Mark's Love Story : Part 16

590 55 5
                                    

Hola... Hope you guys still wake up...

Happy Reading 😉😉😉

.

.

.

.

Amor berjalan dengan senyuman manisnya yang tidak sabar memperlihatkan sesuatu kepada Mark. Dimana ia kini sudah berhadapan dengan resepsionis. Tempat yang sering dulu ia kunjungi saat Mark terus-terusan mencoba menolaknya. Tapi sekarang tidak ada alasan sama sekali untuk takut bertemu dengan pria itu bukan?

Wanita yang menjaga tempat itu sempat mengerutkan dahinya heran saat melihat Amor mendatangi tempat ini kembali.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya wanita itu dengan ekspresi tidak ramah. Menunjukkan ketidaksenangannya atas keberadaan Amor. Membuat senyuman gadis itu hilang dan menjadi canggung.

"Bisakah aku bertemu Mark?" tanya Amor dengan senyuman ragu-ragunya.

Wanita itu tertawa mendengus mendengar pertanyaan Amor, membuat senyum gadis itu perlahan kembali menghilang dan dan digantikan dengan kebingungan.

"Apa Anda sudah ada janji?" tanya wanita itu terlihat menahan kesabarannya.

"Tidak..." jawab Amor pelan.

"Maka Anda tidak bisa menemuinya Nona. Silahkan pergi atau buat janji lebih dulu." ujar resepsionis itu lalu kembali pada pekerjaannya tanpa memperdulikan seseorang di depannya.

Sementara Amor menatap ponselnya yang sudah mati dan mendesah kecewa. Matanya kembali menatap resepsionis tadi yang beberapa kali mencuri pandang pada Amor dan menggeleng. Seolah ia melakukan hal yang bodoh dan sia-sia.

"Apa dia akan keluar nanti? Sebentar lagi kan jam makan siang?" tanya Amor mencoba berbicara dengan sopan dan ragu-ragu. Ia terlihat telah membuat kesalahan. Tapi tidak mungkin ia tidak mengerti dengan cara kerja perusahaan besar sehingga menganggu kerja mereka.

"Ya. Direktur akan keluar. Tapi jika Anda tidak ingin terlihat menyedihkan lagi saya sarankan untuk pergi saja. Anda tetap tidak akan bisa menemuinya." Jawab wanita itu terakhir sebelum beranjak dari tempatnya dan membiarkan Amor sendiri tanpa dapat bertanya lagi.

Gadis itu kini menunduk dan melihat sekeliling. Bertanya-tanya apa maksud wanita itu terlihat menyedihkan? Kenapa dia tidak bisa menemui Mark?

Amor berjalan perlahan menuju sofa yang berada di tepi jendela. Ia bertekad menunggu Mark di sana. Tidak lama, hanya 30 menit lagi.

***


Mark baru saja keluar dari lift diikuti oleh beberapa karyawannya. Pria itu bersiap untuk meeting di luar atas permintaan mitranya. Mark sangat tidak suka rapat di luar, karena menunjukkan tidak kompetennya seseorang dalam membagi waktu. Suasana mungkin akan terlihat informal, tapi apa yang bisa ia lakukan jika ini untuk kebaikan perusahaan.

Langkah yang tadi lurus dan pasti, tiba-tiba berhenti saat matanya menangkap seseorang. Gadis yang ia cintai. Amor yang duduk sofa dan bersandar pada dinding kaca─menekuk kepalanya beberapa kali karena tertidur dengan posisi yang tidak nyaman.

Dengan cepat, Mark melangkahkan kakinya lalu bertekuk saat berada di depan Amor. Tangannya membelai pipi putih itu dengan lembut─mencoba membangunkan. Namun gadis itu terlihat lelah hingga Mark perlu mengeluarkan suara.

"Sayangku... Love? bangunlah Amor." sapa Mark dengan sangat lembut.

Mata Amor perlahan terbuka setelah berkedip beberapa kali. Menemukan Mark yang tersenyum di depannya. Gadis itu pun ikut tersenyum walaupun hanya bertahan sebentar karena ia melihat pemandangan diluar yang hampir gelap.

The Love Story of TripletsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang