Tinggal 2 part lagi nih. Jangan lupa tinggalkan jejak 😉
Happy Reading
.
.
.
.
Setelah pernikahan dan bulan madu mereka, Mark memutuskan untuk membawa istrinya pindah ke penthouse di puncak gedung Rodriguez Corp. yang sudah ia renovasi menjadi rumah yang sempurna untuk ia dan Amor tinggali. Meninggalkan rumah yang sudah ia beli karena Mark merasa tidak dapat terlalu lama berpisah dengan istrinya. Jadi ia harus bisa melihat Amor kapanpun ia mau.
Begitupun Amor kini yang terlihat menikmati kehidupan barunya tanpa berusaha mencari kegiatan lain setelah pulang sekolah. Hanya bersama Mark dan menunggu suaminya untuk pulang kerja. Atau langsung turun ke bawah hanya untuk melihat suaminya.
Tapi hari ini terlihat berbeda. Gadis itu tidak mengunjungi Mark seharian dan sibuk dengan aktifitasnya sendiri. Membuat Mark memutuskan untuk kembali lebih awal dari sebelumnya.
Namun saat memasuki rumahnya, Mark mencium aroma yang wangi bercampur hangus memenuhi ruangan. Pria itu mengerutkan dahi saat berjalan cepat menuju dapur hingga menemukan kekacauan besar. Dimana ia melihat alat masak yang berantakan. Tepung yang berserakan dimana-mana, dan kini asap yang menyembur dari oven.
Ketika ia semakin dekat, pria itu menemukan istrinya tengah mencoba menarik wajan panggangan dari oven dan melemparkan nya ke wastafel. Menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Tapi ekspresinya menunjukkan bahwa ia tengah bingung dengan apa yang sedang ia lakukan.
Saat gadis itu berbalik ia terlihat mematung dengan mulut menganga, menemukan Mark di depannya.
"Aku pikir kau akan pulang terlambat." Ujar Amor lirih. Menelan ludahnya saat bertatapan dengan mata suaminya itu.
Mark yang tadi fokus melihat dapurnya yang sudah berantakan, kini ikut mematung saat menatap wajah istrinya. Wajah cantik yang sudah dipenuhi tepung. Bahkan sampai mengotori rambut hitamnya. Tubuh mungil itu berdiri canggung dengan ekspresi yang terlihat merasa bersalah.
Sudut bibir Mark berkedut. Ia tidak bisa menahan senyum saat melihat betapa memggemaskan istrinya kini. Amor yang terlihat takut, tapi dengan tepung di wajahnya. Ya Tuhan, apa yang telah ia lakukan sampai pantas menerima gadis ini sebagai istrinya.
Gadis ini terlalu menggemaskan.
Hari-harinya berwarna saat bersama Amor. Biasanya ia hanya masuk menutup pintu dan masuk ke kamar untuk menutup pintu lagi. tapi sekarang ia tengah menahan tawa karena ulah gadis kecil yang menautkan tangannya kebelakang karena menghancurkan dapur mereka.
"Aku pikir aku bisa membuat kue sesuai dengan resep yang Mommy berikan. Tapi aku tidak mengerti dengan penggunaan mesin-mesin ini. Jadi maaf..." ujar Amor merasa bersalah.
Tapi ekspresi ketakutan gadis itu berubah menjadi kesal saat menyadari Mark yang kini tertawa. Pria itu menertawakannya. Membuat Amor cemberut malu. Jantungnya hampir saja melompat keluar saat menemukan suaminya melihat semua kekacauan ini. Tapi yang ia takutkan kini terlihat menikmati pemandangan.
Mark dengan cepat mendekat kepada Amor. Menghapus sisa-sisa tepung yang menempel di wajah istrinya dengan sapu tangan. Namun tidak dapat berhenti tersenyum menatap wajah cantik itu.
"Aku tidak mengerti kenapa bisa tepung-tepung ini ada di wajah cantik istriku?" ujar Mark yang masih fokus membersihkan wajah Amor.
"Aku hanya mencoba mengaduk adonan dengan itu. Tapi tepung itu terbang kemana-mana saat aku memutarnya." Jawab Amor menunjuk sebuah blender yang sudah tergeletak di bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love Story of Triplets
RomanceCerita cinta (full romance) masing-masing kembar tiga Keluarga Rodriguez. Mark, Matt, dan Marcus. . . . Update once in 3 days.... Happy Reading 📖 . ### - Mark & Amor Story - [Completed] ✔ - Matt ➡️ Soon