Mark's Love Story : Part 7

618 66 17
                                    

Happy Reading You All 😉

Hope you guys enjoy it and leave support with The Star 🌟⭐🌟

.

.

.

Dahi Mark berkerut lebih dalam saat melihat satu boneka beruang dan sebuah foto yang sudah remuk berada di sana. Tidak lama untuk mebuat tangannya meraih boneka dan juga foto itu.

Sebuah boneka beruang coklat yang sangt familiar lagi dengan ingatan kosongnya. Lalu beralih pada sebuah remukan foto lebih menarik perhatian. Tentu saja membuat rasa penasaran dan cemas tiba-tiba menjalar di tubuh pria itu entah bagaimana. Membuat tangannya membuka remukan itu dengan perlahan dan menemukan sesuatu.

Sesuatu yang pernah hilang darinya...

Yaitu, kenangan.

.

.

Matanya menatap foto itu bergetar, bersama dengan nafas yang menjadi berat dan jantung berdetak dengan sangat cepat. Dimana ia melihat wajah pria yang tidak asing, tengah memeluk erat gadis kecil yang memegang boneka beruangnya. Boneka yang sama dengan yang berada di tangan Mark.

Entah bagaimana tiba-tiba perasaan menyesak timbul. Seiring dengan sebuah ingatan melintas cepat di kepalanya. Yaitu ingatan yang seperti memukul kepala Mark karena mencoba dengan keras untuk mengingat dengan tergesa-gesa.

Mark memegang kepalanya yang kesakitan. Lututnya goyah dan jatuh bertekuk di lantai. Sementara matanya mangabur karena kenangan yang terputar seperti sebuah film.

***

"Are you okay?" suara lembut yang membuat seorang remaja pria mengalihkan pandangannya pada seorang gadis kecil yang sangat cantik dengan memegang sebuah plester di tangannya.

"Ya." jawab suara itu dengan datar. Seakan sengaja menjawab singkat. Berharap gadis kecil itu pergi setelah ia menghiraukannya.

Namun gadis itu berjalan mendekat dan berdiri di depannya. Membuka bungkus plester dengan cepat sebelum menatap pria itu dengan senyum lembut dan polosnya. Dengan cekatan ia menempelkan plester di sudut bibir pria itu dengan rapi. Seolah itu adalah kegiatan yang sudah sering ia lakukan.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi. Tapi Mrs. White selalu bilang, diam bukanlah sebuah tindakan yang berguna. Ketika ada masalah yang pertama harus dilakukan seseorang adalah mengatakannya. Itu setidaknya bisa menyembuhkan luka walaupun sedikit."ujar gadis kecil itu dengan lancar tanpa tersendat. Menandakan betapa pintar dan bijaknya dia.

Remaja pria itu tersenyum mendengar kata-kata dari mulut anak kecil yang ia pikir mungkin masih berusia 10 tahunan. Ia merasajan perasaan aneh saat gadis kecil itu memberikan perhatian walaupun sedikit padanya. Perhatian yang tidak pernah ia dapatkan dari siapapun termasuk orang tuanya.

"Aku membenci mereka yang berbicara manis di depanku dan menghinaku di belakang. Kau pikir aku salah melukai orang seperti itu?" tanya pria itu. Ia terlihat tidak ragu saat bertanya, karena tahu gadis ini tidak akan mengerti masalah orang dewasa.

"Tidak. Orang jahat pantas menerima pukulan." jawab gadis itu dengan senyuman polosnya. Membuat pria itu tersenyum dan tertawa mendengan jawaban yang murni dengan kepolosan.

"Kalau begitu katakan padaku. Menurutmu kenapa aku tidak bisa mendapatkan orang baik untuk berada di dekatku? Mereka selalu berkhianat. Mendekatiku hanya karena aku punya uang. Juga orang tuaku yang tidak pernah memberi perhatian. Mereka selalu sibuk dengan pekerjaan mereka. Kenapa aku mendapatkan nasib buruk seperti itu?" tanya pria itu lagi yang kini terlihat sedih dan menahan amarahnya. Entah bagaimana ia bisa lancar berbicara dan bertanya dengan gadis ini. Padahal dengan orang lain saja ia selalu menjawab dengan gumaman.

The Love Story of TripletsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang