Chap 20

864 86 0
                                    

Keesokan harinya Risa menemui Shingo dan berkata, "Dia ini kan yang slama ini kau cari, Oguri Rama." Risa menunjukkan foto yang berisi Risa bersama Rama.

"Kau bilang kau tidak mengenalnya, tapi apa ini? Kau bahkan sangat dekat dengannya." Kesal Shingo.

"Maaf, kakek yang menyuruhku. Kakek menyuruh semua orang di keluarga Oguri bahkan mereka yang bekerja dengan kakek untuk tidak mengatakan apa pun soal Rama jika ada yang bertanya."

"Kenapa begitu?"

"Oguri Rama telah di nyatakan meninggal enam tahun yang lalu, tepatnya saat usianya 17 tahun. Kakek memberitakan kematian palsu itu setelah mengusir Rama pergi dari rumah kakek."

"Bagaimana bisa Oguri-san berbuat seperti itu? Lalu hubungan kalian dengan Rama itu apa?"

"Aku sepupunya, Rama juga merupakan cucu dari kakek. Alasan kenapa kakek mengusirnya, itu karena Rama gay dan...."

Risa menceritakan semuanya tentang Rama, dari sikap orang tuanya dan juga kakeknya yang mengusirnya. Bahkan tentang Takeshi mantannya Rama.

Shingo tidak pernah menduga di balik senyumannya Rama, terdapat banyak luka yang ia terima. Bahkan bisa di katakan lebih dalam luka Rama di bandingkan Shingo. Itu lah yang di pikirkan oleh Shingo.

"Lalu, sebelum aku dan kakek menjemput mu di rumah sakit. Rama datang menemui kakek dan meminta bantuan untuk mu.

Dan kakek menerima untuk membantu mu dengan syarat, Rama harus pergi sejauh mungkin dimana kau tidak akan bisa menemukannya lagi.

Rama tidak di izinkan untuk bekerja di bidang periklanan lagi. Semua hal yang bersangkutan dengan mu, harus Rama hindari. Dan kakek akan menikahkan mu dengan ku karena kakek telah membuat mu berhutang budi." Lanjut Risa menjelaskan.

"Bodoh... Apa yang dia lakukan? Apa dia pikir aku akan bahagia dengan perjuangannya ini?" Ujar Shingo.

"Setelah bersama mu, aku sangat yakin kalau kau benar benar mencintai adikku itu. Terima kasih banyak Shingo.

Aku akan membantu mu menemukan Rama, dan pergilah bersama dengannya setelah itu. Atau kau mengajaknya kembali kesini juga tidak masalah.

Pinta ku hanya tolong jaga dan bahagiakan Rama, dia juga sangat mencintai mu. Saat ini dia pasti sangat menderita karena harus melepaskan mu."

"Aku pasti akan menjaga dan membahagiakannya! Tolong bantu aku untuk menemukannya, Risa!

Setelah itu aku akan menemui kakek mu untuk membahas hutang budi ku padanya. Mungkin aku harus menyerahkan perusahaan kepada kakekmu, jika itu bisa membuat ku kembali dengan Rama."

"Berjuanglah Shingo."

Satu bulan berlalu, dan Shingo telah berhasil menemukan dimana Rama berada berkat Risa.

Setelah menemui kakek dan mereka berdebat, Shingo segera pergi menuju kepulauan Aogashima dimana Rama berada selama ini.

Sementara Shingo dalam perjalanan, Rama di pulau tersebut sedang berkeliling untuk menikmati pemandangan pulau tersebut.

"Empat bulan sudah aku disini, aku benar benar betah tinggal di pulau ini. Tidak pernah bosan berkeliling melihat kaldera* dan tebing tebing tinggi yang mengitari pulau Aogashima.

Para penduduk disini juga sangat ramah bahkan tidak terlalu ramai seperti Tokyo. Ini benar benar nyaman untuk pergi berlibur dan menenangkan hati serta pikiran.

Bulan depan adalah akhir tahun, dan lagi lagi aku harus menikmati akhir tahun ku sendirian.

Bahkan di saat aku atau pun Shingo-san ulang tahun, salah satu dari kami tidak ada yang bisa merayakannya bahkan ucapan saja tidak. Aku merasa selama hampir satu tahun ini tidak memiliki pacar meski kenyataannya waktu itu aku punya."

Kaldera adalah cekungan atau kawah vulkanik yang terbentuk akibat letusan gunung berapi.

Aku bergumam sambil menikmati indahnya langit yang ku pandangi dengan tiduran di rumput rumput hijau yang sangat bersih dan nyaman ini.

Angin yang berhembus sepoi sepoi membuatku teringat akan masa lalu ku bersama Shingo-san dan itu kembali membuat ku merasa sedih.

Mata ku terpejam, ini sungguh membuat ku merasa ngantuk dan ingin tidur sore di rumput ini.

Hal yang ku lakukan ini merupakan kebiasaan ku sejak pertama aku datang ke pulau Aogashima. Para penduduk pasti sudah tau akan kebiasaan ku, aku sangat dekat dengan mereka terlebih lagi anak anak kecil.

Karena aku juga suka menghabiskan waktu bermain main dengan anak anak disini.

Dan tanpa ku sadari, aku pun mulai terlelap...

Satu jam berlalu, Rama membuka ke dua matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah, sepasang kaki yang tidak Rama ketahui siapa orangnya.

Rama segera beranjak dari tidurnya dan melihat siapa orang tersebut. Betapa terkejut dan tidak percayanya, Rama pun mengucapkan nama orang tersebut. "Shingo-san..."

"Kau tidur pulas sekali, kaki ku sampai mati rasa di buatnya. Apa kau mimpi indah Rama?" Tanya Shingo dengan tersenyum.

"Kenapa kau bisa disini? Ah tidak, maksudku... Bagaimana kau tau kalau aku ada disini?" Tanya ku yang mendadak menjadi panik.

"Itu karena aku terus mencari mu, dan tadi aku sudah berada di penginapan mu. Lalu ada beberapa anak kecil mengatakannya pada ku, bahwa kau slalu berada disini setiap sore hari.

Jadi aku meminta mereka untuk mengantarkan ku kesini. Melihat kau yang sedang tidur pulas tanpa bantalan, tentu saja aku membiarkan kau tidur di pangkuanku."

"Kenapa kau mencari ku? Aku kan sudah memutuskan mu."

"Aku sudah memegang perusahaan X, dan seluruh harta akan di berikan padaku. Selain itu aku sudah bercerai dengan Miwa, jadi kau tidak perlu takut lagi akan hidup susah."

"Kalau begitu kenapa kau tidak mencari orang lain saja? Kenapa kau harus menemui ku yang sudah membuang mu?"

"Lalu, kenapa kau harus kesini? Kau bilang kau akan mencari pria kaya lainnya. Tapi kau malah datang ke tempat ini.

Kalau kau kesini, kau tidak bisa menemukan pria lain yang lebih kaya dari ku. Harusnya kau pergi ke kota lainnya."

"Aku kesini untuk pergi berlibur, dan mencari tempat yang damai. Aku bosan dengan keramaian kota."

"Berlibur? Kenapa kau tidak bisa pergi ke tempat lain untuk berlibur? Bagaimana jika saat kamu masih disini, dan gunung akan meletus?

Gunung ini masih aktif kan, bahkan hingga saat ini masih aktif. Apa kau tidak takut kalau ini bisa terjadi sewaktu waktu?

Bahkan di dalam kaldera masih terdapat kaldera lagi, bagaimana ini bisa di katakan berlibur?"

"Apa yang kau takutkan? Sudah 235 tahun lamanya gunung ini terakhir kali meletus, selain itu tempat ini sangat indah bukan?

Aku bahkan tidak bosan berkeliling kaldera dan melihat tebing tebing tinggi yang mengitari pulau Aogashima.

Selain itu kau juga bisa bermain scuba diving bahkan berendam di kawah vulkanik. Itu sangat menyenangkan."

Aku bercerita dengan sangat antusias hingga lupa kenapa Shingo-san datang untuk menemui ku.

Fight for Love (18+ / Ended) [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang