Chap 13

807 86 2
                                    

"Drrr... Drrrr...." Ponsel ku bergetar, segera aku menyeka air mata dan mengangkat panggilan telepon tersebut.

"Ada apa Toma-san?" Tanya ku.

"Bagaimana keadaan mu? Ku dengar kau tadi pingsan." Tanya balik Toma.

"Aku sudah tidak apa, dokter bilang aku terlalu banyak pikiran dan aku harus istirahat dengan cukup."

"Memangnya apa yang kau pikirkan? Pacar mu? Atau orang tua mu?"

"Kenapa kamu sangat ingin tau Toma-san? Yaa ada beberapa hal yang terjadi, dan itu membuatku sedikit stress."

"Kapan kau akan pulang dari rumah sakit?"

"Sore nanti."

"Aku akan menjemput mu."

"Tidak perlu Toma-san, aku hanya akan merepotkan mu."

"Sama sekali tidak, tunggu disana sampai aku datang. Kau mengerti?!"

"Tapi...."

"Tut... Tut... Tut...." Toma memutuskan panggilannya begitu saja.

Saat sore tlah tiba, Toma-san datang untuk menjemputku.
Meski Shingo-san sudah melarang ku untuk tidak dekat dekat dengannya, tapi aku tidak tau bagaimana caraku untuk tidak dekat dengannya.

"Kau sudah cukup istirahat bukan? Ayo kita pergi ke suatu tempat untuk menghilangkan beban mu." Seru Toma saat sedang memasang sabuk pengamannya.

"Pergi kemana?" Tanya ku.

"Bagaimana dengan club?"

"Tapi ini masih sore, bukan kah club bukanya malam hari."

"Lalu bagaimana dengan menonton film sebelum pergi ke club?"

"Baiklah, ku rasa tidak apa dengan itu."

Akhirnya kita pergi menonton film comedy, aku sempat berfikir untuk melupakan semuanya malam ini saja dan menikmati waktu ku bersama dengan Toma-san.

Menurutku Toma-san tidak seburuk yang di katakan Shingo-san.

Dan tibalah kita di tujuan utama yaitu club. Suasana begitu bising dan ramai, aku tidak terlalu sering pergi ke tempat seperti ini, tapi tidak masalah untuk malam ini.

"Ini bourbon pesanan anda." Ucap pelayan itu mengantarkan bourbon untuk kita berdua.

(Bourbon merupakan salah satu nama whiskey <minuman keras/alkohol>)

"Aku belum pernah minum ini sebelumnya, apa ini enak?" Tanya ku pada Toma-san sambil menaikkan gelas dan ku lihat warna dari bourbon tersebut.

"Menurutku lumayan, cobalah." Seru Toma.

Aku pun mencicipinya, dan ku rasa ini tidak terlalu buruk.
Lalu aku menghabiskannya dalam sekali tegukkan.

"Hei, kenapa kau minum secepat itu? Bagaimana jika kau pingsan lagi?" Ucap Toma yang melihat Rama langsung menghabiskan bourbonnya.

"Tidak akan, aku pingsan karena aku teringat dengan trauma ku. Karena dia mengatakan suatu hal yang membuat trauma ku kembali datang."

"Rama, jangan bilang kau sudah mabuk hanya dengan meminum segelas bourbon."

"Aku tidak mabuk."

"Benarkah, lalu lihat jari ku. Ada berapa?"

"Emm... Satu, dua, empat, emmm... Ada tujuh." Seru ku dengan menghitung jumlah jari Toma-san.

"Haaah sudah ku duga kau mabuk, ini ada sepuluh bagaimana mungkin bisa menjadi tujuh."

Toma tersenyum jahat ketika mengetahui Rama tlah mabuk.

Fight for Love (18+ / Ended) [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang