Mark's Love Story : Part 8

649 70 9
                                    

Cieee ada yang nunggu 😆😆😆

Maaf kalo agak dikit larut ya.

Happy Reading!!!

.

.

.

Bella tersadar dengan pandangan gelap dan sesak. Ia tidak bisa melihat apapun, namun dapat merasakan sakit disekujur tubuhnya. Kepala gadis itu juga berdenyut nyeri tanpa menyadari ada jejak darah yang hampir mengering, mengalir dipelipisnya.

"Mungkin dia akan membayar kita lebih banyak."

"Pria itu mungkin akan mencium kakiku untuk mendapatkan gadisnya kembali."

Suara tawa beberapa orang pria terdengar oleh Bella. Tapi matanya tidak dapat melihat apapun. Ia diikat, pandangan tertutup sesuatu  yang begitu erat, begitu juga dengan mulutnya. Jadi gadis itu tidak memiliki kesempatan untuk tahu dimana ia berada ataupun bersuara.

"Dia seperti orang gila saat mencari gadis itu. Jika saja Kale tidak mati di tangan pria itu, mungkin kita tidak akan bertindak sejauh ini." ujar pria lain yang terdengar di telinga Bella.

"Hei. Aku pikir ia sudah sadar."

Nafas Bella memburu dan gadis itu bergetar ketakutan mendengar langkah kaki yang semakin mendekat kepadanya. Gadis itu menangis. Namun suara tangisnya teredam karena mulutnya tertutup. Tidak ada yang yang bisa gadis itu lakukan selain berdoa dalam hati.

Lakban di mulutnya ditarik dengan keras. Membuat gadis itu bernafas keras dan menangis ketakutan. Dia tidak menyangka harinya menjadi seperti ini setelah apa yang ia alami.Yang gadis itu ingat ketika perjalanannya ke sekolah seseorang memukul dari belakang hingga tidak sadarkan diri. Setelah itu tidak ada lagi.

“Dengar gadis manis, yang perlu kau lakukan hanyalah mengikuti kata-kataku. Maka kami tidak akan menyakitimu. Mengerti?” suara itu terdengar lebih dekat hingga Bella tidak mempunyai pilihan lain selain mengengguk lemah.

.

***

.

Di sisi lain setelah hari menjadi gelap, Mark yang telah kembali sadar sudah bersiap untuk pergi. Tentu saja pergi untuk mencari Amor-nya. Pria itu sudah terlihat tenang meskipun perasaannya benar-benar terguncang. Wajah tegasnya terlihat datar dan tegang. Ia tidak menyangka akan seperti ini. Meruntuki semua yang telah ia lakukan di dalam hari. Semua tindakan bodoh dan tidak bergunanya. Jika saja ingatannya kembali lebih awal. Kembali ketika gadis itu memegang tangannya dan bertanya apakah Mark mengingatnya. Mungkin semua ini tidak akan menjadi seburuk ini.

"Tuan Mark. Anda harus melihat ini." ujar Jay yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar Mark yang sedang mengikat tali sepatunya.


"Nanti." ujar Mark dengan datar lalu berdiri. Ia bersiap untuk pergi jika Jay tidak menghalangi jalannya hingga membuat pria itu menggeram Marah.

“Ini sangat penting Tuan.” Ujar Jay lagi membuat Mark memejamkan matanya menahan emosi. Dengan cepat ia meraih kerah Jay dan menariknya mendekat.

“Tidak ada yang lebih penting dari Amor-ku.” Geram Mark yang bergumam dengan nada suara bergetar dan matanya yang memerah. Sebuah sisi baru Mark yang tidak pernah tunjukkan kepada orang lain lihat termasuk Jay. Namun pria itu tidak memperdulikannya seakan yang ia ingin sampaikan memang sesuatu yang lebih penting.

"Ini tentang Nona Bella. Sesuatu terjadi padanya." ujar Jay yang membuat mata Mark melebar. Nafasnya kembali berburu dan sesak. Melihat ekspresi Jay yang cemas membuat perasaanya kembali buruk. Semua ini sangat berat bahkan untuknya. Apalagi untuk Amor.

The Love Story of TripletsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang