Mark's Love Story : Part 19

595 51 13
                                    

Happy Reading!

.

.

.

Oxford City, England || 7.10 pm at Rodriguez's Mansion

Amor tengah berbaring di ranjangnya ketika gadis itu memainkan ponsel untuk melihat tutorial memasak. Belakangan ini ia sangat bersemangat melakukan itu karena koki baru mereka datang dari Italia. Jadi dia bisa belajar banyak tentang masakan Italia karenanya.

"Amor. My love."

Suara itu membuat pandangan Amor teralih pada suaminya yang baru datang dengan senyum hangat penuh cinta untuknya.

"You're home." ujar Amor yang langsung bangun meninggalkan ponselnya untuk memberi pelukan kepada Mark.

"Where's my kiss?"

Amor tersenyum dan memberi sebuah kecupan untuk Mark. Manarik dasi Mark dan melepaskan simpulnya. Sementara Mark mengelus pipi Amor yang terlihat lebih berisi dari sebelumnya.

"Kau sudah makan?"

"Aku akan makan bersamamu." jawab Amor.

"Kau belum makan? Aku terlambat pulang satu jam sayang. Kau bisa sakit jika terlambat makan." ujar Mark mengerutkan dahinya tidak suka. Tapi tetap mengelus wajah cantik istrinya dengan lembut.

"Aku tidak akan sakit. Lagipula sejak sore tadi Nora sibuk memaksaku untuk mencoba menu baru. Aku tidak begitu lapar." jawab Amor mempoutkan bibirnya. Membuat Mark terkekeh dan mengecup bibir manis yang mengerucut itu.

"Lalu? Kau suka dengan masakannya?"

"Sangat suka. Aku rasa itu ide yang hebat untuk membawa koki dari Itali. Aku sangat ingin belajar memasak darinya." ujar Amor yang membuat senyuman Mark kembali menghilang. Terlihat pria itu tidak suka melihat Amor melakukan kegiatan memasak yang ia pikir berbahaya. Tapi bagaimana bisa ia membantah keinginan itu ketika istrinya terlihat sangat antusias. Yang ia pikirkan sekarang adalah bagaimana supaya Amor tidak memasak menggunakan pisau ataupun penggorengan. Karena itu ia menyewa koki Itali.

"Oke. Baiklah cintaku. Ayo temani aku mandi sebelum kita makan malam."

Amor membentangkan tangannya suka cita ketika Mark mengangkat tubuhnya. Gadis itu mengalungkan mengacak rambut Mark sebelum menunduk memberikan ciuman lagi. Sebuah ciuman yang menjadi decakan panas karena gairah yang tiba-tiba datang dengan sendirinya.

.

***

.

Di meja makan yang besar hanya untuk dua orang. Mark menghela rambut Amor dan menyelipkannya di belakang telinga. Pria itu tersenyum, namun terlihat ada keraguan dan kesedihan di balik senyuman itu. Membuat Amor bingung ketika menangkap ekspresi itu saat menaikkan pandangannya.

"Mark? Ada apa?"

"hmmm?" tanya Mark seolah tidak mengerti apa yang istrinya tanyakan.

"Apa terjadi sesuatu?" tanya Amor yang terlihat mulai khawatir.

"Say it." ujar Amor saat jawaban Mark hanya keheningan.

Pria itu menunduk mengambil nafas. Lalu kembali mengangkat pandangan untuk menatap istrinya yang sangat cantik dan bersinar. Merasa bangga karena ia memiliki gadis ini sebagai istrinya.

"Besok aku harus kembali ke US atas permintaan ayah. Sepertinya Matt tidak bisa menghandle masalah yang dibuat Marcus. Para lelaki bodoh itu tidak pernah ingin serius menjalankan bisnis. Jadi aku harus membereskan masalah perusahaan."

The Love Story of TripletsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang