipinya itu.

"Hentikan ini nee san, kenapa kau menangis seperti ini? Kau bukan anak kecil lagi kan." Ucapku.

"Aku menangis untuk mu bodoh! Jangan dengarkan kata kakek, itu sangat menyakitkan. Dan aku tau kau bukan orang yang seperti itu." Seru Risa.

"Satu hal yang perlu nee san tau, apa yang di katakan kakek itu benar. Aku bahkan pernah melakukan seks dengan Toma-san yang merupakan kerabat sekaligus sahabat baiknya Shingo-san."

"Eeh? Itu tidak benar kan Rama?" Tanya Risa yang tidak percaya dan seketika air matanya terhenti.

"Itu benar. Jadi nee san jangan merasa sedih, dan jangan menangis lagi untukku. Air mata mu hanya akan terjatuh sia sia karena menangisi orang semacam aku ini.

Risa-onee san, aku do'akan semoga kakek dapat membantu Shingo-san dan kalian menikah dan hidup bahagia selamanya.

Aku tidak akan bisa datang ke pernikahan mu nanti, aku hanya bisa mengirimi mu do'a dari kejauhan. Nee san, aku harus pulang sekarang. Aku harus menyiapkan surat pengunduran diriku dan mengemasi semua pakaianku.

Besok aku harus meninggalkan kota ini, dan malam ini aku harus mencari kota yang akan aku tinggali nanti.
Lagi pula aku tidak cocok tinggal di Tokyo yang sangat ramai ini, sampai jumpa nee san jaga kesehatan mu."

Aku pergi dan tidak menoleh ke belakang sekali pun, meski Risa-onee san terus menerus memanggilku.

Saat ini aku sudah berada di depan rumah sakit dimana Shingo-san di rawat.

"Untuk yang terakhir kalinya, aku ingin bertemu dan menyudahi hubungan kita dengan benar.

Jika aku tidak menyudahinya, Shingo-san pasti akan mencari ku setelah kakek membebaskannya." Gumam ku dan melanjutkan langkah kaki menuju kamar inapnya Shingo-san.

Salah seorang perawat membuka kunci kamarnya, setelah aku masuk ke dalam, pintu tersebut kembali di kunci.

Aku melihat sekeliking tempat itu, banyak sekali cctv yang terpasang untuk memantau Shingo-san.

"Shingo-san...." Panggil ku yang melihatnya sedang tertidur. Tubuhnya kini sangat kurus, wajahnya terlihat sangat lelah dan tertekan.

Rasanya, aku tidak akan sanggup untuk menyudahi hubungan ini.

Shingo-san mulai membuka matanya dan ia segera memanggilku setelah melihat ku yang sedang berdiri di sampingnya.

"Baby, dari mana kau tau aku ada disini? Apa Miwa yang mengatakannya padamu?"

"Iya. Bagaimana keadaan mu?"

"Aku baik baby, jangan khawatir. Tidak lama lagi aku akan keluar dari sini." Ucapnya dengan tersenyum yang ia paksakan.

"Shingo-san ada hal penting yang ingin ku katakan padamu. Maaf aku harus mengatakan hal ini di saat kau sedang dalam keadaan yang tidak baik."

"Apa yang ingin kau katakan baby? Kau nampak sangat serius."

"Shingo-san, kali ini aku bersungguh sungguh ingin putus dari mu."

"Kau sedang bercanda kan Rama? Kau pasti tau akan perceraian ku dengan Miwa akan segera terpenuhi, lalu kenapa kau ingin kita putus?"

"Itu karena... Kau sudah jatuh miskin. Kau telah gagal mempertahankan hak waris mu Shingo-san.

Kalau aku tetap bersama mu, lalu bagaimana aku bisa jalani hidupku dengan kemiskinan?

Aku sudah muak hidup dengan tidak memiliki apa pun, aku mengincar mu saat di Amerika dulu, karena ku dengar kau anak dari orang kaya.

Itu sebabnya aku bertahan dengan mu meski pun kau sudah menikah, jika bukan karena uang, untuk apa aku bertahan sejauh ini?

Tapi sekarang, kau tidak memiliki apa pun. Jadi aku harus putus dengan mu dan mencari pengganti mu yang sudah pasti dia kaya."

"Apa kau akan pergi kencan dengan Toma?"

"Aku tidak akan lakukan itu. Aku tidak sejahat itu harus mengencani kerabat dari orang yang pernah ku kencani."

"Jadi selama ini kau hanya mengincar uang ku saja?"

"Benar."

"Hahaha... Bagaimana bisa aku tertipu? Apa karena kau seorang pria? Dan aku tidak pernah jatuh cinta pada pria sebelum ini, itu sebabnya aku tidak bisa mengetahui mana yang tulus mencintai ku dengan mana yang hanya mengincar harta dari keluarga ku.

Tidak pernah ku sangka, kepolosan mu itu terdapat wajah yang sangat licik Rama. Sekarang setelah aku terjatuh, kau ingin meninggalkan ku.

Sedangkan dulu, kau akan tetap berada di samping ku di saat aku terjatuh dan tidak pernah menceritakannya padamu.
Jadi semua itu hanya akting mu saja?"

"Benar, maafkan aku Shingo-san. Satu permintaan terakhir ku padamu, aku sangat berharap kau mau mendengarkannya.

Tolong bertahanlah sebentar lagi, tidak akan lama ku jamin. Jangan berpikir negatif dan jangan bertindak bodoh Shingo-san.

Karena beberapa hari nanti, akan ada seseorang yang akan datang menjemput mu untuk membebaskan dari neraka ini.

Dan orang itu, aku sangat yakin bisa membuat mu membalaskan dendam terhadap ayah mu. Jadi ku mohon, bersabarlah Shingo-san."

Usai aku berkata, aku mengetuk pintu ruangan Shingo-san. Perawat yang sebelumnya berada di depan pintu dan dengan segera membuka kuncinya.

"Rama tunggu! Dari mana kau tau soal balas dendam ku? Dan katakan lebih jelas apa yang kau bicarakan tadi, RAMA!"

Ketika pintu terbuka dan aku hendak meninggalkan ruangan Shingo-san, aku tersenyum dan berkata, "Selamat tinggal."





Author pov

Beberapa hari kemudian datanglah kakeknya Rama beserta Risa ke rumah sakit tempat Shingo berada untuk menjemput Shingo pulang.

"Anda kalau tidak salah, Oguri-san pemilik perusahaan K. Dan juga..." Ucap Shingo terhenti tepat setelah menatap Risa yang tidak di kenalnya.

"Dia Risa, cucu ku. Usianya sama dengan mu." Ucap Oguri kakeknya Rama.

"Oh, salam kenal Risa. Dan ada keperluan apa Oguri-san datang kesini? Tidak kah anda hanya membuang buang waktu berharga anda?"

"Ganti lah pakaian mu, kita datang kesini untuk membawa mu pulang."

"Membawa ku pulang? Maksud anda...."

"Ya, aku mendukung mu dan akan membantu mu untuk balas dendam dengan ayah mu itu.

Selain itu ku dengar, kau sudah resmi bercerai dengan istri mu itu ya? Itu berita bagus yang ku dengar kemarin."

"Kenapa anda mau menolong saya? Bukan kah kita tidak sedekat itu, oh maaf kan saya."

"Cucu ku Risa, sangat mengagumi mu dan tlah jatuh cinta pada mu. Itu lah sebabnya aku ingin menolong mu."

Shingo terkejut dengan apa yang di dengarnya, dan dia sudah bisa menebak dari kebaikannya tersebut.

Shingo akan di jodohkan dengan Risa, dan tidak ada pilihan lain jika Shingo masih ingin melakukan balas dendam dan tetap hidup, hal ini lah yang harus di terimanya.

Fight for Love (18+ / Ended) [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang